Memilukan, Warga Banten Meninggal Kelaparan Sempat Ditolak Dapat Bansos

Tangkapan layar Yuli, ibu yang meninggal di Serang, Banten usai diberitakan kelaparan. (Ist)
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



JAKARTA, hajinews.id – Di tengah penderitaan rakyat yang sangat berat menanggung beban ekonomi akibat wabah Corona, satu keluarga di Kelurahan Lontar Baru, Kecamatan Serang, Kota Serang, Banten, mengalami nasib yang sangat memilukan.

Yuli Nur Amelia, 42, ibu empat orang anak meninggal karena mengalami kelaparan di tengah wabah Corona. Yuli dan keluarganya menjalani hari-hari yang penuh penderitaan selama Banten KLB virus Corona.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Yuli bersama anak-anaknya yang masih kecil hanya bisa bergantung dari penghasilan suami yang bekerja serabutan mengangkut sampah. Selama wabah Corona, suami Yuli tak memiliki penghasilan untuk membeli bahan pangan. Anak Yuli juga ada yang menderita sakit.

Mereka semua terpaksa harus menahan lapar. Selama dua hari itu pula sebelum Yuli meninggal, mereka sekeluarga hanya bisa mengisi perut dengan air putih untuk dapat bertahan hidup.

Namun takdir berkata lain. Senin (20/4/2020) Yuli mengembuskan nafas terakhir pukul 15.00 WIB.

Suami Yuli, Kholid menuturkan pada pagi hari sebelumnya istrinya masih sempat berbincang di rumah. Kholid mengaku tidak melihat ada tanda-tanda sakit di raut wajah istrinya.

Menurut Kholid, sampai pukul 13.00 WIB istrinya masih seperti biasa berinteraksi dengan empat anaknya. Namun sekitar pukul 14.00 WIB, Kholid mendapatkan kabar dari sang anak bahwa Yuli pingsan. “Pingsan dibawa ke puskesmas pukul 15.00 tapi ya itu puskesmas bilangnya sudah tidak ada (meninggal),” tutur Kholid sembari menghela nafas.

Sebelum meninggal, Yuli diketahui sempat meminta bantuan sembako kepada Ketua Rukun Tetangga (RT) setempat. Namun, pihak RT menyebut bila bantuan belum diterima pihaknya dari Pemerintah Kota (Pemkot) Serang.

Agus Jakaria, Ketua RT 03 RW 07, Kelurahan Lontar Baru, Kecamatan Serang, Kota Serang –tempat Ibu Yuli dan keluarganya tinggal– mengaku pernah membawa berkas keluarga almarhumah ke pemerintah untuk mendapatkan bantuan sosial (bansos).

Namun sayangnya data keluarga itu ditolak lantaran tertulis kepala keluarga bekerja sebagai petugas kebersihan yang dianggap sudah memperoleh gaji setiap bulan.

Agus menyebutkan jika dirata-rata pendapatan Kholid hanya Rp 30 ribu per hari paling besarnya. Uang yang jumlahnya hanya segitu harus dibagi untuk makan lima orang keluarga Kholid.

Agus menjelaskan bahwa bantuan sempat datang ke keluarga Ibu Yuli pada Sabtu (18/4/2020), setelah ramai diberitakan oleh media bahwa keluarga itu sempat menahan lapar dengan hanya minum air putih selama dua hari. Bantuan diberikan langsung ke Ibu Yuli oleh para relawan. “(Bantuan dari pemerintah) belum ada, adanya Sabtu, datangnya bantuan sorenya,” ungkap Agus di rumah mendiang Ibu Yuli, Selasa (21/4/2020). (rah/berbagai sumber)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *