Kehidupan Pasca Kematian BAGIAN KELIMA (Bag.5)

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Kehidupan Pasca Kematian BAGIAN KELIMA (Bag.5)

Oleh : Syaikh Mahir Ahmad

Pengiriman Arwah Kembali ke Dalam Jasad

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Ketika Allah menghidupkan kembali Israfil dan menyuruhnya meletakkan terompet pada mulutnya, Dia juga meletakkan ruh seluruh manusia yang ada dalam.ilmu-Nya ke dalam terompet tadi. Pada saat Israfil meniup sangkakala, seketika itu ruh-ruh tadi terkirim (ke dalam jasad masing-masing) secepat pandangan mata.

Setiap ruh akan masuk ke dalam jasadnya masing-masing dan tidak mungkin ada-yang salah masuk ke dalam jasad orang lain. Ini semua masuk akal. Sebab, setiap.ruh memiliki kode khusus yang telah diprogram, seperti-halnya tubuh. Karenanya, tidak mungkin akan terjadi kesalahan dalam penyatuan antar keduanya. Tubuh atau-jasad akan menolak ruh lain yang tidak dikenalnya masuk karena ruh itu-tidak sesuai.dengan susunan dan sistemnya (untaiannya).

Tidak ada satu ruh pun di dunia ini yang sesuai dengan jasad saya selain ruh saya-sendiri yang selalu bersama saya menapaki kehidupan saya-di dunia ini. Di sinilah terkadang kekuasaan dan kemampuan Allah yang tidak dapat dimiliki atau dinalar.oleh akal kita baik sebagian atau-seluruhnya kecuali yang Allah kehendaki saja.

Proses penyatuan antara ruh dan jasad adalah proses yang berada di luar hukum.alam (hukum masa dan ruang) sehingga waktunya mengecil atau menyusut hingga mencapai nol dalam hitungan masa. Allah berfirman:

“Dan perintah Kami hanyalah satu perkataan seperti kejapan mata.” (Al-Qamar: 50).

Dalil atas tidak berfungsinya hitungan waktu adalah dalam firman Allah:

“Dan sangkakala pun ditiup maka matilah semua (makhluk) yang di langit dan di bumi kecuali mereka yang dikehendaki Allah.Kemudian ditiup sekali lagi (sangkakala itu) maka seketika itu mereka bangun (dari kuburnya) menunggu (keputusan Allah).”(QS. Az-Zumar 39: Ayat 68)

Dalam ayat ini kita sama sekali tidak.mendapati adanya sesuatu yang menunjukkan-keberadaan faktor penentu waktu. Waktu ditiupnya terompet bersaman dengan waktu.kebangkitan dan-kehidupan kembali.

Adapun kata-kata yang pertama kali diucapkan manusia kala itu-tatkala semua tanda-tanda-kebesaran Allah telah nampak hakiki di depan mata mereka sebab sudah bukan lagi masuk kategori benda gaib dan bukan lagi sekedar-peringatan akan tetapi betul-betul sebuah kenyataan yang mereka saksikan dengan-seluruh panca inderanya – adalah kata-kata penyesalan dan kerugian serta ketakutan. ” Oh…celakalah kita! “

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

“Lalu ditiuplah sangkakala, maka seketika itu mereka keluar dari kuburnya (dalam keadaan hidup), menuju kepada Tuhannya.”

“Mereka berkata, Celakalah kami! Siapakah yang membangkitkan kami dari tempat tidur kami (kubur)? Inilah yang dijanjikan (Allah) Yang Maha Pengasih dan benarlah rasul-rasul-Nya.” (QS. Ya-Sin 36: Ayat 51-52)

Bisa jadi mula-mula semua manusia akan bertanya-tanya mengenai pertanyaan ini.Sebab, pemandangan padang mahsyar yang terlihat saat itu adalah berkumpulnya milyaran manusia menjadi satu. Manusia keluar dari kubumya masing-masing dalam kondisi telanjang badan dan kaki. Tidak ada bedanya lagi antara yang besar dan yang kecil, serta antara budak dan penguasa.

