Rumah Bau Melati

Rumah Bau Melati
ilustrasi : bunga melati
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews – Waktu Maghrib yang menegangkan. Orang-orang bergerak menuju rumah kosong setelah pencuri kotak amal lari ke dalam bangunan angker untuk bersembunyi.

Tidak ada azan maghrib hari itu sebab seluruhnya pergi mengejar pencuri laknat yang lancang mencemari rumah suci dengan perbuatannya yang keji.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Pencuri sialan!

Dia harus ditangkap dan diadili!

Rombongan massa itu saling sahut-menyahut, menumpahkan sumpah serapah, sesekali salah satu di antara mereka meneriakkan takbir.

Mereka makin dekat. Semerbak melati dibawa angin dari arah rerimbunan pepohonan di halaman rumah angker.

Rumah bau melati. Konon sering ada penampakan wanita yang melayang-layang mengitari rumah. Ia terbang sambil tertawa cekikian.

Namun, kali ini siapa yang peduli bau melati? Siapa yang peduli penampakan hantu wanita? Orang beramai-ramai. Bahkan di dalam rombongan itu ada Pak Haji, mana mungkin wanita itu berani menampakkan diri?

Bau melati makin kental. Kian menusuk hidung. Wangi sekaligus mendatangkan ketenangan yang mengerikan. Tak berapa lama kemudian orang-orang telah sampai di halaman rumah.

“Allahhu akbar!” Pak Haji mengucap takbir. Pandangannya menatap tajam ke awang-awang. Sementara warga yang lainya senyap. Beberapa gemetaran, ada juga yang mulutnya sampai menganga.

Perempuan itu muncul, melambung-lambung di antara dua pepohonan rimbun.

“Mengapa tak ke masjid? Mengapa tak mengumandangkan azan? Bangsaku sudah bersiap menutup telinga, beberapa sudah bersembunyi di tempat pembuangan yang kedap dan bau,” sergah wanita yang wajahnya tertutup rambut panjang.

“Kami mau menangkap pencuri kotak amal!” jawab Pak Haji sedikit gemetar.

“Tidak bisa! Dia mencari perlindungan di rumah kami! Wajib bagi kami untuk melindunginya!”

“Setan terkutuk! Sudah terkutuk, sukanya membela bandit yang kelakuannya terkutuk!”

“Kamu lebih terkutuk! Kalian semua terkutuk!” Lecutan kata itu diiringi tawa cekikikan. Bau melati bertebaran.

“Biar aku bacakan kamu ayat-ayat Allaah! Lekas-lekaslah terbakar dan enyah kamu ke neraka!”

Pak Haji membaca ayat kursi. Warga berdzikir bersama-sama. Dengung suara dzikir terdengar bagai segerombolan lebah.

Tak lekas terbakar, wanita itu malah menirukan bacaan ayat kursi secara fasih.

“Bagaimana bisa ayat suci itu menghiasi lisanmu, bahkan tiap hari kamu membaca berjus-jus quran, tapi tak satu pun yang terselip di hati?” ucap wanita yang kini duduk di atas dahan pohon beringin.

“Apa maksudmu, setan busuk?”

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *