Mengharukan, Pertemuan Ibu dan Anak Palestina setelah Berpisah 20 Tahun

Amjad Yaghi memeluk ibunya Nevine Zouheir setelah 20 tahun terpisah. Foto-foto: Straitstimes
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Kairo, hajinews.id-Wartawan Palestina Amjad Yaghi baru berusia sembilan tahun ketika sang ibu meninggalkan Jalur Gaza ke Mesir untuk mendapatkan perawatan medis. Setelah berpisah selama 20 tahun, akhirnya mereka bertemu kembali pekan ini.

Seperti dilansir kantor berita Antara, setelah kepergiannya dari Gaza pada 1999, sang ibu Yaghi, Nevine Zouheir, tidak dapat kembali ke Gaza lantaran sakit tulang belakang yang diderita, yang mengharuskannya menjalankan operasi.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Meski telah berupaya 14 kali untuk melihatnya, Yaghi tidak bisa keluar dari Gaza karena kelompok Hamas mengambil kendali wilayah tersebut pada 2007. Dan Israel dan juga Mesir memberlakukan blokade yang mencakup pembatasan perjalanan.

Yaghi diundang untuk menghadiri konferensi di luar negeri. Namun ia menerima izin perjalanan hanya setelah acara tersebut selesai, membuatnya tak memiliki alasan yang tepat untuk menyeberangi perbatasan. Hingga akhirnya kini  di Yaghi diberikan visa untuk memasuki Mesir melalui Jordania dan ia pun menuju apartemen ibunya di Kota Nile Delta, Benha pada Senin.

Saat sang ibu melihatnya dari balkon, ia pun meneriakkan nama putranya itu. Zouheir bergegas turun untuk memeluk anaknya dan mereka saling berpegangan erat melepas rindu.

“Begitu sulit, mengetahui kamu bisa meninggal tanpa mewujudkan impianmu, tanpa melihat keluargamu yakni ibumu,” kata Yaghi, yang mengalami luka akibat konflik bersenjata dengan Israel pada 2009.

“Di setiap situasi, kamu membutuhkan seorang ibu. Memang, saya berusia 29 tahun. Tetapi saya membutuhkan ibu di samping saya,” katanya. “Saya memiliki saudara yang semuanya hebat, tetapi seorang ibu penting di sebuah negara yang hidup di bawah pendudukan,” tambah dia.

Terkait masalah keamanan, Israel menjaga ketat kontrol terhadap pergerakan warga Palestina di dalam dan di luar Jalur Gaza, yang dirampas oleh Israel dalam Perang Timur Tegah 1967.

Mesir hanya sesekali membuka perbatasan di kota Rafah untuk memperbolehkan orang-orang tertentu melintas, seperti pemegang paspor asing, pelajar dan mereka yang membutuhkan perawatan medis. (wh/ant)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *