Permintaan Kredit Lesu, Bos BRI: Uang Rp1.200 Triliun Mengendap di Bank

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Jakarta, hajinews.id – Selama Pandemi COVID-19, ada Rp1.200 triliun dana yang mengendap di perbankan yang belum tersalurkan sebagai kredit. Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Sunarso mengungkapkan hal itu lantaran masih lemahnya permintaan kredit akibat pandemi Covid-19.

Mantan dirut Pegadaian itu menuturkan selama pandemi permintaan kredit baru memang mengalami kontraksi. Tercatat sampai Oktober, kredit perbankan hanya tumbuh 0,47 persen menjadi Rp5.480 triliun. Ia menyebutkan pembatasan sosial di beberapa daerah membuat banyak UMKM yang gulung tikar, hal itupun yang kemudian menghambat aktivitas bisnis. Katanya, fenomena itulah yang menjadi tantangan bisnis bagi BRI yang sekitar 80 persen portofolionya merupakan kredit UMKM.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Oleh karena itu, pihaknya mengarahkan bisnisnya dengan mengikuti stimulus yang diberikan oleh pemerintah. Pemerintah memberikan berbagai stimulus dalam bentuk penempatan dana, belanja pemerintah berupa banpres produktif, subsidi gaji, KUR super mikro, subsidi penjaminan, hingga relaksasi restrukturisasi kredit.

Dalam implementasinya, BRI merealisasikan stimulus rata-rata dalam waktu 1,5 bulan. Di antaranya restrukturisasi kredit Rp192,25 triliun kepada 2,98 juta debitur. Penyaluran kredit dari penempatan dana PEN mencapai Rp45 triliun kepada 1,17 juta debitur. Penjaminan kredit UMKM sebesar Rp6,19 triliun kepada 10.131 debitur, subsidi bunga UMKM Rp3,83 triliun kepada 6,5 juta debitur, KUR super mikro Rp5,2 triliun kepada 597.000 nasabah.

Sekadar informasi, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk mengalokasikan belanja modal atau capex hingga 4 persen dari total pendapatan perusahaan. Hal ini guna mengakselerasi transformasi digital, salah satunya untuk membangun kapabilitas financial technology (fintech).

“Secara garis besar, kami menyiapkan sekitar 3-4 persen dari total revenue BRI untuk melakukan transformasi digital. Di dalamnya, termasuk membangun kapabilitas fintech,” kata Direktur Digital, Teknologi Informasi dan Operasi BRI Indra Utoyo di Jakarta dikutip dari akurat.co, pada Minggu (1/11/2020).

Dilansir dari Antara, Indra menjelaskan, sebagai bank dengan aset terbesar di Indonesia, BRI membangun ekosistem digital sebagai bagian dari transformasi digital agar perusahaan tetap unggul dan memberikan inovasi layanan yang lebih baik kepada masyarakat.

 

 

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *