Orang Yang Rugi Karena Amalnya

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Orang Yang Rugi Karena Amalnya

Sungguh rugi jika selama hidup di dunia telah banyak melakukan amal-amal kebaikan, tapi ketika dihadapan Allah SWT. semua tidak berguna karena sebuah kesalahan. Bisa jadi seseorang memiliki banyak amal seperi puasa, salat malam, haji, sedekah, dan amal baik lainnya. Namun semua itu ternyata tidak berguna ibarat debu yang beterbangan. Hal ini telah diinformasikann oleh Rasulullah saw. dalam sebuah hadits menyebutkan bagaimana seseorang bisa merugi karena ia memiliki amal yang banyak tapi semua hilang karena sebuah dosa yang ia lakukan. Beliau menyebutkan ada hadis dari Tsauban ra. bahwa Nabi Muhammad saw. bersabda: “Sungguh saya telah mengetahui bahwa ada suatu kaum dari umatku yang datang pada hari kiamat dengan membawa kebaikan sebesar Gunung Tihamah yang putih. Kemudian Allah menjadikannya debu yang berterbangan.”

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Tsauban bertanya, “Wahai Rasulullah, sebutkanlah ciri-ciri mereka dan jelaskanlah perihal mereka agar kami tidak menjadi seperti mereka tanpa disadari.” Beliau bersabda: “Sesungguhnya mereka adalah saudara kalian dan dari golongan kalian, mereka salat malam sebagaimana kalian, tetapi mereka adalah kaum yang jika bersendirian mereka menerjang hal yang diharamkan Allah.” (HR. Ibnu Majah)

 Itulah hadits yang memberi tahukan bahwa seseorang yang datang dengan amal kebaikan sebanyak Gunung Tihamah tapi semua menjadi debu (tidak berguna) karena ia bermaksiat kepada Allah ketika sendiri. Seseorang sangat mungkin menjauh dari dosa dan maksiat saat berada di hadapan dan dilihat orang lain. Akan tetapi jika ia menyendiri dan terlepas dari pandangan manusia, ia melepaskan tali kekang nafsunya lalu melakukan dosa dan melanggar apa yang diharamkan oleh Allah.

Semakna dengan hadis Tsauban, Allah SWT. juga berfirman dalam surat An-Nisa ayat 108: “Mereka dapat bersembunyi dari manusia, tetapi mereka tidak dapat bersembunyi dari Allah, karena Allah beserta mereka, ketika pada suatu malam mereka menetapkan keputusan rahasia yang tidak diridai-Nya. Allah Maha Meliputi apa yang mereka kerjakan.”
Dalam ayat ini Allah menegaskan bahwa sesungguhnya Allah Maha Melihat apa saja yang dikerjakan hamba-hambaNya meskipun di malam hari dan tidak ada seorang pun yang melihatnya.

Mengapa dosa ini yaitu bermaksiat ketika sendiri dapat menghapus amal kebaikan meskipun sebesar gunung sekalipun ? Sesungguhnya sikap ini menunjukkan sikap munafik. Dalam hal ini meski sifat munafiknya bukan dalam sisi iktikad (keyakinan) tapi dari sisi amalan. Ibnu Rajab di dalam kitab Jami’ul- ‘Ulum wal-Hikam berkata: “Takwa kepada Allah dalam ketersembunyian adalah tanda kesempurnaan iman. Hal ini berpengaruh besar pada pujian untuk pelakunya yang Allah ‘sematkan’ pada hati kaum mukminin.”

Maka tidak hanya merugi tapi sungguh celaka karena dosa yaitu berani bermaksiat dikala sendiri ini menjadikan amalan kebaikan yang dilakukan tidak lagi berguna. Ibnul-A’rabi di dalam kitab Syu’abul-Iman lil-Baihaqi berkata: “Orang yang paling merugi, ialah yang menunjukkan amal-amal salehnya kepada manusia dan menunjukkan keburukannya kepada Allah yang lebih dekat kepadanya dari urat lehernya.”

Syaikh Muhammad Al-Mukhtar Asy-Syinqithi dalam kitab Syarh Zaad Al-Mustaqni’ berkata jika seseorang melakukan maksiat secara sembunyi-sembunyi tapi penuh penyesalan maka orang tersebut bukan termasuk merobek tabir untuk menerjang yang haram. Karena orang semacam ini saat mengagungkan syariat Allah ia terkalahkan oleh syahwatnya. Adapun yang bermaksiat dalam keadaan berani (menganggap remeh) itulah yang membuat amalnya terhapus. Mengingat betapa meruginya orang yang berbuat demikian, maka sekuat tenaga kita harus berusaha untuk menjauhinya. Sebab Allah Maha Melihat apa yang dikerjakan hamba-hamba-Nya baik di kala ramai atau sepi.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *