Adab Berdoa yang Jarang Diperhatikan

(Foto: @istock)
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



HAJINEWS.ID Dalam berdoa, seorang muslim memiliki adab-adab tertentu di hadapan Allah Subhanahu wa ta’ala. Allah memerintahkan kita untuk senantiasa beradab di depan-Nya. Para ulama pun menjelaskan tentang adab dan etika dalam berdoa agar dikabulkan, sebagaimana tuntutan dalam Alquran dan Hadis.

Al-Baghawi rahimahullah berkata, “Ada etika dan syarat-syarat dalam berdoa yang merupakan sebab dikabulkannya doa. Barangsiapa memenuhinya, maka dia akan mendapatkan apa yang diminta dan barangsiapa mengabaikannya, dialah orang yang melampaui batas dalam berdoa; sehingga doanya tidak berhak dikabulkan”.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Ibnul Qayyim rahimahullah mengatakan,“Kedua ayat berikut mencakup adab-adab berdoa dengan kedua jenisnya (doa ibadah dan doa permohonan), yaitu firman Allah Subhanahu wa Ta’ala :

ادْعُوا رَبَّكُمْ تَضَرُّعًا وَخُفْيَةً ۚ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُعْتَدِينَ وَلَا تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ بَعْدَ إِصْلَاحِهَا وَادْعُوهُ خَوْفًا وَطَمَعًا ۚ إِنَّ رَحْمَتَ اللَّهِ قَرِيبٌ مِّنَ الْمُحْسِنِينَ

”Berdoalah kepada Tuhanmu dengan merendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepadaNya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.” (QS Al-A‘raf :55-56)

Namun dalam mempraktekkannya, seringkali kita kurang memperhatikan adab berdoanya ini. Dalam sebuah hadis Qudsi meriwayatkan Allah berfirman:

“Hamba-Ku, apakah memang perbuatan kamu, menyuruh Aku tetapi perhatianmu ke kanan dan ke kiri. Kemudian engkau berbicara dengan sesama hamba-Ku yang lain. Engkau mengerahkan seluruh perhatianmu kepadanya dan engkau tinggalkan Aku?”

Dari hadis ini, ternyata ada beberapa adab berdoa yang jarang diperhatikan atau bahkan nyaris terabaikan, di antaranya:

1. Fokuskan hanya pada Allah

Adab kita ketika kita berdoa kepada Allah sama halnya dengan adab kita ketika berbicara dengan sesama manusia. Waktu kita bercakap-cakap dengan orang lain, kita selalu memusatkan perhatian kita kepadanya dan tidak melirik ke kiri dan ke kanan. Namun ketika kita bermunajat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, perhatian tidak kita curahkan kepada-Nya, pikiran kita melayang kepada makhluk-makhluk yang lain. Kita lupa kepada Sang Khaliq yang kita hadapi. 

2. Berdoa dengan tidak memerintah

Al-Qur’an memberikan contoh doa-doa yang beradab. Doa Ayyub alaihissalam, misalnya. Ketika Nabi Ayyub ditimpa penderitaan karena penyakit yang tak kunjung terobati, ia berdoa,

رَبِّ أَنِّى مَسَّنِيَ الضُّرُّ وَأَنْتَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِيْنَ

“Tuhanku, sungguh kesengsaraan telah menimpaku saat ini. Sementara Engkau Maha Pengasih dari segala yang mengasihi.”

Ketika dilanda derita, Nabi Ayyub tidak berdoa dengan doa yang berisi perintah-perintahnya kepada Allah untuk diberikan kesembuhan. Karena adab dalam berdoa adalah tidak menggunakan kalimat-kalimat perintah di dalamnya. Tidak ada fi’il ‘amr di situ. Yang selalu disebut-sebut dalam doa adalah nama Allah Ta’ala meskipun Allah yang menguji dengan penderitaan itu.

Contoh lain dari doa yang beradab adalah doa Adam alaihissalam yang amat kita kenal:

رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ

“Tuhan kami, kami telah menzalimi diri kami sendiri. Sekiranya Engkau tidak mengampuni dan menyayangi kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang merugi.” Dalam doa itu, tak ada satu pun kalimat perintah.

3. Tidak banyak meminta hal yang spesifik

Adab lain dalam berdoa adalah dengan tidak meminta hal-hal yang sangat spesifik; tidak mendikte Tuhan bahwa itulah hal yang paling baik bagi kita. Misalnya kita dianjurkan tidak berdoa, “Tuhan, sembuhkanlah aku.” Tetapi sebaiknya kita berdoa, “Ya Allah, duhai Sang Maha-penyembuh….”

Lebih beradab lagi bila kita berdoa dengan hal-hal yang bersifat umum dan memasukkan ke dalam doa itu, bukan saja diri kita, tetapi juga kaum muslimin dan muslimat seluruhnya.

Wallahu A’lam

 

Sumber: Kalam.Sindonews

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *