Karangan Bunga Tak Bermanfaat Ketika Kita Meninggal Dunia

Karangan Bunga Tak Bermanfaat Ketika Kita Meninggal Dunia
ilustrasi : karangan bunga
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh: DR. Dr. H. Masrifan Djamil, Ketua Departemen LITBANG PP IPHI

Hajinews – Ada ibroh yang perlu kita cermati, untuk pelajaran bagi kita. Alkisah, ada seorang yang berusia 60 tahun terkena leukemia, tetapi jenis leukemia yang bisa diobati. Alhamdulillah setelah mendapat pertolongan di RS besar dia sembuh. Artinya masih diberi kesempatan oleh Allah untuk membenahi diri di sisa usianya.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Sahabatnya menyarankan agar dia ikut pengajian, karena sekarang banyak pengajian ONLINE (daring). Salat berjamaah ke masjid (karena rumahnya dekat masjid), memperbaiki ibadah yang wajib, banyak membaca al-Qur’an, membaca buku-buku agama, banyak sodaqoh dan berdzikir serta silaturrahim.

Tetapi dia malah asyik share cerbung, setiap hari tak ada jeda di grup WA-nya. Ketika cerbung A selesai, dia menge-share cerbung B dan seterusnya. Dia aktif sekali di WAG yang dia ikuti, dengan guyon-guyon yang dikira gayeng, menikmati foto atau video kiriman yang lucu atau lagu-lagu nostalgia, kadang-kadang ada yang saru (semi porno). Mungkin dia terpengaruh share video atau artikel yang pernah viral, yang isinya menyarankan gaya hidup bagi orang lansia. Saran itu agar lansia kumpul-kumpul dengan teman, tour sana sini, kuliner sana sini, pokoknya hepi. Akhirnya menjebaknya dia tidak mempersiapkan diri untuk mati.

Semua saran sahabatnya agar dia memanfaatkan sisa umur yang diberikan Allah, lewat saja karena dia merasa masih sakit, belum pulih, masih harus kontrol rutin ke RS. Maka dia selalu di rumah saja, asyik dengan WAG-nya, dan itulah kegiatan yang dipilihnya.

Dua tahun setelah dinyatakan sembuh, tiba-tiba kumat sakitnya, dia harus dirawat di RS. Kali ini cukup serius sakitnya. Dokter menyarankan agar dia dirujuk kembali ke RS besar yang dulu mengobati.

Namun Allah ﷻ mentaqdirkan lain. Belum sempat dirujuk ke RS besar, dia dipanggil-Nya kembali. Teman-temannya hanya bisa mendoakan di WAG, padahal keluarganya tidak ada yang menjadi anggota WAG. Jadi ucapan belasungkawa itu tidak sampai. Semoga doa-doa yang ditulis dengan cara COPAST (doang) didengar Allah dan diijabah. Aamiin.

Karangan bunga juga banyak berdatangan, tetapi pengirimnya tidak muncul, hanya melalui toko bunga saja dipesan dan diantar. Sungguh banyak deretan karangan bunga yang datang ke rumah duka. Pelayat tidak banyak karena masa pandemi COVID-19. Namun yang mensalati tidak sebanyak yang hadir dan karangan bunga yang terpasang. Alhasil, karangan bunga dan banyaknya manusia yang hadir takziyah tak bermanfaat buat almarhum, paling-paling difoto dan dikagumi tetangga.

Perkara yang paling bermanfaat untuk almarhum sekarang adalah salat jenazah dan doa sebelum dan setelah dia dimakamkan, sebagaimana hadits di bawah ini.

Diriwayatkan dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata dari Nabi ﷺ bahwa beliau bersabda:

مَا مِنْ مَيِّتٍ يُصَلِّى عَلَيْهِ أُمَّةٌ مِنَ الْمُسْلِمِينَ يَبْلُغُونَ مِائَةً كُلُّهُمْ يَشْفَعُونَ لَهُ إِلاَّ شُفِّعُوا فِيهِ

“Tidaklah seorang jenazah disalatkan (dengan salat jenazah) oleh sekelompok kaum muslimin sejumlah 100 orang, semuanya memberi syafa’at (mendoakan kebaikan untuknya), maka syafa’at (do’a mereka) akan diperkenankan.” (HR Muslim)

Kedua, hadits dari Kuraib rodliyallahu ‘anhu, bahwa ia berkata:

أَنَّهُ مَاتَ ابْنٌ لَهُ بِقُدَيْدٍ أَوْ بِعُسْفَانَ فَقَالَ يَا كُرَيْبُ انْظُرْ مَا اجْتَمَعَ لَهُ مِنَ النَّاسِ. قَالَ فَخَرَجْتُ فَإِذَا نَاسٌ قَدِ اجْتَمَعُوا لَهُ فَأَخْبَرْتُهُ فَقَالَ تَقُولُ هُمْ أَرْبَعُونَ قَالَ نَعَمْ. قَالَ أَخْرِجُوهُ فَإِنِّى سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَقُولُ مَا مِنْ رَجُلٍ مُسْلِمٍ يَمُوتُ فَيَقُومُ عَلَى جَنَازَتِهِ أَرْبَعُونَ رَجُلاً لاَ يُشْرِكُونَ بِاللَّهِ شَيْئًا إِلاَّ شَفَّعَهُمُ اللَّهُ فِيهِ

“Anak ‘Abdullah bin ‘Abbas di Qudaid atau di ‘Usfan meninggal dunia. Ibnu ‘Abbas kemudian berkata: ‘Wahai Kuraib (bekas budak Ibnu ‘Abbas), lihat berapa banyak manusia yang mensholati jenazahnya.’ Kuraib berkata: ‘Aku keluar, ternyata orang-orang sudah berkumpul dan aku mengabarkan pada mereka pertanyaan Ibnu ‘Abbas tadi’. Lantas mereka menjawab, ‘Ada 40 orang’. Kuraib berkata, ‘Baik kalau begitu’. Ibnu ‘Abbas lalu berkata: ‘Keluarkan jenazah tersebut. Karena aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda, ’Tidaklah seorang muslim meninggal dunia lantas disalatkan (salat jenazah) oleh 40 orang yang tidak berbuat syirik kepada Allah sedikit pun melainkan Allah akan memperkenankan syafa’at (do’a) mereka untuknya.’ (HR. Muslim)

Kita perlu mengingatkan, agar rumah-rumah umat Islam disiapkan banyak kran air untuk wudlu’ di halamannya, dan ada yang selalu menyeru ketika orang yang takziyah, “Siapa yang akan mensalatkan jenazah, tempat wudlu ada di halaman, di sana, di sana…. Mari Bapak Ibu masih ditunggu untuk salat jenazah gelombang berikutnya….”. Maka orang yang takziyah akan terdorong untuk mensalatkan jenazah. Daripada hanya ngobrol, disediakan air kemasan dan permen (di suatu kota tradisinya begitu).

Dan di masa pandemi ini salat jenazah dengan jamaah yang banyak sulit diterapkan karena akan semakin berkurang orang yang takziyah. Maka saya menganjurkan, untuk sholat ghoib di rumah bagi yang memang harus di rumah, atau salat ghoib di masjid ketika salat jum’at yang dipimpin khotib dan imam yang bertugas. Karena besok gilirannya kita akan disalati, semoga Allah akan menggerakkan banyak orang untuk salat jenazah untuk kita.

Salat jenazah amat bermanfaat untuk almarhum yang akan dimakamkan, namun banyak pentakziyah (mu’aziyin) yang hanya ngobrol, makan permen, minum air kemasan bahkan merokok.

Kita semua tidak tahu akhir hidup kita kapan, semoga husnul khotimah dan disalati banyak orang, lebih dari 100 orang. Waktu kita benar-benar terbatas, apalagi sudah berusia 60-70 tahun. Meskipun faktanya banyak juga yang muda sudah dipanggil Allah ﷻ. Maka mari manfaatkan sisa usia untuk kepentingan yang abadi, alam barzakh dan akherat yang tak terbatas panjangnya. Semoga kita bisa mengambil ibroh ini. Aamiin

10 Jumadil Awal 1442 / 25 Desember 2020

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *