Mengapa Mereka Benci Nabi ?

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh: Dr Adian Husaini

( S-1: Fakultas Kedokteran Hewan IPB Bogor S2: Hubungan Internasional Universitas Jayabaya Jakarta S-3: Ph.D. dalam Islamic Civilization di International Institute of Islamic Thought and Civilization– Internasional Islamic University Malaysia, Wartawan Harian Republika, 1993-1997)

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Dalam bukunya, “Muhammad, A Biography of the Prophet”  (1996), Karen Armstrong menggambarkan keresahannya, bahwa di Eropa pada tahun-tahun belakangan ini,  kebencian lama terhadap Islam mulai terus dibangkitkan. “Orang-orang Eropa mudah menyerang Islam, walaupun mereka hanya tahu sedikit tentang Islam,” tulis Armstrong, mantan biarawati yang banyak menulis buku tentang Islam, Yahudi, dan Kristen.

Apa yang ditulis Armstrong tidak berlebihan. Eropa memiliki sejarah yang panjang dalam berhadapan dengan Islam. Dan belakangan, sebagian kalangan intelektual ‘neo-orientalis’ Yahudi seperti Prof. Bernard Lewis,  membangkitkan kembali sejarah lama itu dengan paduan skenario ‘benturan antar-peradaban’ (clash of civilizations) pasca Perang Dingin. Begitu Perang Dingin usai, Lewis sudah memunculkan wacana “clash of civilizations”, dalam artikelnya berjudul “The Roots of Muslim Rage” di Jurnal “Atlantic Monthly”  edisi September 1990. Artikel ini muncul sebagai persiapan penentuan musuh baru bagi Eropa/Barat usai Perang Dingin.

Bernard Lewis  menyebut peradaban Barat dengan sebutan “Christian Civilization”, dengan unsur utama agama Kristen. Lewis membuka bukunya, “Islam and the West”,  dengan ungkapan, bahwa lebih dari 1400 tahun Islam dan Dunia Kristen telah hidup saling berdampingan, sebagai tetangga, sering sebagai rival, dan kadan-kadang sebagai musuh antar sesama.

Dalam bukunya yang lain, The Muslim Discovery of Europe, Lewis memulai dengan bab berjudul ‘Contact and Impact’. Ia mencatat, sejak awal mula perkembangannya,  Islam telah melakukan kontak fisik dengan dunia Kristen. Ketika Nabi Muhammad saw memulai misinya pada awal abad ke-7, seluruh kawasan wilayah Laut Tengah  (Mediterrania) adalah bagian dari wilayah Kristen (Christendom), yang kemudian berganti menjadi wilayah Islam. Sejak awal perkembangannya, Islam telah mengancam eksistensi Dunia Kristen (Christendom).

*****

Wacana untuk membangkitkan kewaspadaan khusus orang-orang Barat terhadap Islam tampak jelas dalam bukunya “The Crisis of Islam: Holy War and Unholy Terror (2004)”.  Sasarannya adalah menjadikan Islam sebagai “musuh bersama” Eropa. Kaum Muslim seperti dipancing, agar marah dan melakukan kekerasan, karena Nabi mereka dihina dan dilecehkan.

Ini sebagian dari skenario kelompok neo-konservatif untuk membangkitkan kebencian lama Barat terhadap Islam. Ada tiga sasaran: (1) sebagai bagian dari upaya untuk menyatukan Eropa (juga masyarakat Barat)  kembali sebagai satu kekuatan Kristen sebagaimana terjadi dalam Perang Salib yang dimulai tahun  1095, dan (2) agar masyarakat Eropa mengalihkan dukungan, tidak lagi mendukung perjuangan Palestina, (3) kepentingan dukungan politik dalam negeri negara tertentu.

            Peristiwa Perang Salib menunjukkan, bahwa Eropa pernah bersatu saat menghadapi Islam. Pada tahun 1095 Paus Urbanus II berhasil menggalang kekuatan Kristen, melupakan perbedaan antara mereka, dan bersatu padu melawan kekuatan Islam. Dalam pidatonya, Paus menyatakan, bahwa bangsa Turki  (Muslim) adalah bangsa terkutuk dan jauh dari Tuhan. Diserukan, “Killing these godless monsters was a holy act: it was a Christian duty to exterminate this vile race  from our lands.”

Karen Armstrong menggambarkan pengaruh Perang Salib terhadap masyarakat Barat dalam bukunya, Holy War: The Crusades and Their Impact on Today’s World, (London: McMillan London Limited, 1991).

Perlu dicatat bahwa sejarah benturan Eropa-Islam memang berlangsung sangat panjang. Islam memang satu-satunya peradaban dan kekuatan yang pernah menaklukkan Barat. Islam pernah menduduki Spanyol selama sekitar 800 tahun (711-1492). Islam pernah menaklukkan Ibu Kota Romawi Timur (Konstantinopel) tahun 1453. Islam pernah mengepung Vienna – yang menjadi jalan penaklukan bagian Eropa lainnya – selama dua kali (1529 dan 1683). Dan Islam juga akhirnya memenangkan Perang Salib yang berlangsung hampir 200 tahun. Karena itulah, Samuel Huntington menulis : ‘’Islam is the only civilization which has put the survival of the West in doubt.’’

Hingga kini, di Eropa dan kalangan Kristen Barat pada umumnya, sejarah lama itu begitu mudah digunakan untuk menimbulkan kecurigaan dan kebencian atau sentimen anti-Islam (Islamofobia). Di Amerika, serangan Jepang terhadap Pearl Harbour tidak menimbulkan sentimen anti-Jepang. Meskipun begitu banyak warga keturunan Hispanik yang melakukan aksi terorisme, tetapi tidak muncul gelombang anti-Hispanik di Amerika. Tetapi, begitu dalam peristiwa WTC 11 September 2001 dimunculkan wajah-wajah Arab sebagai pelakunya, maka terjadi gelombang sentimen anti-Islam di mana-mana.

                                                                        *****

            Terulangnya kasus-kasus pelecehan terhadap Nabi Muhammad saw memang sangat keterlaluan. Dan itu dibiarkan atas nama kebebasan beragama. Bagi kaum Muslim, peristiwa ini tentu saja sangat menyakitkan. Kaum Muslim tidaklah sama dengan kaum Liberal yang dengan mudahnya membiarkan saja pelecehan-pelecehan terhadap Tuhan dan agama mereka.

            Peristiwa pelecehan terhadap Nabi Muhammad saw tentu begitu menyakitkan hati kaum Muslim. Tetapi, di samping itu, bagi kaum Muslim hujatan tiada henti kepada Sang Nabi juga membuktikan kebenaran al-Quran: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu ambil  menjadi teman kepercayaanmu, orang-orang yang berada di luar kalanganmu (karena) mereka tidak henti-hentinya menimbulkan kemudharatan bagimu. Mereka menyukai apa yang menyusahkan kamu. Telah nyata kebencian dari mulut mereka, dan apa yang disembunyikan oleh hati mereka lebih besar lagi. Sungguh telah Kami terangkan kepadamu ayat-ayat (Kami), jika kamu memahaminya.” (QS Ali Imran: 118).

Apalagi, hujatan-hujatan  mereka kepada Nabi Muhammad saw, tidak sedikit pun mengurangi kecintaan kita kepada beliau saw. Allahumma shalli ‘alaa Muhammad.

 (Depok, 15 November 2019)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *