Jakarta, Hajinews.id, Laporan CNN Indonesia menyebut Bank Indonesia (BI) mencatat aliran modal yang masuk ke pasar keuangan dalam negeri mencapai Rp266 triliun. Aliran modal tersebut masuk sejak awal tahun hingga 7 November 2019.
Aliran modal masuk tersebut menurut mereka turut menopang stabilitas nilai tukar rupiah sehingga bisa terapresiasi sebesar 2,68 persen sejak awal tahun. Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo mengatakan aliran modal asing sebagian besar mengalir kepada Surat Berharga Negara (SBN).
“Gambaran itu menutup sampai dengan perkembangan terakhir, kami lihat rupiah relatif stabil bahkan kemarin, Kamis (8/11) berada di Rp13.990 per dolar AS,” ujarnya, Jumat (8/11).
Ia menyatakan aliran modal masuk tersebut dipicu sentimen positif baik dari domestik maupun global. Dari domestik, lanjut dia, investor menyambut positif pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal III 2019 sebesar 5,02 persen.
Meski melambat dibandingkan kuartal II 2019, namun capaian itu diklaim bank
sentral di atas perkiraan pasar di tengah ketidakpastian ekonomi global. Lebih
lanjut, posisi cadangan devisa (cadev) Indonesia pada akhir Oktober 2019 juga
membaik.
Cadev tercatat sebesar US$126,7 miliar atau meningkat dibandingkan bulan
sebelumnya, yaitu US$124,3 miliar. Selain itu, defisit Neraca Pembayaran
Indonesia (NPI) kuartal III tahun ini juga menyempit.
BI mencatat defisit NPI sebesar US$46 juta dari kuartal kedua yang mencapai
US$2 miliar. Sejalan dengan perbaikan NPI, defisit neraca transaksi
berjalan pada kuartal III 2019 juga membaik.
Defisit neraca transaksi berjalan tercatat sebesar US$7,7 miliar atau 2,7
persen dari PDB, lebih rendah dibandingkan defisit kuartal sebelumnya, yaitu
US$8,2 miliar atau 2,9 persen dari PDB.
“Jadi, investor sangat positif terhadap Indonesia,” ujarnya.
Dari sisi global, Dody menyebut sentimen positif mewarnai pasar dalam kurun
sepekan terakhir. Sentimen tersebut terutama datang dari negosiasi perdagangan
AS-China yang mengarah ke damai.
Tak hanya itu, data ekonomi Negeri Paman Sam seperti data non manufaktur juga
membaik. Karenanya, ia bilang optimisme dan kepercayaan investor membaik
sehingga mereka mencari imbal hasil (yield) yang lebih tinggi di untuk
penempatan dana.
“Dari situlah muncul aliran modal yang masuk ke negara-negara berkembang
termasuk ke Indonesia dalam jumlah yang cukup baik,” katanya.