Travel Agents Diminta Setor Duit Rp 5 Miliar oleh Ari Askhara

Ari Askhara dipecat dari kursi Dirut PT Garuda Indonesia karena kasus penyelundupan.
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



JAKARTA, hajinews.id – Terlepas dari kasus penyelundupan barang mewah berupa motor Harley Davidson dan sepeda Brompton menggunakan pesawat airbus A330-900 seri Neo, Ari Askhara dianggap sosok yang kurang bersahabat dengan travel agent konvensional.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Travel Agent Indonesia ( Astindo) Pauline Suharno menilai, Direktur Utama PT Garuda Indonesia yang baru dipecat dalam kasus penyelundupan itu banyak membuat kebijakan yang kurang ramah bagi travel agent. “Semenjak diangkat sebagai Direktur Utama, Ari Askhara banyak membuat kebijakan yang kurang bersahabat bagi travel agent,” ujar Pauline di Jakarta, Sabtu (7/12).

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Pauline menontohkan, kebijakan Garuda untuk menghapus harga promo domestik, menghilangkan komisi agen digantikan dengan sales fee, serta hanya memberikan prioritas kepada agen umrah dan Online Travel Agent (OTA) tertentu.

Pauline mengatakan, jika ingin mendapatkan harga khusus dan promo, travel agent harus menyetorkan uang senilai Rp 5 miliar terlebih dahulu. “Kami enggak mau di antara anggota kami enggak sehat, sehingga menolak praktik tersebut. Agen-agen besar pun sepakat,” ucapnya.

Menurut dia, selama kepemimpinan Ari, kebijakan maskapai pelat merah tersebut justru bertentangan dengan visi-misi Presiden Joko Widodo (Jokowi). Presiden ingin menggalakkan wisata dalam negeri. Maka jika tiket promo domestik dihapuskan, para wisatawan menjadi enggan bepergian di dalam negeri.

“Contoh, harga tiket PP Jakarta-Manado Rp 6,8 juta, traveler akan memilih untuk ke luar negeri seperti Jepang/Korea yang harga tiketnya notabene sama atau bahkan bisa lebih murah saat ada harga promo,” tuturnya.

Pauline melanjutkan, banyak konsumen yang mempertanyakan konsistensi Garuda Indonesia sebagai penerbangan nasional bintang lima. Banyak pengalihan rute hingga buka-tutup layanan penerbangan yang membuat para agen kehilangan kepercayaan dari konsumen.

“Pengalihan rute Amsterdam yang tidak bisa diprediksi, hingga via Medan. Destinasi London yang on-off. Rute direct Perth yang suka batal di last minutes, membuat pelaku travel agent kehilangan kepercayaaan,” katanya.

Belum lagi, kata Pauline, penurunan standard on-board meal yang seperti dipaksakan untuk hemat tapi menurutnya tidak pada tempatnya. “Saya terbang JKT-PKU 1 jam 50 menit, biasanya disediakan hot meal, tapi terakhir bulan lalu, hanya dapat dua potong roti dr Harvest, PKU-JKT hanya dapat dua potong donat ukuran sedang dari Krispy Kreme. Tidak ada alternatif minuman lain selain mineral water botol kecil,” papar dia.

Kemudian, tambah Pauline, travel agen umrah yang tidak menyetor Rp 5 miliar, maka penerbitan tiketnya akan dipersulit. “Jadi, tiket tujuan umrah dimonopoli hanya bisa di-issue oleh agen yang setor uang Rp 5 miliar,” tuturnya.

Sebelumnya, Keputusan Menteri BUMN Erick Thohir mencopot I Gusti Ngurah Askhara Danadiputra atau Ari Askhara dari kursi Direktur Utama PT Garuda Indonesia  juga diapresiasi oleh Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI), Hariyadi Sukamdani.

Menurut Hariyadi, dalam tanda kutip, Ari Askhara adalah salah satu biang penyebab mahalnya harga tiket pesawat belakangan ini yang mencekik konsumen. “Ini terus terang, saya dengan adanya pergantian dirut Garuda ini, saya sebagai Ketua PHRI dari sektor pariwisata gembira banget. Kita yang komplain paling berat karena dia dalam tanda kutip penyebabnya,” kata Hariyadi di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Jumat, 6 Desember 2019.

“Dia menciptakan dalam tanda kutip palka kartel. Dia mendikte pasar, sampai Traveloka dipencet sama dia, segala macam, enggak fair lah,” lanjut Hariyadi.

Akibatnya, ungkap Hariyadi, sampai saat ini harga tiket pesawat masih tidak kompetitif. Hal itu kata dia, jika dibandingkan dengan rute yang sama di ASEAN maupun Eropa. “Sama-sama penerbangan 1 sampai 2 jam, kalau bicara LCC kita lebih mahal,” ujar Hariyadi. (rah/jawapos)

 

 

 

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *