JAKARTA – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia selama lima bulan berturut-turut surplus. Pada September 2020 sebesar USD 2,44 miliar secara bulanan. Perbaikan ini, ekonom menilai sinyal ekonomi nasional mulai terjadi perbaikan.
Ekonom Institute for Developments of Economics and Finance INDEF Yusuf Rendy Manilet mengatakan, meski perbaikan aktivitas ekonomi relatif masih bergerak tipis, namun akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi kedepannya. Ini sesuai dengan upaya yang dilakukan pemerintah dalam menggenjot pertumbuhan ekonomi pada pemulihan ekonomi di kuartal III dan IV/2020.
“Berdasarkan indikator ini terjadi perbaikan aktivitas ekonomi meskipun msaih relatif tipis. Tapi, kita optimistis ternyata ada tren perbaikan pertumbuhan ekonomi,” ujar Yusuf di Jakarta, Kamis (15/10/2020).
Ekonom Center of Reforms on Economics (CORE) Indonesia Yusuf Rendy Manilet menilai, perbaikan aktivitas ekonomi positif ini akan berlanjut sampai dengan tutup tahun 2020.
“Surplus neraca perdagangan ini bukan relatif yang baik untuk pertumbuhan ekonomi. Sebab secara tahunan ditopang penurunan impor yang tajam,” ujarnya.
Sementara Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, di tengah pandemi Covid-19, neraca dagang Indonesia tetap surplus sebesasr USD2,44 miliar secara bulanan pada September 2020.
“Neraca dagang surplus sebesar USD 2,44 miliar. Surplus terjadi lima bulan berturut-turut,” ujar Suhariyanto, Kamis.
Surplus neraca perdagangan terjadi karena nilai ekspor mencapai USD14,01 miliar atau naik 6,97 persen dari Agustus 2020 yang sebesar USD13,1 miliar. Sementara, nilai impor hanya USD11,57 miliar atau naik 23,5 persen dari bulan sebelumnya. (mh)