Setelah Coronavirus, Kini Muncul Hantavirus

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



NINGSHAN, hajinews.id – Situs resmi otoritas distrik Ningshan, Provinsi Shaanxi, China bernama Weibo mengabarkan adanya seorang pekerja yang tewas di dalam bus. Pria itu dikabarkan tewas bukan karena virus corona atau Covid-19, melainkan oleh virus lain bernama hantavirus.

Dilansir dari China Global Times dalam sebuah pernyataan di Twitter dikabarkan bahwa seorang pria asal Yunnan tewas ketika berada dalam perjalanan pulang menuju Provinsi Shandong di dalam bus pada Senin (23/3).

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Sebanyak 32 orang lainnya di dalam bus akhirnya dites untuk mengetahui apakah terjadi penularan penyakit atau tidak. Pemerintah distrik Ningshan mengatakan pada pukul 23.00 waktu setempat, bus Shandong Leasing Limited Longwei yang berisi dua orang sopir, seorang petugas medis, dan 30 pekerja di Kota Mengding sedang menempuh perjalanan pulang ke Provinsi Shandong.

Ketika bus itu melewati distrik Ningshan, Provinsi Shaanxi, petugas medis yang ada di dalam bus membantu seorang pekerja yang merasa kurang enak badan. Petugas medis akhirnya menghubungi call center 120 untuk meminta pertolongan.

Tak lama, setelah petugas medis datang untuk memeriksa demam dan indikasi pneumonia dari pasien, pasien itu akhirnya tewas di Kota Ankang, Provinsi Shaanxi, China. Petugas medis menemukan, kematian pekerja itu tidak berkaitan dengan virus corona, tetapi virus bernama hantavirus berdasarkan tes asam nukleat, di mana pekerja lainnya juga diminta mengikuti tes yang sama.

Hantavirus, berdasarkan Pusat Pengendalian Penyakit dan Pencegahan (CDC) AS, adalah anggota virus yang penyebarannya diawali oleh hewan pengerat tikus dan dapat menyebabkan beragam penyakit kepada manusia.

Hantavirus bisa menyebabkan hantavirus pulmonary syndrome (HPS), demam berdarah, dan bahkan sindrom ginjal (HFRS). Penyakit ini tidak menyebar melalui udara, tetapi dapat menyebar jika orang-orang menyentuh urine, tinja, dan air liur tikus atau mengalami gigitan dari hewan perantara virus (inang) yang terinfeksi. Gejala awal HPS biasanya lelah, seperti tidak enak badan, demam, dan nyeri otot bersama dengan sakit kepala, pusing, meriang, dan sakit perut.

Jika tidak segera diobati, penyakit itu bisa menyebabkan batuk dan sesak napas, bahkan berakibat fatal dengan tingkat kematian sebanyak 38 persen menurut CDC. Hal serupa juga dialami oleh penderita HFRS.

Bedanya, penyakit yang juga disebabkan hantavirus ini memiliki gejala tekanan darah rendah, syok akut, kebocoran pembuluh darah, dan gagal ginjal akut. HPS tidak bisa ditularkan dari orang ke orang, sedangkan penularan HFRS antarmanusia sangat jarang terjadi. Salah satu tindakan pencegahan terhadap kedua penyakit yang disebabkan hantavirus itu adalah kontrol populasi hewan pengerat.

Pada Selasa (24/03/2020), Staf Biro Kesehatan dan Otoritas Kesehatan Ningshan mengatakan bahwa hasil tes asam nukleat seluruh pekerja dan supir di dalam bus itu telah menunjukkan hasil negatif untuk hantaivirus. Namun, terdapat dua pasien demam dan satu orang lainnya yang berada di dalam pengawasan isolasi di rumah sakit rakyat distrik Ningshan. Pekerja lainnya juga diisolasi di beberapa titik di pusat distrik itu. (wh/kompas)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *