Luhut: Resesi Bisa Saja Terjadi, Kita Siap Hadapi

Luhut Binsar Panjaitan. (Foto Detik)
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



JAKARTA, hajinews.id – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan pemerintah siap menghadapi resesi karena memiliki persiapan infrastruktur dan program yang kuat.

Luhut mengatakan pertumbuhan ekonomi diharapkan bisa tumbuh nol persen atau positif 0,5 persen dan kemungkinan terburuk mencapai negatif 0,5 persen.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

“Ya kalau resesi terjadi, ya bisa saja terjadi. Tapi kita siap hadapi itu semua karena infrastruktur yang kita buat, program yang kita buat, eksekusi yang kita buat, kita feel comfortable (masih nyaman),” ujar Luhut dalam pidato ilmiah memperingati Dies Natalies Sekolah Kajian Stratejik dan Global di Jakarta, Jumat (14/8/2020).

Menurut Luhut, istilah comfortable bukan merupakan opini pribadinya. Namun, hal itu muncul lantaran banyak institusi internasional, mulai dari IMF, Bank Dunia hingga berbagai lembaga pemeringkat kredit internasional.

Luhut mengaku secara rutin memberikan paparan mengenai kondisi ekonomi dan penanganan Covid-19 ke lembaga-lembaga tersebut. Hal itu dilakukan juga sebagai upaya mendapatkan masukan atas kebijakan-kebijakan yang dilakukan Indonesia dalam upaya memulihkan ekonomi di tengah pandemi.

“Mereka selalu katakan program kita itu program yang sangat komprehensif, maybe some extend the best among emerging market (di beberapa bagian yang terbaik diantara negara berkembang lainnya). Jadi, sebenarnya eksekusi kita ini yang paling penting. Program sudah begitu bagus disusun,” beber Luhut.

Sebelumnya, Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memprediksi perekonomian Indonesia selama tahun 2020 tumbuh minus 0,49 persen sebagai dampak pandemi Covid-19. “Diharapkan di kuartal ketiga bisa membaik dengan prediksi minus dua, minus satu atau bahkan kita berharap bisa masuk positif,” katanya dalam peluncuran Koalisi Aksi Bersama Melawan Korupsi (CAC) Indonesia.

Dalam pemaparan terkait pertumbuhan ekonomi sejumlah negara termasuk Indonesia, Airlangga memperkirakan perekonomian Indonesia pada kuartal III-2020 mencapai minus 1 persen. Kemudian, kuartal IV-2020 diperkirakan membaik menjadi positif 1,38 persen sehingga pertumbuhan ekonomi selama 2020 diperkirakan negatif 0,49 persen.

Sementara itu, pengamat ekonomi politik Universitas Bung Karno, Salamuddin Daeng menilai bahwa kondisi bangsa dan negara Indonesia saat ini bukan hanya diancam krisis alias resesi ekonomi, tapi juga tengah menuju ke arah resesi di bidang politik.

“Ini bukan hanya sekadar resesi ekonomi seperti yang dilihat para ekonom, tapi sudah menjadi resesi kita di bidang politik dan sosial, karena ketidakpastian di dalam strategi kita di dalam bernegara. Nah ini yang akan menjadi masalah ke depan,” kata analis dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) ini dalam sarasehan virtual Dewan Nasional Pergerakan Indonesia Maju (DN-PIM), Kamis (13/8/2020). (rah/berbagai sumber)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *