Jakarta,
hajinews.id,- Investor asing diperkirakan masih akan keluar
dari pasar saham domestik hingga akhir tahun. Belum ada katalis yang cukup kuat
untuk mendorong asing masuk lebih banyak ke pasar saham domestik.
Senior Analis KGI Yuganur Wijanarko mengatakan transaksi
saham di Bursa Efek Indonesia hingga akhir tahun akan dikuasai oleh pemodal
lokal. “Dana asing keluar itu biasa, sampai tahun depan (transaksi) masih
akan didominasi oleh investor lokal. Asing tidak akan kemana-mana,” kata
Yuganur saat wawancara dengan CNBC Indonesia dalam Program Power Lunch, Selasa
(22/10/2019).
Hari ini investor asing
tercatat membukukan nilai jual bersih (net sell) senilai Rp 64,31 miliar di
seluruh pasar dan Rp 54,13 miliar di pasar reguler. Jika dihitung dari awal
tahun, di pasar reguler net sell asing sudah mencapai Rp 18,99 triliun.
Net sell terbesar terjadi dalam kurun waktu tiga bulan
terakhir senilai Rp 21,28 triliun. Namun dana asing yang keluar dari pasar
saham tersebut rupanya cuma berpindah ke pasar obligasi.
Berdasarkan data Ditjen Pengelolaan Pembiayaan
dan Risiko Kemenkeu (DJPPR) per 18 Oktober 2019 investor asing menggenggam Rp
1.038,65 triliun SBN, atau 38,85% dari total beredar Rp 2.673 triliun. Angka
itu turut menjadi rekor baru tertinggi sepanjang masa bagi nilai kepemilikan
asing.
Jumlah tersebut bertambah Rp 145,4 triliun dibanding posisi
akhir Desember Rp 893,25 triliun, sehingga persentasenya masih naik dari 37,71%
pada periode yang sama. Sejak akhir pekan lalu, investor asing tercatat masuk
ke pasar SUN senilai Rp 5,12 triliun, sedangkan sejak awal bulan masih surplus
Rp 9,26 triliun.
Pengamat pasar modal Siswa Rizali menyampaikan asing mulai
meninggalkan pasar saham domestik setelah sejumlah sektor menunjukkan tren
penurunan. “Dulu asing senang saham komoditas karena booming. Tetapi
sekarang sudah tidak. Demikian pula dengan saham konstruksi, dulu asing banyak
masuk tapi ada perlambatan ekonomi, asing mulai keluar,” kata Siswa saat
dialog di CNBC Indonesia.
Siswa menambahkan, sejak 2014/2015 ada tren investor membeli
saham-saham small cap yang punya potensi pertumbuhan tingggi. Namun belakangan
saham-saham tersebut mulai terkoreksi harganya karena perlambatan ekonomi
domestik.
“Saham small cap cenderung pertimbangannnya growth dan
capital gain. Kalau ekonomi melambat maka harga sahamnya juga drop. Sementara
kalau saham big cap cenderung stabil,” tambah Siswa.
Hari ini, dinamika pasar saham domestik dipengaruhi oleh
sentimen penunjukan menteri oleh Presiden Jokowi. Sejauh ini, Sri Mulyani sudah
ditetapkan secara pasti menjadi Menteri Keuangan. (cnbcIndonesia)