Hanya saja Allah akan meneguhkan (hati) orang-orang yang beriman pada awalnya-dan akan menepati janji-Nya yang berupa janji yang haq. Allah berfirman:

لَا يَحْزُنُهُمُ الْـفَزَعُ الْاَ كْبَرُ وَتَتَلَقّٰٮهُمُ الْمَلٰٓئِكَةُ ۗ هٰذَا يَوْمُكُمُ الَّذِيْ كُنْـتُمْ تُوْعَدُوْنَ

“Kejutan yang dahsyat tidak membuat mereka merasa sedih dan para malaikat akan menyambut mereka (dengan ucapan), Inilah harimu yang telah dijanjikan kepadamu.” (QS. Al-Anbiya 21: Ayat 103)

Ketika detik-detik menegangkan dan saat-saat yang mengerikan telah berakhir,setiap manusia akan kembali mengingat siapa dirinya kemudian akan mengingat apa yang sebelumnya telah ia perbuat.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

يَوْمَ يَتَذَكَّرُ الْاِ نْسَا نُ مَا سَعٰى ۙ

“yaitu pada hari (ketika) manusia teringat akan apa yang telah dikerjakannya,” (QS. An-Nazi’at 79: Ayat 35)

Detik-detik pertama adalah saat yang-menegangkan bagi semua manusia. Setelah itu akan tampak hakikat masing-masing pribadi-dengan cara mengingat dirinya dengan cepat.Seorang mukmin akan segera kembali-mengingat dirinya dan juga mengingat hubungan baik antara dirinya dengan Rabbnya-selama hidup di dunia.

Sementara orang-orang yang melupakan Allah,menjual agamanya dengan harta duniawi, lebih mengutamakan kehidupan dunia daripada-kehidupan akhirat,menyombongkan diri serta enggan untuk beriman kepada Allah dan beribadah kepada-Nya, merekalah orang-orang yang diceritakan Allah dalam firman-Nya:

“Dan janganlah engkau mengira, bahwa Allah lengah dari apa yang diperbuat oleh orang yang zalim. Sesungguhnya Allah menangguhkan mereka sampai hari yang pada waktu itu mata (mereka) terbelalak,”

“mereka datang tergesa-gesa (memenuhi panggilan) dengan mengangkat kepalanya, sedang mata mereka tidak berkedip-kedip dan hati mereka kosong.” (QS. Ibrahim 14: Ayat 42-43)

Ingatan orang-orang yang kafir terhadap Allah akan menjadi sesuatu yang sangat menyakitkan sekali bagi diri mereka. Kita akan mendapati mereka mengatakan-sebagaimana yang telah-difirmankan Allah saat menceritakan kondisi mereka:

وَلَوْ تَرٰۤى اِذْ وُقِفُوْا عَلَى النَّا رِ فَقَا لُوْا يٰلَيْتَنَا نُرَدُّ وَلَا نُكَذِّبَ بِاٰ يٰتِ رَبِّنَا وَنَكُوْنَ مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ

“Dan seandainya engkau (Muhammad) melihat ketika mereka dihadapkan ke neraka, mereka berkata, Seandainya kami dikembalikan (ke dunia) tentu kami tidak akan mendustakan ayat-ayat Tuhan kami, serta menjadi orang-orang yang beriman.” (QS. Al-An’am 6: Ayat 27)

Ayat ini mengungkapkan kondisi mereka dengan sebuah ungkapan yang menegaskan bahwa penyesalan benar-benar dari lubuk hati mereka dan sudah tidak ada lagi waktu untukmenyelamatkan diri. Oleh sebab itu, mereka sama sekali tidak akan bisa menyelamatkan diri sekalipun mereka menebus diri mereka dengan emas seisi bumi. Sebab, itu tidak akan bisa menjaga dan menghindarkan diri mereka dari-murka Allah.

Ketika mereka melihat hakikat yang terjadi di hadapan mata mereka pada awal.permulaannya, rasa sakitnya akan membuat mereka tak-sadarkan diri. Mereka inginnkembali ke kubur mereka, tidur, dan tidak akan sadar (bangkit)-untuk selama-lamanya. Mereka betul-betul mengetahui adanya azab, siksaan yang sangat menyakitkan, kehinaan dan kenistaan yang-menunggu di belakang mereka. Itu semua karena Allah telah mengancam mereka dengan-azab yangmenghinakan. Sebuah azab yarrg paling menyakitkan.

Bagi para pelaku maksiat, atau umat Nabi-Muhammad yang bermaksiat rasa.sakit dan siksaan jiwa (pikir) mereka berbeda denganyang dialami oleh orang-orang kafir dan orang-orang musyrik pada detik-detik tersebut. Rasa sakit mereka terlahir.dari penyesalan (terungkap-dalam bentuk penyesalan) yg mendalam atas berbagai macam maksiat dan dosa yang telah mereka perbuat semasa hidup di dunia.

Diantara mereka ada juga yang menyesal karena selama didunia.mereka tidak teguh-dalam menaati Allah. Mereka bermalas-malasan dalam melaksanakan kewajibannya-baik terhadap Allah maupun terhadap sesama-manusia.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

“yaitu pada hari (ketika) manusia teringat akan apa yang telah dikerjakannya,”

“dan neraka diperlihatkan dengan jelas kepada setiap orang yang melihat.”

“Maka adapun orang yang melampaui batas,”

“dan lebih mengutamakan kehidupan dunia,”

“maka sungguh, nerakalah tempat tinggalnya.”

“Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari (keinginan) hawa nafsunya,”

“maka sungguh, surgalah tempat tinggal(nya).” (QS. An-Nazi’at 79: Ayat 35-41)

Kecepatan dikumpulkannya manusia di padang mahsyar benar-benar di luar bayanganmanusia. Pengumpulan puluhan milyar manusia dari dalam lautan luas, perut gunung dan lembah, serta padang pasir dalam hitungan detik-detik adalah urusan Ilahi, di luar kemampuan akal manusia dan hanya Allah saja yang tahu.

Allah berfirman:

“Dan mereka bertanya kepadamu tentang ruh. Katakanlah, ‘Ruh itu termasuk urusan-Rabb-ku, dan tidaklah kamu diberi pengetahuan-melainkan sedikit’.” (Al-Isra’: 85).

Ilmu tentang kehidupan dunia yang hanyasedikit dan sederhana yang bertujuanuntuk memudahkan manusia mencarimata.pencaharian di dunia telah berakhir dan-lenyap. Lalu, muncullah ilmu Allah yang telah berjanji bahwa Dia akan memperlihatkan-tanda-tanda kekuasan-Nya serta mukjizat-Nya.

Allah berfirman:

“Dan katakanlah (Muhammad), Segala puji bagi Allah, Dia akan memperlihatkan kepadamu tanda-tanda (kebesaran)-Nya, maka kamu akan mengetahuinya. Dan Tuhanmu tidak lengah terhadap apa yang kamu kerjakan.” (QS. An-Naml 27: Ayat 93)

Bukankah sebagian manusia ada yang mengatakan sebagaimana yang Allah firmankan ketika menyebutkan keadaan mereka dalam firman-Nya:

وَكَا نُوْا يَقُوْلُوْنَ ۙ اَئِذَا مِتْنَا وَكُنَّا تُرَا بًا وَّعِظَا مًا ءَاِنَّا لَمَبْعُوْثُوْنَ ۙ

“dan mereka berkata, Apabila kami sudah mati, menjadi tanah dan tulang-belulang, apakah kami benar-benar akan dibangkitkan kembali? (QS. Al-Waqi’ah 56: Ayat 47)

Ayat yang suci ini menerangkan tentang keadaan dan kondisi orang-orang kafir-dan fasik. Lalu Allah menjawab ucapan mereka dengan firman-Nya:

“Katakanlah, (Ya), sesungguhnya orang-orang yang terdahulu dan yang kemudian,”

“pasti semua akan dikumpulkan pada waktu tertentu, pada hari yang sudah dimaklumi.”(QS. Al-Waqi’ah 56: Ayat 49-50)

Inilah ilmu yang dahulu mereka pungkiri.Mereka juga mengingkari kemampuan dan keMahakuasaan.Allah untukmelakukannya.

Adapun saat itu, setelah semua yang berbau dunia telah berakhir dan mulai muncul.keajaiban-keajaiban akhirat, mereka akan melihat kekuasaan Allah secara langsung. Orang-orang yang mengingkari dan menentang adanya kekuasaan Allah itu merasakan penyesalary padahal selama hidup di dunia mereka telah menyaksikan kekuasaan-Nya

Mereka telah melihat langit dan apa yang ada di dalamnya, juga bumi berikut semua.isinya.Semua itu mengisyaratkan adanya Allah dan kuasa-Nya. Sebab, apa masuk akal seandainya langit beserta milyaran bintang yang bertasbih di dalamnya ada dengan sendirinya tanpa kekuasaan dari Ilah Yang Maha Pencipta?

Allah berfirman:

الَّذِيْنَ يَذْكُرُوْنَ اللّٰهَ قِيَا مًا وَّقُعُوْدًا وَّعَلٰى جُنُوْبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُوْنَ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَا لْاَ رْضِ ۚ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هٰذَا بَا طِلًا  ۚ سُبْحٰنَكَ فَقِنَا عَذَا بَ النَّا رِ

“(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia; Maha Suci Engkau, lindungilah kami dari azab neraka.” (QS. Ali ‘Imran 3: Ayat 191)

Ketika masih di dunia mereka merasa asing, bagaimana mungkin mereka akan dihidupkan kembali setelah mereka berubah menjadi tanah dan tulang belulang. Allah memberikan kepada mereka apa yang lebih agung dan lebih dahsyat

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

“Apakah manusia mengira, bahwa Kami tidak akan mengumpulkan (kembali) tulang-belulangnya?”

“(Bahkan) Kami mampu menyusun (kembali) jari-jemarinya dengan sempurna.” (QS. Al-Qiyamah 75: Ayat 3-4)

Maksud ayat ini adalah bahwa setelah kalian menjadi tanah dan tulang Allah mampu mengembalikan kalian kepada bentuk semula dengan kondisi ujung jari yang-sama persis dengan sebelumnya. Atau dengan kata lain.Allah akan mengembalikan-kalian dengan sidik jari yang kalian gunakan sebagai tanda khususuntuk membedakan sebagian dengan yang lain selama di dunia. Sidik jari merupakan mukjizat khususnyang menunjukkan uniknya pencipta manusia di dunia. Semenjak Allah menciptakan-Nabi Adam sampai manusia yang terakhir diciptakan tidak akan ada satu sidik jari pun yang sama dengan sidik jari orang lain.Bentuk sidik jari manusia terlihat sama tetapi sebenarnya ia adalah gambar ilahiyah yang/membedakan individu yang satu dan individu yang lain sampai hari kiamat kelak.

Allah Berkuasa Menghidupkan dan.Membangkitkan seluruh Makhluk

Banyak sekali ayat Al-Qur’an yang di dalamnya Allah menerangkan kebangkitan manusia dari alam kuburnya atau dari mana pun ia dikubur. Di dalam kerak bumikah, di dasar lautkah, di puncak gunung di dalam jurang yang terjal atau di atas udara atau langit sekalipun. Ayat-ayat yang dengan jelas dan gamblang menerangkan kekuasaan Allah untuk mengumpulkan membangkitkan, dan menghidupkan manusia kembali.

Allah berfirman:

Di mana saja kamu berada, pasti Allah akan mengumpulkan kamu semuanya. Sungguh, Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 148)

Tidak ada tempat sembunyi dan tempat lari bagi manusia. Tidak ada seorang pun.yang bisa menyelamatkan diri darinya, dan tidak ada lagi tempat berlindung dan mengadu kecuali kepada Allah. Dan Allah tidak akan pernah lupa.

Segala sesuatu di alam ini adalah milik Allah. Semua yang Allah ciptakan baik yang kita ketahui ataupun yang tidak adalah milik Allah. Semua selalu berada di bawah ilmu,kekuasaan, dan kehendak-Nya. Maka ke mana lagi kita akan lari sedangkan semua tempat yang kita tuju adalah milik-Nya?

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

قُلِ اللّٰهُمَّ مٰلِكَ الْمُلْكِ تُؤْتِى الْمُلْكَ مَنْ تَشَآءُ وَتَنْزِعُ الْمُلْكَ مِمَّنْ تَشَآءُ ۖ وَتُعِزُّ مَنْ تَشَآءُ وَتُذِلُّ مَنْ تَشَآءُ ۗ بِيَدِكَ الْخَيْرُ ۗ اِنَّكَ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ

“Katakanlah (Muhammad), Wahai Tuhan Pemilik kekuasaan, Engkau berikan kekuasaan kepada siapa pun yang Engkau kehendaki, dan Engkau cabut kekuasaan dari siapa pun yang Engkau kehendaki. Engkau muliakan siapa pun yang Engkau kehendaki dan Engkau hinakan siapa pun yang Engkau kehendaki. Di tangan Engkaulah segala kebajikan. Sungguh, Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. Ali ‘Imran 3: Ayat 26)

Allah berfirman menerangkan tentang jin setelah mereka mengetahui bahwa mereka tidak akan pernah sanggup mengalahkan Allah di bumi dan juga tidak akan bisa melarikan diri dari-Nya. Sekalipun jin serta setan mampu terbang dan menembus sesuatu, bahkan sampai bisa naik ke langit dunia sehingga bisa mendengarkan malaikat yang paling tinggi.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَّاَنَّا ظَنَنَّاۤ اَنْ لَّنْ نُّعْجِزَ اللّٰهَ فِى الْاَ رْضِ وَلَنْ نُّعْجِزَهٗ هَرَبًا ۙ

“Dan sesungguhnya kami (jin) telah menduga, bahwa kami tidak akan mampu melepaskan diri (dari kekuasaan) Allah di bumi dan tidak (pula) dapat lari melepaskan diri (dari)-Nya.” (QS. Al-Jinn 72: Ayat 12)

Allah juga telah menjelaskan di dalam surat Maryam bagian akhir setelah menceritakan.tentang keadaan orang-orang kafir yang berkata “Sesungguhnya Allah telah mengambil.(mempunyai) anak.”

Sungguh ini hanyalah dakwaan yang.didakwakan oleh orang-orang musyrik dan kafir hingga membuat langithampir runtuh, bumi hampir terbelah, dan gunung.tertunduk lesu karenanya! Kemudian Allah menjelaskan bahwa tiada Ilah selain-Nya dan semua yang ada di langit dan di bumi-akan datang kepada-Nya sendiri-sendiri-sebagai hamba. Dan Allah tidak akan pernah melupakan seorang pun dari mereka sebab Allah telah menghitung dan menuliskan-mereka dengan detail dan Rabbmu tidak akan pemah lupa.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

“Dan mereka berkata, (Allah) Yang Maha Pengasih mempunyai anak.Sungguh, kamu telah membawa sesuatu yang sangat mungkar,hampir saja langit pecah, dan bumi terbelah, dan gunung-gunung runtuh, (karena ucapan itu),”karena mereka menganggap (Allah) Yang Maha Pengasih mempunyai anak.”Dan tidak mungkin bagi (Allah) Yang Maha Pengasih mempunyai anak.”Tidak ada seorang pun di langit dan di bumi, melainkan akan datang kepada (Allah) Yang Maha Pengasih sebagai seorang hamba.”Dia (Allah) benar-benar telah menentukan jumlah mereka dan menghitung mereka dengan hitungan yang teliti.”Dan setiap orang dari mereka akan datang kepada Allah sendiri-sendiri pada hari Kiamat.” (QS. Maryam 19: Ayat 88-95)

Bacalah ayat-ayat agung tersebut dan bacalah berulang kali sampai kalian benar-benar bisa memaknai kebesaran makna yang terkandung di dalam kata-katanya.

Merasakan keagungan perkara dan kengerian ucapan orang-orang yang mengatakan.bahwa Allah telah mengambil seorang putra atau Allah mempunyai anak. AIlah Yang Mahaagung ini tidaklah pantas dan layak untuk mengambil seorang anak dan selamanya ia tidak akanmemiliki anak.

Segala sesuatu yang ada di alam semesta ini dengan keluasannya yang sangat besa hanyalah merupakan makna hakikat dari-kalimat Laa Ilaha illallah. Ketujuh langit dan bumi ditegakkan di atasnya dan-darinya surga dan neraka tercipta. Dari sini dapat disimpulkan bahwa seluruh alam ini-tidak-memiliki hakikat lain selain hakikat Laa ilaha illallah. Segala sesuatu diciptakan dengan kekuasaan Allah. Dengan naluri fitrah dari-Nya ia akan mengetahui hakikat keesaan-Nya dan hakikat Laa ilaha illallah, begitu pula langit, bumi, dan gunung.

“..hampir saja langit pecah, dan bumi terbelah, dan gunung-gunung runtuh, (karena ucapan itu),”karena mereka menganggap (Allah) Yang Maha Pengasih mempunyai anak.” (Maryam:90-91).

Allah menjelaskan bahwa semua yang ada di langit dan di bumi, baik itu manusia, jin,malaikat yang agung dan dekat dengan Allah, sekalipun itu adalah malaikat jibril, Mikail, Israfil, Malaikat Maut, serta malaikat para pembawa Arsy yang agung kelak akan datang sendiri-sendiri pada hari kiamat. Tidak ada daya dan kekuatan selain daya dan kekuatan Allah.

Semuanya akan datang dengan merasa hina serta mengharap ampunan dan rahmat dari Allah. Betapapun besar bentuk dan perawakannya. Sekalipun besarnya mencapai-jarak antara langit dan bumi, sungguh ia tetap akan datang pada hari kiamat dengan kepala tertunduk dan merendah, serta tidak mengharapkan selain hanya rahmat, kemurahan, dan ampunan Allah

Rasulullah bersabda sebagaimana diriwayatkan oleh Jabir bin Abdillah. Ia berkata

bahwa Rasulullah bersabda:

“Aku diberi izin (Allah) untuk menceritakan salah satu malaikat dari malaikat-malaikat Allah yang termasuk para pembawa ‘Arsy. sungguh jarak antara lemak di telinganya dengan pundaknya adalah sepanjang perjalanan selama tujuh ratus-tahun (Hadits shahih, riwayat Abu Daud.)

Meskipun bentuk malaikat yang digambarkan oleh rasulullah dalam hadits-tersebut sangat-besar, di luar jangkauan khayalan dan pikiran kita sebagai manusia biasa, kelak pada hari kiamat yang ia harapkan hanyalah rahmat dan belas kasih Allah.

Lalu, apakah yang akan dilakukan oleh orang yang telah dibutakan dengan kebathilan sehingga tidak mampu melihat kebenaran?Mereka mati dalam kondisi kafir, musyrik, dan sesat, serta meyakini bahwa Allah memiliki anak atau Allah telah menjadikan seorang putra untuk diri-Nya.

Marilah kita bersama-sama menyimak ayat-ayat Al-Qur’an yang di dalamnya disebutkan.bahwa kelak orang-orang kafir akan datang menghadap Allah dalam keadaan yang hina dina. Di dalamnya juga terdapat ketentraman hati dan ketenangan-bagi orang-orang mukmin. Allah tidak akan menyia-nyiakan amalan mereka danntidak akan melupakan satu orang pun dari kaum mukminin pada hari kebangkitanndan kehidupan kedua serta hari dimana bumi akan terbelah.

Dia (Allah) benar-benar telah menentukan jumlah mereka dan menghitung mereka dengan hitungan yang teliti.”Dan setiap orang dari mereka akan datang kepada Allah sendiri-sendiri pada hari Kiamat.”(QS. Maryam 19: Ayat 88-95)

Beginilah kelak manusia akan dibangkitkan.Tidak ada seorang Pun yang akan-dilupakan. Selanjutnya, proses kebangkitan ini akan terjadi dengan penuh ketelitian dan kejelian ilmu Ilahi, tidak serampangan dan kacau balau, tidak ada kesemrawutanndan tidak akan ada yangterlupa. Sifat-sifat itu identik dengan manusia dan sama sekali bukan sifat ilahiyah Allah. Allah-lah yang telah menciptakan langit yang tujuh dengan penuh ketelitian dan keteraturan. Ia juga yang telah menciptakan bumi dan berbagai macam makanannya dengan ilmu dan aturan yang sangat tertib di luar nalar kita yang mampu kita bayangkan, dan setinggi apa pun ilmu kita, kita tidak akan mempunyai ilmu tentangnya sama sekali.

Demikian juga dengan proses kebangkitan. Ia akan terjadi dengan teratur, serta.kejadian-kejadiannya telah ditetapkan dengan teliti,.detail, terperinci, dan teratur dengan aturan Ilahi yang menakjubkan.

Marilah kita lihat dan telaah bersama-sama ayat-ayat yang menjelaskan tentang.kebangkitan dan kehidupan kembali yang terdapat di dalam Al-Qur’anul Karim dan.bagaimana gambaran Al-Qur’an tentang detik-detik tersebut. Detik-detik kebangkitan.serta kehidupan kedua dan keluarnya manusia dari alam kubur. Bagaimanakahnkondisi pada saat itu? Bagaimana perasaan manusia setelah sadar dari kematian dan keterlenaannya? Lalu kita melihat kenyataan yang hakiki di depan mata mereka telahndimulai dan tidak akan berakhir. Kenyataan yang diperjuangkan habis-habisan oleh orang-orang kafir di dunia mereka untuk diingkari dan didustakan.

Itu semua kami paparkan setelah pembahasan soal perdebatan sengit tentang-adanya hari kebangkitan dan kehidupan kedua antara para nabi dan kaum mereka-dalam sejarah peradaban manusia.

Hari Kebangkitan dan Kehidupan Kedua, Antara Para Nabi dan Kaumnya

Tema perbincangan mengenai kebangkitan makhluk hidup dan dihidupkannya mereka kembali merupakan sebuah topik yang sangat penting. Tema ini menjadi topik utama perdebatan antara para nabi dengan kaumnya

Dalam Al-Qur’an disebutkan bahwa setiap nabi atau rasul datang kepada suatu kaum, pastikaumnya akan mendustakan adanya kiama! hari kebangkitan, dan kehidupan kedua. Mereka-mendustakannya dengan sangat.Banyak-ayat-Al-Qur’an yang berbicara tentang dialog yang terjadi antara para nabi dan kaumnya.

Mereka tidak memercayai perkataan para nabi mengenai kiamat, hari kebangkitan, kehidupan kedua, hari perhitungan dan hari pembalasan. Kekufuran telah membutakan hati mereka dan kebodohan telah menutupi pikiran mereka. Mereka tidak mendengar dan tidak mau.mendengar.

Begitu parah pengingkaran tersebut terjadi terhadap Nabi Nuh. Setiap kali Nabi Nuh menyampaikan masalah tersebuf mereka langsung menutup telinga merekandengan jari dan menutup kepala mereka dengan pakaian agar tidak mendengar dan melihat apa yang ditunjukkan oleh Nabi Nuh.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

“Dia (Nuh) berkata, Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah menyeru kaumku siang dan malam,”

“tetapi seruanku itu tidak menambah (iman) mereka, justru mereka lari (dari kebenaran).”

“Dan sesungguhnya aku setiap kali menyeru mereka (untuk beriman) agar Engkau mengampuni mereka, mereka memasukkan anak jarinya ke telinganya dan menutupkan bajunya (ke wajahnya) dan mereka tetap (mengingkari) dan sangat menyombongkan diri.” (QS. Nuh 71: Ayat 5-7)

Kekafiran telah menguasai hati mereka. Kebodohan juga telah menguasai pikiran mereka sehingga mereka tidak mau berimankepada kekuasaan Allah untuk menegakkan hari kiamat dan membangkitkan mereka setelah kehidupan mereka di dunia usai. Mereka tidak menghormati Allah dengan penghormatan yang semestinya, sehingga ada sekat penutup yang menutupi hati dan pandangan mereka. Bahkan, di antara mereka ada yang sampai mengancam akan membunuh nabinya ketika mereka-saling berdebat tentang berfirman:

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَقَا لُوْا مَا هِيَ اِلَّا حَيَا تُنَا الدُّنْيَا نَمُوْتُ وَنَحْيَا وَمَا يُهْلِكُنَاۤ اِلَّا الدَّهْرُ ۗ وَمَا لَهُمْ بِذٰلِكَ مِنْ عِلْمٍ  ۚ اِنْ هُمْ اِلَّا يَظُنُّوْنَ

“Dan mereka berkata, Kehidupan ini tidak lain hanyalah kehidupan di dunia saja, kita mati dan kita hidup, dan tidak ada yang membinasakan kita selain masa. Tetapi mereka tidak mempunyai ilmu tentang itu, mereka hanyalah menduga-duga saja.” (QS. Al-Jasiyah 45: Ayat 24)

اِنْ هِيَ اِلَّا مَوْتَتُنَا الْاُ وْلٰى وَمَا نَحْنُ بِمُنْشَرِيْنَ

“Tidak ada kematian selain kematian di dunia ini. Dan kami tidak akan dibangkitkan,” (QS. Ad-Dukhan 44: Ayat 35)

قَا لُـوْۤا اِنَّا تَطَيَّرْنَا بِكُمْ ۚ لَئِنْ لَّمْ تَنْتَهُوْا لَنَرْجُمَنَّكُمْ وَلَيَمَسَّنَّكُمْ مِّنَّا عَذَا بٌ اَلِيْمٌ

“Mereka menjawab, Sesungguhnya kami bernasib malang karena kamu. Sungguh, jika kamu tidak berhenti (menyeru kami), niscaya kami rajam kamu dan kamu pasti akan merasakan siksaan yang pedih dari kami.” (QS. Ya-Sin 36: Ayat 18)

Allah juga telah berfirman mengisahkan Ancaman para kaum kepada nabi-mereka.

“Mereka menjawab, Sesungguhnya kami bernasib malang karena kamu. Sungguh, jika kamu tidak berhenti (menyeru kami), niscaya kami rajam kamu dan kamu pasti akan merasakan siksaan yang pedih dari kami.” (QS. Ya-Sin 36: Ayat 18)

Dalam ayat yang lain disebutkan:

قَا لُوْا لَئِنْ لَّمْ تَنْتَهِ يٰـنُوْحُ لَـتَكُوْنَنَّ مِنَ الْمَرْجُوْمِيْنَ ۗ

“Mereka berkata, Wahai Nuh! Sungguh, jika engkau tidak (mau) berhenti, niscaya engkau termasuk orang yang dirajam (dilempari batu sampai mati).” (QS. Asy-Syu’ara’ 26: Ayat 116)

Allah telah bersumpah dalam Kitab-Nya yang mulia bahwa kebangkitan dan kehidupan kedua itu ada. Allah berfirman:

وَ اَقْسَمُوْا بِا للّٰهِ جَهْدَ اَيْمَا نِهِمْ ۙ لَا يَبْعَثُ اللّٰهُ مَنْ يَّمُوْتُ ۗ بَلٰى وَعْدًا عَلَيْهِ حَقًّا وَّلٰـكِنَّ اَكْثَرَ النَّا سِ لَا يَعْلَمُوْنَ ۙ

“Dan mereka bersumpah dengan (nama) Allah dengan sumpah yang sungguh-sungguh, Allah tidak akan membangkitkan orang yang mati.Tidak demikian (pasti Allah akan membangkitkannya), sebagai suatu janji yang benar dari-Nya, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui,” (QS. An-Nahl 16: Ayat 38)

Dalam ayat lain Allah berfirman:

زَعَمَ الَّذِيْنَ كَفَرُوْۤا اَنْ لَّنْ يُّبْـعَـثُـوْا ۗ قُلْ بَلٰى وَرَبِّيْ لَـتُبْـعَـثُـنَّ ثُمَّ لَـتُنَـبَّـؤُنَّ بِمَا عَمِلْـتُمْ ۗ وَذٰلِكَ عَلَى اللّٰهِ يَسِيْرٌ

“Orang-orang yang kafir mengira, bahwa mereka tidak akan dibangkitkan. Katakanlah (Muhammad), Tidak demikian, demi Tuhanku, kamu pasti dibangkitkan, kemudian diberitakan semua yang telah kamu kerjakan. Dan yang demikian itu mudah bagi Allah.” (QS. At-Taghabun 64: Ayat 7)

Bayangkan saja Allah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana Yang Mahakuat, Mahakuasa, serta Mahakaya atas semua hamba-Nya.bersumpah di dalam Al-Qur’anul karim bahwa kebangkitan manusia akan benar-benar terjadi.

Ini adalah janji dari Allah  zat yang tidak akanmemungkiri janji-Nya. Allah juga menerangkan bahwa urusan membangkitkan manusia adalah perkara yang sangat mudah, bahkan lebihmudah daripada menciptakan dari awal. Padahal, keduanya sama-sama mudah bagi-Allah. Allah berfirman:

وَهُوَ الَّذِيْ يَـبْدَؤُا الْخَـلْقَ ثُمَّ يُعِيْدُهٗ وَهُوَ اَهْوَنُ عَلَيْهِ ۗ وَلَهُ الْمَثَلُ الْاَ عْلٰى فِى السَّمٰوٰتِ وَا لْاَ رْضِ ۚ وَهُوَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ

“Dan Dialah yang memulai penciptaan, kemudian mengulanginya kembali, dan itu lebih mudah bagi-Nya. Dia memiliki sifat Yang Maha Tinggi di langit dan di bumi. Dan Dialah Yang Maha Perkasa, Maha Bijaksana.” (QS. Ar-Rum 30: Ayat 27)

Apalagi yang diinginkan manusia dari Allah setelah Dia memberikan ini semua, apalagi yang kurang? Allah telah berjanji akanmengembalikan mereka kepada-Nya dan bersumpah atas kepastiannya, bukankah ini yang paling baik?Ataukah lebih baik membiarkan mereka berubah menjadi tanah dan menjadikan mereka sebagai fatamorgana setelah kematian mereka dan urusan mereka berakhir untuk selamanya?

Saya tidak melihat ada orang yang memungkiri keberadaan hari kebangkitan kecuali orang yang hati, pendengaran, dan akalnya tertutup

oleh sebab itu, ketika para penghuni neraka ditanya ‘Apakah yang menyeret kalian masuk neraka Jahannam?” Allah berfirman menerangkan apa yang akan dikatakan oleh orang-orang kafir dan ingkar terhadap adanya kebangkitan ketika mereka berada di dalam neraka Jahannam:

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَقَا لُوْا لَوْ كُنَّا نَسْمَعُ اَوْ نَعْقِلُ مَا كُنَّا فِيْۤ اَصْحٰبِ السَّعِيْرِ

“Dan mereka berkata, Sekiranya (dahulu) kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu) tentulah kami tidak termasuk penghuni neraka yang menyala-nyala.” (QS. Al-Mulk 67: Ayat 10)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *