Jakarta, hajinews.id,- Kondisi ekonomi dunia saat ini penuh dengan ketidakpastian. Hampir seluruh negara menurunkan proyeksi atau outlook perekonomiannya tahun ini dan tahun depan. Semua ini gara-gara perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan China, yang disulut oleh Presiden Donald Trump.
Lembaga moneter internasional yaitu IMF (International Monetary Fund), mengoreksi proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia di tahun ini menjadi 3%. Tahun depan, ekonomi dunia diproyeksi IMF tumbuh 3,4%. Namun masih jadi tanda tanya apa alasan ekonomi dunia tahun depan bakal lebih baik.
“Ketidakpastian ekonomi di 2020 tidak berkurang dan masih besar. Jadi perlambatan ekonomi akan terjadi sampai tahun depan,” kata Deputi Gubernur Bank Indonesia, Dody Budi Waluyo, di Surabaya, Kamis (7/10/2019).
Fenomena suku bunga yang rendah, akan membuat investor mencari negara yang menawarkan suku bunga yang masih lebih tinggi. Indonesia menjadi salah satu negara yang diincar investor sektor keuangan, karena imbal hasil yang masih cukup tinggi dibanding negara lain. Namun perlu diwaspadai bila ada pembalikan dana secara tiba-tiba. Ini akan mengganggu stabilitas sistem keuangan.
“Di 2020, pertumbuhan ekonomi AS akan turun. Jadi perlambatan ekonomi AS tahun depan akan parah,” katanya.
Dody mengatakan, tahun ini ekonomi Indonesia bakal tumbuh
5,05%. Di kuartal IV-2019, menurut Dody, para pelaku ekonomi mulai mendapatkan
kepastian, karena kabinet pemerintah sudah terbentuk. Pada kuartal III-2019
lalu, banyak pelaku ekonomi yang masih menunggu kepastian kabinet.
“Confidence dan optimisme tetap ada. Outlook ekonomi Indonesia di 2020
5,1-5,5%,” ungkap Dody.
“Kebijakan akomodatif sudah ada. Ekonomi Indonesia pertumbuhannya menuju
5,3% pada tahun depan,” kata Dody.
PR yang harus dilakukan saat ini adalah menarik investasi. Terobosan pemerintah
dengan membuat omnibus law, diharapkan Dody akan segera terlaksana sehingga
bisa memberikan kemudahan bagi investor yang akan masuk ke dalam negeri
(fur/cnbci).