Hajinews — Kasus positif virus corona (Covid-19) di Indonesia naik kembali menjadi 12.568 orang, per Rabu (20/1). Tambahan tersebut membuat total kasus positif covid sejak awal pandemi mencapai 939.948 orang.
Satgas Covid-19 dalam laporannya hari ini turut mencatat ada sebanyak 9.755 orang sembuh. Ini merupakan rekor angka kesembuhan, melampaui catatan rekor sembuh sehari sebalumnya, 9.475 orang pada Senin (18/1). Tambahan hari ini membuat total pasien sembuh mencapai 763.703 orang. Sementara itu, tambahan kematian hari ini sebanyak 267 orang, membuat total angka kematian mencapai 26.857 orang.
Satgas Covid-19 juga mencatat jumlah spesimen yang diperiksa dalam 24 jam terakhir sebanyak 58.805 unit, dengan jumlah suspek yang tercatat sebanyak 79.418 orang. Sehari sebelumnya, jumlah spesimen yang diperiksa 63.300 unit, dengan jumlah suspek yang tercatat sebanyak 69.414 orang.
Kasus tambahan harian positif corona pernah terjadi pada laporan Satgas pada Sabtu (16/1). Saat itu, tambahan kasus baru tercatat sebanyak 14.224 orang. Adapun rekor kematian harian terjadi pada Selasa (19/1) berjumlah 308 orang, memecah rekor 306 orang yang terjadi pada 13 Januari.
Sejumlah epidemiolog mengaku jumlah testing yang dilakukan pemerintah Indonesia masih jauh dari kata ideal. Epidemiolog dari pidemiolog Griffith University, Dicky Budiman menyebut idealnya jumlah testing di Indonesia sebanyak 200-300 ribu per hari.
Angka tersebut itu dihitung berdasarkan jumlah populasi penduduk Indonesia dan tingginya angka rasio positif Indonesia lebih dari 32,82 persen. Angka positivity rate nyatanya jauh dari ambang batas minimal yang ditentukan WHO sebesar 5 persen.
Sementara itu dilansir CNNIndinesia, Rabu (20/1) Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyebut jumlah tes terkait paparan virus corona yang dilakukan Indonesia telah melampaui target WHO.
Diketahui, WHO menargetkan jumlah tes per minggu adalah 1:1.000 populasi. Dengan rasio itu, Indonesia harus menggelar 267 ribu tes setiap pekan. Meski begitu, Wiku mengakui tes massal di Indonesia masih menyimpan masalah. Pasalnya, jumlah tes tersebut tidak merata di seluruh wilayah.