✍? Tommy Abdillah
Salah satu fitnah terbesar umat Nabi Muhammad SAW adalah harta. Ujian harta bila berlebih membuat manusia bisa lupa diri dan sombong sebagaimana kisah perjalanan hidup Qarun.
Harta benda dicari dengan jerih payah tak kepalang tanggung peras keringat banting tulang. Pergi keluar rumah sebelum matahari terbit dan kembali ke rumah setelah matahari tenggelam.
Bahkan ia berani menghalalkan segala cara. Semua itu dilakukan demi meraih kesuksesan hidup didunia yang serba fatamorgana.
Saat yang diminta dari maha kuasa diberikan tapi ia lupa dzat yang maha memberi rezqi. Seolah-olah apa yang diperoleh dan dimiliki adalah hasil jerih payahnya.
Haji dan umrah tak mampu ditunaikan meski harta berlimpah. Malah dia katakan belum ada panggilan.
Zakat, infaq dan sedekah tak mampu dibayarkan meskipun proposal sumbangan dari anak-anak yatim, pembangunan mesjid dan perjuangan dakwah Islam sudah ditangan.
Ia berat mengeluarkan sebagian uangnya karena takut berkurang dan habis tabungannya. Ia khawatir akan masa depan diri dan keluarganya terancam miskin serta susah. Ia sangat pelit bin bakhil terhadap agama Allah SWT.
Ia mengira uang tabungan deposito, aset property, emas dan perak mampu mengekalkan hidupnya. Ternyata fakta berbicara perlahan tapi pasti Allah mencabut nikmat harta bendanya.
Kehidupan keluarganya tidak harmonis, anak-anak pun susah diatur, bisnisnya sering ditipu orang, tubuhnya mulai mengidap penyakit berat dan hartanya mulai habis untuk biaya perobatannya. Akhirnya ia jatuh bangkrut dan mengalami kematian.
Ya Allah.. Kami berlindung kepada-Mu dari rasa sedih dan putus asa serta kami berlindung kepada-Mu dari kikir dan bakhil. Aamiin
Rasulullah SAW bersabda,
Manusia berkata, Hartaku-hartaku.
Beliau SAW bersabda, “Wahai manusia, apakah benar engkau memiliki harta? Bukankah yang engkau makan akan lenyap begitu saja? Bukankah pakaian yang engkau kenakan juga akan usang? Bukankah yang engkau sedekahkan akan berlalu begitu saja?”.(HR. Muslim no. 2.958)
Wallahu a’lam