Sandiaga: Setiap Orang Dituntut Miliki Kemampuan Adaptasi

Sandiaga Uno. (Foto/Detikcom)
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



JAKARTA, hajinews.id – Pengusaha nasional Sandiaga Salahuddin Uno menyatakan pada zaman sekarang, setiap orang dituntut memiliki adaptive quotient (AQ) yang mengukur sejauh mana bisa beradaptasi dengan situasi baru.

“Negara-negara maju sudah mulai membahas tentang Ekonomi 5.0,” ujar Sandiaga saat menjadi panelis dalam Simposium Internasional Ke-12 PPI Dunia Online 2020 bertema “Diaspora Indonesia Mengabdi Pada Negeri” di Jakarta, Senin (24/8/2020).

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Menurut Sandiaga, para diaspora Indonesia adalah orang-orang terbaik yang dapat kesempatan kuliah di luar negeri. “Oleh karena itu, mereka semua harus bisa mengabdi kepada negara,” ujar politisi Partai Gerindra ini.

Sandiaga menegaskan bahwa sekarang sudah waktunya untuk berkolaborasi bukan berkompetisi. Ia mencontohkan sudah saatnya memakai produk dalam negeri.

Dalam acara tersebut, Sekretaris Jenderal Mata Garuda/Asosiasi Awardee Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Satya Hangga Yudha Widya Putra mengatakan setidaknya ada empat syarat yang diperlukan Indonesia jika hendak menjadi negara dengan tingkat perekonomian terbesar ke-4 di dunia pada 2045 atau bertepatan dengan HUT Ke-100 Kemerdekaan RI.

“Keempat syarat itu adalah menggarap bonus demografi, meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM), mengubah sistem pendidikan, dan mengasah soft skills dan hard skills,” katanya.

Menurut Hangga, pada periode 2020-2035, Indonesia akan mengalami bonus demografi. “Mayoritas penduduk didominasi generasi muda sebagai hasil dari pertumbuhan ekonomi yang kuat, berkat kelompok usia kerja yang lebih besar, yang diperkirakan akan mencapai 70 persen dari total penduduk pada 2030,” ujarnya. Masa depan Indonesia, tambah Hangga, ada di tangan anak-anak muda.

Sementara itu Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto yang juga menjadi panelis menekankan pentingnya memperluas jaringan, memiliki nasionalisme, dan ingin mengabdi. “Banyak cara untuk mengabdi tidak harus menjadi wali kota atau wakil presiden,” katanya. (rah/ant)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *