Cak Imin Dimarahi Istri: Mana Bantuan Triliunan, Kok Enggak Terasa?

Muhaimin Iskandar (Cak Imin). (Foto: detikcom)
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



JAKARTA, hajinews.id – Wakil Ketua DPR RI Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Muhaimin Iskandar mengaku dimarahi sang istri Rustini Murtadho karena alokasi dana bantuan penanggulangan COVID-19 sebesar Rp 695,2 triliun seperti tidak terasa dampaknya.

“Istri saya, kebetulan ikut juga hari ini, selalu ke mana-mana, mana (bantuan) triliunannya, kok, enggak terasa, begitu. Seolah-olah saya pemegang kendali triliunan itu dimarahi sama istri saya,” kata Cak Imin, sapaan Muhaimin, di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, Jakarta, Rabu (12/8/2020).

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Politisi senior PKB itu sudah berupaya menjelaskan bahwa alokasi dana tersebut dibagi sekian triliun rupiah untuk kesehatan, sekian triliun rupiah untuk perlindungan sosial, sektoral K/L dan pemda, dukungan UMKM (usaha mikro, kecil, dan menengah), pembiayaan korporasi, dan insentif usaha.

Akan tetapi, sang istri tetap sewot. “Terasa pun tidak,” kata Cak Imin meniru ucapan istrinya.

Contohnya di bidang pendidikan, ketika Cak Imin mengajak istrinya keliling desa-desa, mereka bertemu aktivitas anak sekolah di desa yang katanya libur 5 bulan.

“Ketika kami keliling desa, kami lihat anak-anak di desa sudah libur 5 bulan. Libur, bayangkan, libur tanpa pakai program. Kalau libur pakai program masih lumayanlah. Ini libur tanpa arah,” ungkap Cak Imin.

Lebih lain lagi beritanya di Jombang, tempat kelahiran Cak Imin. Kabarnya, di sana ada sebuah kabar menarik tentang siswa didik yang mencari sinyal internet sampai dapatnya di kuburan.

Gara-gara itu, Cak Imin jadi teringat sebuah guyonan tentang adanya sinyal di kuburan.

“Ketika wifi belum ditemukan, itu memang menggunakan kuburan untuk mengambil sinyal langit,” kata Cak Imin.

Lain di Jombang, lain lagi rupanya cerita sekolah daring di Nusa Tenggara Barat (NTB). Di salah satu daerah di sana, kata Cak Imin, ada siswa yang mencoba mendapatkan sinyal dengan menaiki pohon.

“Ini darurat pendidikan Indonesia seperti ini, saya bilang kepada Telkomsel. Waktu itu Menteri BUMN mau bikin pemancar, apa itu istilahnya, ya, base transceiver station (BTS),” tutur Cak Imin.

Pemerintah Indonesia telah mengalokasikan dana Rp 695,2 triliun untuk biaya penanganan Covid-19. Biaya penanganan pandemi ini setara 4,2% terhadap PDB Indonesia.

Menteri Keuangan Sri Mulyani memaparkan realisasi pembiayaan untuk program pemulihan ekonomi nasional (PEN) hingga 6 Agustus 2020, hanya mencapai Rp 151,25 triliun atau 21,8% dari pagu sebesar Rp 695,2 triliun.

“Total realisasi hingga minggu pertama Agustus adalah Rp151,25 triliun atau 21,8% dari pagu PEN,” kata Sri Mulyani dalam video conference, Senin (10/8/2020). (rah/berbagai sumber)

 

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *