Corona Bertasbih

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh: Fauzul Iman

Rektor UIN Banten

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

 

Tak satupun mahluk Tuhan di muka bumi ini yang tidak tunduk kepada kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa, lagi kuasa. Segenap mahluk baik manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan alam cosmos. Jin dan setan tunduk alias tidak berkutik di hadapan Tuhan Zat Maha Besar yang menciptakanya.

Proses biologi dan kimiawi mahluk Tuhan sejak lahir : berkembang biak , kecil tumbuh besar . Bergerak dan diam. Berkobar hingga mati kini dan di hari kelak. Semua itu terjadi di atas kehendak Tuhan. Siapapun tak mampu mengehentikan gerak alamiah ini, kecuali mereka patuh dan tunduk di atas kehendaknya.

Ketundukan alamiah ini dalam bahasa agama dikenal dengan tunduk pada hukum sunatullah ciptaan Tuhan. Bagi siapa saja yang tidak mematuhi hukum sunatullah ini hidupnya akan mengalami kesulitan. Seseorang atau binatang yang ingin hidup mengisi perutnya dengan makanan tidak mungkin terwujud bila berdiam diri di kediaman atau di kandang. Mereka mesti bergerak mencari sesuatu untuk melangsungkan kehidupannya.

Mahluk cosmos seperti matahari menyinari di waktu siang. Bulan dan bintang di waktu malam . Mereka bergerak memenuhi printah hukum sunatullah. Hal yang sama hukum sunatullah dipatuhi oleh malam siang yang selalu bertukar dan berganti. Demikian juga mekar bunga dan bergoyang pepohonan oleh tiupan angin pertanda kepatuhan pada hukum sunatullah.

Kepatuhan yang mereka wujudkan, pada hakikinya merupakan bentuk pengagungan pada Tuhan Yang Maha Suci. Tuhan yang Maha Suci tidak mungkin menciderai kesucian-Nya dengan menzalimi mahluk-Nya. Siapapun mahluknya baik yang besar maupun yang kecil diperlakukan sama dengan adil di hadapan Tuhan.

Karena itu mereka senantiasa bertasbih kepada-Nya. Inilah yang dimaksud dengan firman Tuhan, “langit tujuh dan bumi serta semua mahluk yang di dalamnya bertasbih kepada Tuhan”. “Tetapi mereka tidak paham cara bertasbihnya pada Tuhan” . “Sesungguhnya Tuhan Maha Santun lagi Maha Pengampun” (Q.S. 17 : 44).

Mengomentari ayat ini, Wahbah Zuhaili dalam tafsir al- Munirnya menegaskan bahwa tumbuh- tumbuhan dan alam cosmos lainnya bertasbih kepada Tuhan sesuai kapasitasnya. Matahari bertasbih dengan sinar cahanya memberikan manfaat bagi segenap kehidupan. Demikian juga bumi disamping sepenuh isinya memberi manfaat kehidupan ia juga senantiasa berputar mengiringi matahari demi keseimbangan.

Bahkan bagi umat manusia yang menghargai pepohonan ( menyiram dengan baik dan tidak melakukan kerusakan) , menurut Wahbah Zuhaili, kelak umat manusia akan dibantu pengurangan siksanya oleh pepohonan. Ini membuktikan bahwa pepohonan itu bertasbih kepada Tuhan.

Dewasa ini keadaan psikis umat manusia di seleruh dunia, tak terkecuali di Indonesia, masih di dera kepanikan/kegoncangan oleh ulah Virus Corona. Sudah tak terhitung umat manusia di muka bumi bergelimpangan karena ditebas nyawanya oleh yang bernama virus corona. Umat manusia hingga kini masih dicekam rasa ketakutan yang berlebihan (phobia virus). Padahal virus itu mahluk Tuhan berada di muka bumi, yang menurut ayat di atas juga tergolong mahluk yang bertasbih sesuai dengan hukum sunatullah.

Tasbih bermakna berzikir dengan mengucapkan kalimat subhanallah. Arti subhanallah adalah Tuhan Maha Suci. Dengan kata lain Tuhan tidak intervensi urusan manusia dengan ketidakadilan dan atau menindas mahluk-Nya. Raghib al-Al-shfihani dalam bukunya Mu’zam Mufradat li alfaz Alquran mengurai makna tasbih berdasarkan bentuk kata jadiannya berasal dari kara sabbaha, yusabbihu, tasbihan. Sabbaha bisa berarti berlari cepat atau berenang di lautan hingga menyelam ke dasar lautan untuk mendapatkan mutiara. Bisa juga bermakna kuda berlari dengan cepat.

Dalam kontek ini, virus corona berarti adalah mahluk yang sama dengan kuda berlari cepat. Ia bertasbih dalam arti berjiwa optimis bahwa Tuhan yang menciptakannya memberi hak dan keadilan untuk hidup dan mencari penghidupan.

Virus berusaha menyucikan dan mengagungkan Tuhan yang tidak mungkin menghinakannya. Karena itu virus menjalani kehidupannya sesuai dengan kapasitas akalnya menjalani hukum sunatullah. Ia harus bergerak cepat melekat atau singgah ke tubuh manusia untuk memakan yang bisa ia makan dari tubuh manusia tersebut.

Manusia sebagai mahluk yang berakal, tentu cara bertasbihnya sangat berbeda dengan mahluk virus. Manusia dengan jangkauan nalarnya yang luas dan ekpansi kreativitas/ikhtiarnya yang terus berkembang. Ia harus bergerak lebih cepat dan cangggih menjalani hukum sunatullahnya dari pada virus corona.

Manusia jangan memalukan diri di hadapan virus dengan menampilkan aneka kekonyolannya. Seperti dalam beberapa penanganan mengatasi menyebaran virus corona oleh mahluk manusia cerdas terlihat gagap dan sangat lamban.

Pemerintah sebagai intitusi power sejatinya lebih menunjukkan tasbihnya kepada Tuhan Yang Maha Kuasa dalam menjalani hukum sunatullahnya. Segenap perangkat minijmen dan daya sikil regulasinya untuk memayungi kebijakan dan keputusan sejauh mungkin sudah disiapkan dengan benar, singkron , kompak dan solid.

Tidak lagi dijumpai antara pemerintah pusat dan daerah terdengar kontra produktif. Sementara di pihak rakyat penuh kepahitan dan didera kepedihan mendengar silang sengkarut bapak-bapaknya yang di atas.

Pemerintah dengan para komponen strategisnya baik para mentrri, aparat keamanan dan termasuk para politisinya dengan penuh kesejalanan memberi keteladanan pada rakyatnya. Apa bila pihak pemerintah menyerukan rakyatnya untuk bersuci tangan dan melakukan social distancing, para komponen pemerintah mesti mengawalinya dengan konsisten.

Tidak lagi dijumpai petinggi pemerintah yang mengadakan perayaan pernikahan. Sementara rakyatnya berteriak kesedihan karena acara perayaan pernikahan sedang berlangsung dibubarkan aparat dengan cara paksa.

Pihak petinggi pemerintah hendaknya lebih peka memperioritaskan kebijakan anggaran atau keperluan logistik untuk rakyatnya yang sedang menderita. Ketimbang mendengar sura para investor besar untuk membiayai mega proyek yang ujungnya menyedot uang rakyat. Lebih mulia bila pemerintah melibatkan para pengusaha besar guna membantu penderitaan terkini rakyatnya.

Konflik antara petinggi dengan pihak komponen intelektual yang keritis sebaiknya dihentikan. Petinggi baik mentri atau aparat keamanan hendaknya bersikap arif , tidak gampang marah dan terbuka menerima kritik demi membangun kemahmuran segenap rakyatnya. Di pihak rakyat/masyarakat , hendaknya juga bersabar dan mematuhi himbauan atau aturan yang diberikan pemerintah dan lembaga/ahli kesehatan dan para pemuka agama.

Masyarakat harus percaya himbauan ahli kesehatan bahwa masker dan mensuci tangan dengn senitizer merupakan upaya menghindari dari serangan virus corona. Masyarakat harus percaya bahwa menjaga jarak dari kerumunan besar dapat dengan mudah menularkan virus corona. Masyarakat atau rakyat tidak boleh dengan cepat termakan isu atau berita-berita hoax yang menyesatkan.

Ikhtiar dan kekompakan antara semua komponen dengan akal sehat guna mencegah menebarnya virus corona yang akhir-akhir ini makin mengganas agar makin digalakan dan ditingkatkan. Saatnya antara semua segmen sosial tidak saling menyalahkan. Bangun kesolidan untuk saling kontribusi membantu korban bencana covid 19.

Seluruh lembaga pilantropi dan semu komponen sosial bergerak cepat menggali dana dan mennyalurkannya baik untuk bantuan logistik kaum miskin baru maupun untuk bantuan alat-alat kesehatan. Perhatikan dan beri apresiasi semua pihak yang telah bekerja keras dan tulus, terutama dari para dokter, suster dan semua jajarnnya.

Pada akhirnya semua umat manusia yang telah dianugrahi akal paling super dari pada akal virus, agar senantiasi lebih lincah menunjukan sikap tasbihnya kepada Tuhan dari pada tasbih virus yang akalnya terbatas dan monoton. Sungguh ironis waktu yang sudah sekian lama umat manusia yg berakal lebih super dan ekpansif tidak berdaya mencegah dan melawan ekpansi virus yang bertaraf pendek.

Diharapkan dengan kearifan , kesantunan dan sikap tasbih seluruh komponen umat manusia kepada Tuhan Yang Maha Suci, ekpansi virus corona dengan segala daya yang dimiliknya lenyap karena ketakutan bulan Ramadhan sebagai bulan tasbih yang sebentar lagi tiba. Amien

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *