HAKIKAT PERPISAHAN
Saudaraku,
Dari ‘Abdullah bin ‘Umar, dia berkata, “Di antara doa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah :”
اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنْ زَوَالِ نِعْمَتِكَ وَتَحَوُّلِ عَافِيَتِكَ وَفُجَاءَةِ نِقْمَتِكَ وَجَمِيعِ سَخَطِكَ
“Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dari hilangnya kenikmatan yang telah Engkau berikan, dari berubahnya kesehatan yang telah Engkau anugerahkan, dari siksa-Mu yang datang secara tiba-tiba, dan dari segala kemurkaan-Mu.” (HR. Muslim no. 2739)
Saudaraku,
Sesungguhnya kehidupan kita di dunia ini sudah digariskan-Nya…
Kita tidak mampu untuk mengubah apapun yang telah terjadi…
Juga tidak mampu untuk menentukan kepastian masa depan yang akan kita alami. Lalu mengapa men- judge diri kita dengan penyesalan tiada akhir atas apa yang sudah tidak mampu kita ubah?
Kehidupan yang kita jalani pada hakikatnya adalah amanah… Apapun yang kita lakukan pasti akan dimintai pertanggungjawabannya…
Maka tetaplah istiqamah menjalani kehidupan dengan memperbanyak amal shalih sebagai bekal terbaik menggapai ridha-Nya…
Kalau merasa jalan sudah makin sempit, kembalilah kepada Allah Azza wa Jalla yang Maha Mengetahui hal yang ghaib…
Taufik dan hidayah hanya dari Allah Azza wa Jalla…
Kita bukanlah penduduk asli bumi, asal kita adalah surga…
Tempat, di mana orang tua kita, Nabi Adam dan Siti Hawa tinggal pertama kali…
Kita tinggal di sini hanya untuk sementara. Untuk mengikuti ujian lalu segera kembali.
Maka berusahalah semampu kita untuk mengejar kafilah orang-orang shalih, yang akan kembali ke tanah air yang sangat luas, di akhirat sana…
Jangan sia-siakan waktu kita di dunia ini…
Perpisahan itu bukanlah karena perjalanan yang jauh… Atau karena ditinggal orang tercinta…
Bahkan, kematian pun bukanlah perpisahan, sebab kita akan bertemu lagi di akhirat. Perpisahan adalah ketika satu di antara kita masuk surga, sedang yang lainnya terjerembab ke api neraka…
Saudaraku,
Bila derita datang bertubi
Bila ujian seakan tak bertepi
Semuanya akan teratasi
Dengan segala potensi yang Allah telah beri
Saat kekuatan mulai melemah
Bukan berarti harus menyerah
Saat kemampuan mulai perlahan memudar
Bukan berarti harus perlahan menghindar
Saat kegigihan mulai perlahan rapuh
Bukan berarti perlahan harus mudah terjatuh
Allah selalu menitipkan kelebihan di setiap kekurangan
Allah selalu menitipkan kekuatan di setiap kelemahan
Semoga Allah Azza wa Jalla mengaruniakan hidayah-Nya kepada kita, sehingga kita tetap istiqamah senantiasa di jalan hidayah sedemikian rupa sehingga mampu mengubah “lelah” menjadi lillah…
Aamiin Ya Rabb.
Wallahua’lam bishawab