Daftar Donatur Palestina
Oleh Firman Cecak
Tidak ada rekomendasi yang lebih dipercaya customer selain dirinya sendiri. Mereka merasa diri merekalah yang paling tahu apa keinginan dan kebutuhan terhadap suatu produk. Yang harus Anda lakukan adalah membuat mereka percaya diri atas pilihannya, bukan “menjejali” mereka dengan banyak informasi.
Itu tidak akan menolong.
Beberapa brand mungkin termasuk brand Anda, menyediakan simulasi perbandingan produk dari berbagai brand competitor untuk membantu customer memilih. Memang cukup membantu, hanya saja customer sudah memiliki persepsi bahwa Anda pasti merancang untuk mengunggulkan brand Anda. Mungkin alternatifnya bisa bekerja sama dengan website bebas seperti e-marketplace untuk membandingkan informasi teknis produk dari berbagai brand, tapi tetap saja pengalaman orang yang telah membeli produk lebih dipercaya dibandingkan informasi lengkap tentang produk tersebut.
Pendekatan yang bisa Anda lakukan adalah dengan menciptakan simulasi. Namun, bukan simulasi perbandingan produk antar-brand. Anda perlu merancang simulasi yang memetakan kebutuhan dan keinginan mereka terhadap suatu produk. Misal, untuk produk kecantikan, atribut yang dipetakan adalah “‘masalah kulit yang dihadapi”, pilihannya bisa “kulit kering”, “jerawat”, “flek hitam”, dan lain-lain. Pilihan tersebut akan mengarahkan customer ke produk yang paling sesuai dengan dirinya. Contoh lagi untuk produk mobil, bisa saja pilihan atributnya disesuaikan dengan karakteristik customer-nya, misal “jwa petualang”, “penyayang keluarga”, “gaul”, dan sebagainya. Sebisa mungkin detail dan harus relevan bagi customer Anda.
Selain membantu menyederhanakan proses pengambilan keputusan customer, Anda juga bisa mendapatkan keuntungan lain, yaitu bisa sekalian meriset customer Anda. Dengan begitu, Anda bisa menciptakan produk yang lebih baik untuk mereka dengan cara yang membuat mereka nyaman.
Memudahkan customer dalam proses pengambilan keputusan merupakan cara yang tepat dalam merespons rasa keingintahuan mereka. Bukan hal yang tepat untuk fokus hanya terhadap apa yang dipikirkan dan dapat diperbuat company, tetapi juga memahami apa yang terjadi dari sisi customer.
2 Komentar