Virus Tak Bisa Bedakan Siapa yang Mudik Siapa yang Pulang Kampung

Fuad Bawazier. (Ist)
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh: Fuad Bawazier, mantan Menteri Keuangan

Dalam rangka mencegah penyebaran wabah virus Corona atau Covid-19, Presiden Jokowi bilang bahwa pulang kampung boleh tapi mudik dilarang.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Ada juga yang bilang sebaliknya, pulang kampung dilarang tapi mudik boleh. Ada yang bilang dua-duanya dilarang kecuali tidak ketahuan petugas atau tidak terhalang penutupan jalan.

Ada juga yang berpendapat semuanya bebas saja karena tidak (belum) ada sanksinya, paling-paling himbauan atau kalau ketahuan diminta isolasi.

Tapi yang paling banyak adalah orang yang terkaget-kaget atau terkejut bengong karena terminologi mudik itu dibedakan atau tidak sama artinya dengan pulang kampung.

Sedangkan pemahaman masyarakat selama ini pengertian kedua kata-kata itu sama saja, dan itu memang sesuai dengan kamus bahasa Indonesia.

Mudik ya pulang kampung, dan pulang kampung, ya mudik. Karena isunya cukup hangat, akankah Kamus Besar Bahasa Indonesia mengubah definisinya? Belum tentu. Masyarakat umum juga tidak mudah mengubah pemahaman atas kedua istilah itu, kecuali sudah ada perubahan resmi dari kamus bahasa. Tidak ngefek kata anak zaman now.

Paling-paling yang pusing tujuh keliling adalah pejabat yang sekarang harus merumuskan “perbedaan” tafsir istilah mudik versus pulang kampung dalam penyusunan aturan mudik dan aturan pulang kampung.

Mungkin lebih stres lagi atau extra repot adalah petugas lapangan yang harus menjalankan aturan kebijakan larangan pulang kampung eh larangan mudik, maksud saya. Yang mudik akan “berbohong” bilang pulang kampung.

Semua diskusi di atas hanyalah urusan manusia untuk mencegah penyebaran virus Corona, yang umumnya dari kota-kota besar ke daerah atau desa.

Sayangnya, virusnya sendiri tidak mampu membedakan mana orang yang mudik mana yang pulang kampung, mana yang pintar mana yang bodoh, mana yang bohong mana yang jujur, mana yang kaya mana yang miskin, mana yang pangkat mana yang rakyat jelata.

Pokoknya virus menghajar siapa saja. Dasar virus…!

Jadi akankah efektif pembedaan mudik dan pulang kampung dalam penyebaran virus? Tentu saja tidak. Dan de facto sudah banyak yang mudik, eh pulang kampung.

Kini menjadi tugas pemerintah daerah mengantisipasi pemulang kampung dan kelak tugas kota-kota besar khususnya DKI menerima arus balik pemudik, eh pemulang kampung itu. Wah ribet tenan. Selamat berpuasa. (*)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *