Qur’an dan Medical Check Up

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh: Mochammad Sa’dun Masyhur

Penulis adalah Holistic Healing Consulting, Expert and Inventor Medical Quran, tinggal di Bogor, Indonesia.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Medical check up merupakan serangkaian uji medis dan laboratoris yang dilakukan untuk mengetahui kondisi kesehatan seseorang secara menyeluruh. Tulisan tentang medical check up, secara klinis banyak tersaji di berbagai media massa. Berbeda dengan itu, analisa kali ini menitikberatkan dalam perspektif Alquran.

Dalam kaitan itu, Alquran memang tidak secara khusus menyampaikan bentuk medical check up yang terperinci sebagaimana dilakukan secara medis. Namun setidaknya Alquran telah menetapkan bagian-bagian tubuh tertentu, sebagai kreteria, batasan-batasan, dan tolak ukur untuk menunjukkan bahwa tubuh manusia itu secara keseluruhan dalam kondisi sehat dan normal.

Marilah kita cermati ayat Alquran yang menjelaskan secara umum bentuk dan metode medical check up tersebut.

Pada QS. 7. Al-A’raf, Ayat 195, Allah SWT berfirman:
أَلَهُمْ أَرْجُلٌ يَمْشُونَ بِهَآ  ۖ أَمْ لَهُمْ أَيْدٍ يَبْطِشُونَ بِهَآ  ۖ أَمْ لَهُمْ أَعْيُنٌ يُبْصِرُونَ بِهَآ  ۖ أَمْ لَهُمْ ءَاذَانٌ يَسْمَعُونَ بِهَا  ۗ قُلِ ادْعُوا شُرَكَآءَكُمْ ثُمَّ كِيدُونِ فَلَا تُنْظِرُونِ
“Apakah mereka (berhala-berhala) mempunyai kaki untuk berjalan, atau mempunyai tangan untuk memegang dengan .keras, atau mempunyai mata untuk melihat, atau mempunyai telinga untuk mendengar? Katakanlah (Muhammad), Panggillah (berhala-berhala itu) yang dianggap sekutu Allah, kemudian lakukanlah tipu daya (untuk mencelakakan), dan jangan kamu tunda lagi.”

Ayat di atas oleh para ahli tafsir dimaknai sebagai peringatan Allah, kepada para pemuja benda-benda, patung-patung, berhala. Alasannya sangat jelas bahwa berhala tidak sederajat, bahkan lebih rendah dari manusia. Terlebih berhala tidak memiliki kelengkapan tubuh, yang berfungsi sebagaimana manusia.

Dalam konteks yang lebih luas, sesungguhnya ayat di atas juga menegaskan perbedaan yang nyata antara kondisi dan fungsi kelengkapan tubuh manusia yang sehat dan normal, dibandingkan dengan patung berhala yang kaku, membeku, mati dan tidak dapat digerakkan sama sekali, sehingga tidak pantas untuk disembah.

Secara tidak langsung perbandingan tersebut menjelaskan, bagaimana kondisi dan fungsi kelengkapan tubuh manusia yang sehat dan normal itu. Adapun bagian tubuh manusia yang dijadikan sebagai instrumen dan parameter untuk melakukan uji perbandingan tersebut adalah kaki, tangan, mata dan telinga.

Dengan mengunakan parameter kaki, ayat di atas bertanya, “Apakah berhala mempunyai kaki untuk berjalan?”
Pertanyaan tersebut sekaligus sebagai jawaban, bahwa kaki manusia yang sehat dan normal harus dapat digunakan untuk berjalan. Maka gangguan sedikit saja, yang menyebabkan kaki manusia tidak dapat berjalan dengan baik, atau dirasa tidak nyaman saat berjalan, berarti menunjukkan kondisi kaki yang tidak sehat dan tidak normal.

Padahal sesuai dengan kaidah Medical Quran (MQ), kaki inilah pada saatnya nanti akan memberikan kesaksian (QS. 36. YaaSiin: 65), karenanya pasti berhubungan dengan seluruh tubuh. Maka sedikit saja gangguan pada kaki, akan berpengaruh pada seluruh tubuh. Sebaliknya gangguan pada sebagian tubuh akan berakibat pada gangguan fisik dan fungsi kaki.

Berkaitan dengan itu, seringkali dalam pemeriksaan awal di Rumah Sakit, dalam kondisi berbaring, pasien yang mengalami gangguan di perut, dada atau punggung diminta untuk mengangkat kaki dan atau tangan. Demikian halnya mengetahui perubahan suhu pada kaki dan tangan juga pertanda penting. Tujuannya untuk mengetahui gejala-gejala gangguan penyakit. Karena kedua bagian tersebut tersambung secara fisiologis dengan seluruh tubuh.

Selanjutnya dengan mengunakan parameter tangan, ayat di atas menegaskan bahwa tangan manusia yang normal dan sehat, harus dapat berfungsi untuk memegang atau mengenggam dengan keras. Kata yabthisyuun dalam konteks ayat, bermakna sebagai tindakan dengan keras, dengan sepenuh kekuatan tenaga.

Sebenarnya fungsi tangan memegang atau menggenggam dengan sangat erat, atau dengan sepenuh kekuatan tenaga tersebut, berkaitan juga dengan fungsi jari-jemari yang kedudukannya persis sama, mewakili seluruh anggota tubuh. Karena itulah Allah SWT, dengan gaya bahasa pars pro toto, hanya menyebut sebagian padahal dimaksudkan seluruh tubuh, akan menyusun kembali jari-jemari itu, dengan sempurna (QS. 75. Al-Qiyamah: 4).

Oleh karenanya jika tangan manusia tidak memiliki kekuatan tenaga, tidak kuat mengenggam sesuatu, tidak bisa berjabat tangan dengan erat, tidak nyaman, maka dapat dipastikan seseorang itu telah sedang sakit, atau tidak normal tubuhnya. Apalagi jika tangan tersebut dalam kondisi lemah dan tidak mampu digerakkan, itu tandanya mendekati seperti tangan berhala, yang mati rasa, dan tidak bisa berfungsi apa-apa. Padahal dalam kaidah MQ, tangan berpasangan dengan kaki, terhubung, karenanya pada saatnya nanti akan dapat bercerita, apa yang telah diperbuat oleh seluruh tubuh (QS. 36. YaaSiin: 65).

Dengan mengunakan parameter mata manusia, kondisinya terbalik dengan mata berhala yang seolah memandang, padahal tidak melihat, (QS. 7. Al-A’raaf: 198). Sedangkan mata manusia yang normal dan sehat, harus dapat berfungsi untuk melihat.

Tidak hanya dalam fungsi melihat, dengan bantuan oftalmoskopi atau funduskopi, pemeriksaan melalui mata, bahkan dapat mendeteksi banyak penyakit serius di tahap awal, dengan tingkat akurasi yang tinggi. Hal ini menjelaskan bahwa gangguan sedikit pada mata, menunjukkan adanya ganguan pada tubuh manusia.

Dan dengan mengunakan parameter telinga, Alquran bertanya, “Apakah telinga berhala dapat mendengar?” Sedangkan telinga manusia yang sehat dan normal, sudah pasti dapat mendengar. Bahkan sesuai autologi yaitu ilmu yang secara khusus mendalami penyakit telinga, anatomi dan fisiologi telinga manusia, terhubung dengan seluruh tubuh.

Dalam hal ini gangguan pada salah satu organ tubuh, tidak hanya berdampak langsung pada fungsi telinga, tetapi juga akan berdampak pada perubahan fisiknya. Bagi orang yang sehat, daun telinganya akan lebih lentur, sebaliknya dikala sakit, telinga akan lebih keras dan agak kaku.

Dari paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa kondisi dan fungsi kaki, tangan, mata dan telinga yang dijadikan parameter pembeda dengan patung berhala, sekaligus sebagai penanda penting terhadap kondisi tubuh manusia yang sehat dan normal. Karena itu kondisi dan fungsi kaki, tangan, mata dan telingga tersebut, dapat dijadikan tolak ukur untuk melakukan general medical check up.
Wallahu’alam bishowab.

Yang terpenting, setelah melakukan general medical check up, sepantasnya akan timbul kesadaran, dan semoga semakin mempertebal keyakinan untuk selalu menyembah dan mendekatkan diri hanya dan hanya kehadirat Allah SWT. Aamiin Ya Robbal ‘Alamin.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *