JK: Perlu Kecepatan Pemerintah Bertindak dan Tes Massal Corona

Jusuf Kalla. (foto/net)
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



JAKARTA, hajinews.id – Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI), Jusuf Kalla (JK) mengingatkan bahaya virus Corona (Covid-19) yang sangat cepat penularannya. Contohnya Indonesia yang dalam waktu 3 bulan sejak pertama kali dideteksi, mengalami penambahan jumlah kasus sebanyak 1.000 setiap harinya dan akan bisa bertambah banyak apabila tidak ada tindakan yang lebih konkrit.

“Yang kena sekarang 1.000 orang per hari, artinya setiap test ada 8 persen orang terdeteksi positif dan jumlah itu akan bisa terus bertambah kalau tidak ada tindakan yang lebih keras lagi,” ujar JK dalam pertemuan dengan para ketua PMI se-Provinsi Sulawesi Selatan di Wisma Kalla, Makassar, Kamis (18/6/2020).

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Mantan Wakil Presiden itu menilai kegagalan yang dialami oleh beberapa negara dalam penanganan Covid-19 disebabkan karena terlalu memandang enteng wabah mematikan tersebut, sehingga terlambat dalam mengambil tindakan.

Selain itu tes massal penting dilakukan untuk mengetahui sejauh mana penularannya dan daerah mana yang menjadi episentrum penularan wabah.

“Untuk melawan Corona ini selalu berhubungan antara kecepatan dalam bertindak dan tes. Kecepatan itu kita bisa memperlambat penularan dan tes itu untuk kita tahu berapa banyak, siapa, di mana, dan dengan siapa, dia telah berhubungan,” jelas JK.

Lebih lanjut JK mengingatkan virus Corona juga tidak mengenal negara atau status sosial. Bahkan negara maju pun bisa dihantam oleh virus ini.   “Virus ini tidak mengenal negara maju atau pun negara miskin, bahkan negara maju yang paling banyak kena akibat memandang enteng lalu lambat dalam bertindak,” tegasnya.

Sementara itu Badan Intelijen Negara (BIN) menemukan lebih dari 1.300 kasus positif Covid-19 selama 19 hari pelaksanaan tes cepat massal di Surabaya, Jawa Timur.

Head of Medical Intelligence, Dokter Sri Wulandari, salah satu dokter yang menangani “rapid test” COVID-19, dalam pernyataannya tertulisnya, Rabu (17/6/2020), menyebutkan sejak 29 Mei hingga 17 Juni 2020 sudah ada 28 ribu warga Surabaya yang mengikuti tes cepat. “Sampai hari ini sudah hari ke-19. Sekitar 28 ribu rapid test yang sudah kami lakukan di Surabaya,” katanya.

Dari 28 ribu orang yang telah menjadi peserta tes cepat, kata dia, sekitar 3.500 antaranya hasilnya reaktif sehingga mereka langsung ditangani untuk mengikuti “swab test” atau tes PCR (polymerase chain reaction). “Untuk (hasil) reaktif sekitar 3.500 orang dan dari hasil ‘swab’ yang positif sekitar 1.300-an orang lebih,” ujarnya. (rah/berbagai sumber)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *