Ini Lima Adab Bertamu, Salah Satunya Mengetuk Pintu Pakai Kuku

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



HAJINEWS.ID – Bertamu adalah kegiatan yang positif. Bertamu menjadi salah satu cara menyambung silaturahmi. Hal ini salah satu yang diajarkan dalam agama Islam.

Islam memberi kebebasan kepada umatnya untuk bertamu. Namun dalam bertamu, tata karma harus tetap dijaga agar tujuannya dapat terjaga.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Sebagai Muslim yang taat, di mana pun dan bagaimana pun kondisinya tentulah menjaga akhlak harus selalu dilakukan, sebagaimana Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam contohkan dalam bertutur maupun bersikap.

Berkaitan dengan bertamu, Islam mengajarkan adab-adab yang harus dipatuhi. Adab-adab ini agar sang penerima tamu tetap merasa dihormati dan tamu tetap menjunjung sopan santun, sehingga tidak ada rasa keberatan atau bahkan senang dikunjungi.

Berikut ini adab-adab tersebut, sebagaimana dikutip dari Muslim.or.id, Minggu (9/8/2020).

1. Mengucapkan salam dan meminta izin ketika masuk

Di antara adab yang diajarkan Islam kepada seorang Muslim yaitu untuk mengucapkan salam terlebih dahulu dan meminta izin ketika ingin masuk. Terkadang seseorang bertamu hanya memanggil nama yang hendak ditemui atau dengan kata-kata sekadarnya.

Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam mengajarkan bahwa hendaknya seseorang saat bertamu memberikan salam dan meminta izin untuk masuk. Allah Subhanahu wa taala berfirman yang artinya:

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu agar kamu (selalu) ingat.” (QS An-Nur: 27).

2. Meminta izin maksimal tiga kali

Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam mengajarkan kepada umatnya bahwa batasan untuk meminta izin untuk bertamu adalah tiga kali. Sebagaimana riwayat dari Abu Musa Al Asy’ary Radhiallahu anhu, dia berkata:

“Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam bersabda: ‘Minta izin masuk rumah itu tiga kali, jika diizinkan untuk kamu (masuklah) dan jika tidak maka pulanglah’.” (HR Bukhari dan Muslim)

Jika telah memberi salam tiga kali namun tidak ada jawaban atau tidak diizinkan, maka harus menunda kunjungan itu. Adapun ketika salam telah dijawab, bukan berarti dapat membuka pintu kemudian masuk begitu saja, mintalah izin untuk masuk dan tunggulah izin dari sang pemilik rumah untuk memasuki rumahnya.

3. Mengetuk pintu secara perlahan dengan kuku

Sering kali ketukan yang diberikan seorang tamu itu berlebihan, sehingga mengganggu pemilik rumah, baik karena kerasnya atau cara mengetuknya. Maka, hendaknya ketukan itu adalah ketukan yang sekadarnya dan bukan ketukan yang mengganggu seperti ketukan keras yang mungkin mengagetkan atau sengaja ditujukan untuk membangunkan pemilik rumah.

Sebagaimana diceritakan oleh Anas bin Malik Radhiallahu anhu:

“Kami di masa Nabi Shallallahu alaihi wa sallam mengetuk pintu dengan kuku-kuku.” (HR Bukhari dalam Adabul Mufrad bab Mengetuk Pintu)

4. Jangan mengintip

Mengintip ke dalam rumah sering terjadi ketika seseorang penasaran apakah ada orang di dalam rumahnya atau tidak. Padahal Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam sangat mencela perbuatan ini dan memberi ancaman kepada para pengintip, sebagaimana dalam sabdanya:

“Dari Anas bin Malik Radhiallahu anhu sesungguhnya ada seorang laki-laki mengintip sebagian kamar Nabi Shallallahu alaihi wa sallam, lalu Nabi berdiri menuju kepadanya dengan membawa anak panah yang lebar atau beberapa anak panah yang lebar, dan seakan-akan aku melihat Beliau menanti peluang untuk menusuk orang itu.” (HR Bukhari Kitabul Isti’dzan)

5. Posisi berdiri tidak menghadap pintu

Hendaknya posisi berdiri tamu tidak di depan pintu dan menghadap ke dalam ruangan. Poin ini juga berkaitan hak sang pemilik rumah untuk mempersiapkan dirinya dan rumahnya dalam menerima tamu. Sehingga dalam posisi demikian, apa yang ada di dalam rumah tidak langsung terlihat oleh tamu sebelum diizinkan oleh pemilik rumah. Sebagaimana amalan Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam dari Abdullah bin Bisyr ia berkata:

“Adalah Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam apabila mendatangi pintu suatu kaum, Beliau tidak menghadapkan wajahnya di depan pintu, tetapi berada di sebelah kanan atau kirinya dan mengucapkan Assalamualaikum… Assalamualaikum…” (HR Abu Dawud, sahih, lihat Majalah Al Furqon)

Wallahu a’lam bishawab.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *