Dentuman Misterius Tidak Terkait Erupsi Anak Krakatau

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



JAKARTA, hajinews.id- Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Kasbani mengatakan, suara dentuman misterius yang didengar sejumlah warga kemungkinan tidak terkait dengan aktivitas Gunung Anak Krakatau, Lampung.

Menurutnya, suara dentuman itu tak terdengar di pos pengamatan di Pasauran, Pantai Carita, Banten.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

“Dentuman tidak terdengar di Pos Pengamatan Gunung Anak Krakatau yang di Pasauran, Pantai Carita. Dentuman itu kemungkinan tidak terkait dengan aktivitas Gunung Anak Krakatau,” ujar Kasbani saat dikonfirmasi, Sabtu (11/4).

Hal yang sama disampaikan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Mereka menyatakan, suara dentuman yang beberapa kali didengar masyarakat, bukan bersumber dari aktivitas gempa tektonik Gunung Anak Krakatau.

Meskipun ada aktivitas gempa kecil di Selat Sunda pada pukul 22.59 WIB Jumat (10/4) dengan magnitudo M 2,4, tetapi gempa ini kekuatannya tidak signifikan dan tidak dirasakan masyarakat.

“Berdasarkan data tersebut, maka BMKG memastikan bahwa suara dentuman tersebut tidak bersumber dari aktivitas gempa tektonik,” ujar Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono dalam siaran persnya, Sabtu (11/4).

Suara dentuman sempat terdengar di sejumlah wilayah di Jakarta dan sekitarnya. Semula, dentuman itu terkait dengan erupsi Gunung Anak Krakatau.

Gunung Anak Krakatau erupsi sejak Jumat (10/4) malam. Akun Twitter @infomitigasi mengabarkan pada Sabtu pukul 00.53 WIB, gunung berapi aktif itu masih memuntahkan isi perutnya.

Sementara itu, laman Magma Kementerian ESDM menyebutkan, letusan Gunung Anak Krakatau terjadi dua kali pada Jumat. Letusan pertama terjadi pukul 21.58 WIB.

Tinggi kolom abu teramati kurang lebih 200 m di atas puncak Gunung Anak Krakatau, sekitar 357 m di atas permukaan laut. Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal ke arah selatan.

Erupsi gunung yang terletak di Selat Sunda, antara Jawa dan Sumatra, terekam di seismograf dengan amplitude maksimum 40 mm dan durasi 72 detik. Sementara itu,  letusan kedua terekam pada pukul 22.35 WIB dengan tinggi kolom abu teramati sekitar 500 m di atas puncak, kurang lebih 657 meter di atas permukaan laut.

Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal kea rah utara. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 40 mm dengan durasi 2. 248 detik.

PVMBG menyebut, Gunung Anak Krakatau berada di tingkat aktivitas Level II (Waspada). Masyarakat atau wisatawan direkomendasikan tidak mendekati kawah dalam radius dua km dari kawah. (wh)

 

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *