Indonesia Pilih Cara Lain dalam Peran Global Melalui Distribusi Vaksin

Ilustrasi vaksin Covid-19. (Foto/Reuters)
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



JAKARTA, hajinews.id – Upaya penemuan vaksin virus Corona baru atau Covid-19 terus dilakukan oleh beebagai negara di dunia, termasuk Indonesia. Kabar terbaru mengenai penelitian dan pengembangan vaksin Covid-19 dalam negeri adalah terlaksananya penandatanganan nota kesepahaman antara PT Kalbe Farma Tbk (Kalbe) dengan perusahaan asal Korea Selatan, Genexine Inc.

Genexine Inc adalah perusahaan obat biologi dan bioloteknologi Korea Selatan yang telah membentuk kesepakatan uji klinik GX-19 di Indonesia. Uji klinik tersebut merupakan pengembangan vaksi DNA terhadap virus Corona yang rencananya akan dilakukan mulai Juni 2020.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

‘’Kalbe berharap melalui upaya penelitian dan pengembangan vaksin Covid-19 ini secara cepat bisa mendapatkan hasil, sehingga kebutuhan vaksi di Indonesia dapat terjamin ketersediaannya,’’ ungkap Direktur PT Kalbe Farma Tbk, Sie Djohan seperti dilansir dari detikcom.

Dari riset yang sudah dilakukan, vaksin ini telah diuji coba pada primata dan terbukti menghasilkan antibody yang mampu menetralisir virus Corona. Atas dasar hasil riset tersebut, tahap berikutnya adalah dengan mengujinya kepada manusia.

Perusahaan milik negara yakni Biofarma dan Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman sebelumnya sudah mengembangkan pengobatan plasma darah untuk pasien Covid-19 dengan gejala sedang.

Bahkan tak hanya itu, bersama Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek), Indonesia juga telah bergabung dalam konsonrsium mengembangkan vaksin Covid-19 yang akan bekerja sama dengan mitra internasional. Kabar baiknya, vaksin buatan negeri ini sudah siap uji klinis tahun 2021.

Sementara itu mengutip dari CNBC Indonesia, Kepala LBM Eijkman, Amin Soebandrio, menjelaskan kabar terbaru terkait pengembangan vaksin ini, vaksin asli produk Indonesia. Kali ini pengembangan vaksin fokus pada recombinant protein vaccines yang dibuat berdasarkan tujuh genom SARS-CoV-2.

Tujuh genom tersebut juga sudah dikirim ke Global Initiative on Sharing All Influenza Data (GISAID). GISAID sendiri merupakan institusi yang dibuat oleh Pemerintah Jerman dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Internasional khusus untuk mempelajari data genetika virus.

Adapun sebelumnya, LBM Eijkman, diungkap Amin, sudah mengirim 13 hasil urutan sampe virus genom atau whole genom sequencing ke GISAID untuk bisa melacak rute transmisi dari virus di Indonesia. Hal ini dilakukan untuk mempermudah menemukan vaksinnya.

Secara teknologi, sebenarnya mereka tidak menemukan kendala yang berarti. Kesulitan justru ditemukan dalam mengumpulkan data dan bahan penelitian yang diperlukan. Terutama impor bahan reagen yang digunakan untuk ekstraksi pengecekan spesimen virus.

Maklum saja, beberapa negara di dunia kini memang sedang berlomba untuk menemukan vaksin yang paling ampuh sebagai jawaban dalam menangkal virus Corona. Setidaknya terdapat 120 vaksin yang sedang dikembangkan di seluruh dunia. Jadi, permintaan reagen akan melonjak dan terhambat karena pembatasan distribusi yang menyebabkan reagen juga sulit untuk sampai ke Indonesia.

Sementara itu di tengah isu dunia tentang saling klaim bahwa vaksin buatannya paling ampuh, Indonesia ternyata memilih cara lain untuk bisa tetap mengambil peran secara global. Salah satunya terkait distribusi vaksin kepada negara-negara berkembang dan kurang berkembang lainnya. ‘’Karena rezim paten internasional sering tidak compatible dengan keperluan umat manusia di seluruh dunia,’’ ujar Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi.

Untuk itu, Retno menjelaskan, Indonesia akan membantu memastikan vaksin dan obat-obatan yang dikembangkan untuk mengobati Covid-19 tetap terjangkau. Sehingga negara-negara berkembang dan kurang berkembang dapat mendapatkannya dan terdaftar di bawah sistem paten internasional menurut World Intellectual Property Organization.

Aksi agar upaya itu terwujud, 31 Oktober-2 November mendatang Indonesia yang diwakili oleh PT Biofarma akan diadakan pertemuan tahunan ke-13 Jaringan Manufaktur Vaksin Negara-Negara Berkembang (Developing Countries Vaccine Manufactures Network/DCVMN) di Kartika Plaza Discovery Hotel, Bali.

Dalam pertemuan tersebut sedikitnya 37 produsen vaksin yang terdiri dari 106 pakar dari 14 negara berkembang di dunia akan hadir. Salah satu dari mereka dari Argentina, Bangladesh, Brazil, Kuba, Mesir, India, Iran, Meksiko, China, Afrika Selatan, Korea Selatan, dan Indonesia sendiri.

Negara-negara tersebut akan berdiskusi mengenai upaya memperluas vaksinasi hingga mekanisme kerja sama negara-negara berkembang dalam memproduksi vaksin. ‘’Kami berharap bahwa dengan terselenggaranya DCVMN acara ini, Indonesia bisa menjadi mitra khusus untuk negara berkembang dan negara Islam. Terutama untuk penelitian dan pengembangan vaksin baru,’’ kata Sekretaris Korporat Biofarma, M. Rahman Rustan seperti dikutip dari Republika.

Mengapa Indonesia sangat berperan? Dalam pertemuan tersebut Indonesia merupakan satu-satunya negara muslim dalam DCVMN, sehingga berfungsi sebagai jembatan dengan negara-negara muslim lainnya. Indonesia juga diketahui salah satu dari anggota negara Organisasi Kerjasama Islam (OKI) yang mempunyai pabrik vaksin.

Dan Biofarma sebagai satu-satunya perusahaan dari Indonesia yang memperoleh pra kualifikasi World Health Organization (WHO) dari tahun 1997. WHO juga mengakui bahwa di regional Asia Tenggara, Indonesia merupakah salah satu produsen vaksi terbesar di dunia bersama Thailand dan India.

‘’Multilateralisme akan mendapatkan kepercayaan global hanya jika manfaatnya dapat dirasakan oleh orang-orang di seluruh dunia,’’ tegas Retno lagi.

Karena itu lah, Indonesia akan mengambil peran yang sangat besar untuk menghadapi isu kemanusiaan ini karena pandemi ini adalah masalah bersama di seluruh negara. (rah/berbagai sumber)

 

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *