Terlalu Ambisius, Target Pertumbuhan Ekonomi Jokowi 2021

Ketum Apindo Hariyadi B Sukamdani (tengah). (Foto: Bisnis)
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



JAKARTA, hajinews.id – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menargetkan pertumbuhan ekonomi Indonesia berada pada kisaran 4,5-5,5 persen pada 2021. Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Hariyadi Sukamdani menilai target tersebut terlalu ambisius di tengah situasi pandemi COVID-19 saat ini.

“Menurut saya, terlalu ambisius, dalam situasi normal pada 2019 tumbuh 5,02 persen, itu belum ada pandemi. Sekarang dengan pandemi, ini kita masih struggle untuk kuartal III 2020, berusaha agar tidak turun lebih dalam lagi. Kalaupun minus, mungkin minus 2 persen (kuartal III),” katanya di Jakarta, Jumat (14/8/2020).

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Hariyadi mengatakan butuh upaya luar biasa untuk bisa mencapai target pertumbuhan ekonomi 4,5 persen pada tahun depan. “Kendala utama memang di COVID ini. Selama belum bisa dituntaskan, kita dibayangi kondisi yang menghambat. Makanya target itu ambisius. Perkiraan kami, bisa plus 2 persen saja sudah bagus,” katanya.

Hariyadi menuturkan upaya pemerintah mendorong daya beli masyarakat dengan mengalokasikan bantuan sosial patut diapresiasi. Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi diharapkan dapat terdongkrak dari konsumsi rumah tangga yang memang jadi kontributor utama. “Tapi, ini belum cukup kuat untuk membangkitkan ekonomi kita sebesar yang ditargetkan tadi yaitu 4,5-5,5 persen,” katanya.

Kalangan pengamat menilai target pertumbuhan ekonomi Indonesia dari Presiden Jokowi sebesar 4,5 persen sampai 5,5 persen pada 2021 kemungkinan bisa diraih. Syaratnya, hasil produksi vaksin Covid-19 bisa segera beredar di masyarakat pada tahun depan.

Ekonom Universitas Indonesia Fithra Faisal mengatakan target tersebut sejatinya bisa dikejar karena tidak terlalu tinggi dari sisi angka. Bahkan, proyeksi dari berbagai lembaga ekonomi internasional jauh lebih besar.

“Fitch misalnya bilang ekonomi Indonesia bisa 6,6 persen pada tahun depan. World Bank dan IMF juga tidak berbeda jauh sekitar 5 persen sampai 6 persen. Jadi dari sisi angka ini masih memungkinkan untuk dicapai,” ungkap Fithra seperti dikutip dari  CNNIndonesia.com, Jumat (14/8/2020). (rah/berbagai sumber)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *