BI Prediksi Indonesia Masuk Jurang Resesi pada Kuartal III

Juda Agung. (Foto Republika)
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



JAKARTA, hajinews.id – Kepala Departemen Kebijakan Makroprudensial Bank Indonesia (BI) Juda Agung memperkirakan Indonesia berpeluang masuk ke jurang resesi pada kuartal III 2020.

Hal tersebut tercermin dari proyeksi sementara bahwa ekonomi nasional bakal tumbuh negatif pada kuartal II dan III secara berturut-turut. “Forecast-forecast (proyeksi) dari berbagai lembaga bahwa kuartal II ini pertumbuhan ekonomi akan negatif, pertumbuhan di kuartal III kami perkirakan dari BI ada kemungkinan masih negatif,” kata Juda Agung dalam diskusi virtual Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI), Kamis (23/7/2020).

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Namun Juda enggan mengungkap angka proyeksi dari bank sentral. Ia hanya menyebut angka proyeksi pertumbuhan ekonomi negatif dalam dua kuartal berturut-turut atau resesi muncul dari lemahnya realisasi penjualan barang dan jasa dari sejumlah korporasi di Indonesia.

Selain itu pelemahan juga tercermin dari pertumbuhan di sektor UMKM dan rumah tangga. “Kami monitor terus kondisi korporasi dan rumah tangga memang kalau kita lihat data-data terakhir menunjukkan sales growth dari korporasi sudah negatif,” jelas Juda.

Karena itu, menurut dia, pemerintah dan bank sentral serta lembaga-lembaga lain yang masuk dalam Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) perlu mengambil kebijakan yang cepat dan tepat untuk menghalau kemungkinan Indonesia masuk ke jurang resesi.

Adapun saat ini sejumlah negara mitra dagang dan investasi pun sudah masuk ke jurang resesi, seperti Singapura dan Korea Selatan. “Ini tentu saja kita balapan dengan waktu bagaimana kebijakan yang sudah diambil oleh pemerintah dan KSSK yang lain bisa efektif sehingga bisa cegah terjadinya risiko kita masuk resesi yang dalam,” terang Juda.

Meski ada peluang Indonesia mengalami resesi, Juda mengaku masih cukup optimis bila pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa membaik pada kuartal IV 2020 dan juga 2021. Bahkan, proyeksi laju ekonomi 2021 masih dipasang pada angka 6 persen.

“Kuartal II kelihatannya akan tumbuh negatif, the whole year mungkin ini risikonya ada risiko tumbuh negatif atau pun kalau positif itu positif yang kecil. Kuartal IV kelihatannya akan naik dan tahun depan akan rebound,” urai dia.

Dia menambahkan optimisme ini tercermin dari mulai naiknya permintaan kredit baru dari sektor UMKM ketika kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) mulai dilonggarkan pada Juni lalu. Sayangnya, permintaan kredit baru dari korporasi masih belum bergairah.

Secara terpisah, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan jika perekonomian pada kuartal III 2020 tidak meningkat, maka kondisi ekonomi pada kuartal selanjutnya berpotensi lebih sulit.

Oleh karena itu, Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Kamis (23/7/2020), meminta jajaran kementerian/lemabga dan instansi terkait di sektor perekonomian untuk bekerja keras memanfaatkan momentum pemulihan ekonomi pada kuartal III 2020 atau periode Juli, Agustus, September 2020.

“Kita berharap di kuartal ketiga, kita sudah harus naik lagi kalau enggakenggak ngerti lagi saya, betapa akan lebih sulit kita,” ujar Jokowi dalam Acara Penyaluran Dana Bergulir Untuk Koperasi Dalam Rangka Pemulihan Ekonomi Nasional.

Jokowi meminta pemulihan konsumsi masyarakat dan ekspor yang sudah terjadi di Juli 2020, dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh pelaku usaha dan juga lembaga pembiayaan termasuk koperasi untuk mengungkit perekonomian. (rah/berbagai sumber)

 

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *