Mengenang Pilpres 2009, JK Nekad Lawan SBY Walau Tahu Akan Kalah

Orang Terkaya di RI Didominasi oleh Non-Muslim
Jusuf Kalla. (Foto/net)
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews – Sepenggal cerita Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Jusuf Kalla (JK) di Pilpres 2009.

JK menceritakan ketika dirinya memutuskan maju menjadi calon presiden pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2009

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

dan menjadi kompetitor Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang notabene rekannya di Kabinet Indonesia Bersatu I.

Kala itu, JK memutuskan untuk bersaing menghadapi SBY.

Bukan tanpa alasan, JK memilih bertarung pada Pilpres 2009 ternyata untuk menjaga harga dirinya sekaligus harkat martabat Partai Golkar.

Karena harga diri itu pula, Kalla tetap nekat bertarung menghadapi SBY

kendati menyadari keputusannya tak akan membuahkan hasil kemenangan bagi dirinya.

“Sebenarnya itu hanya karena, saya tahu susah menang, tapi karena saya ketua partai,

ada harkat partai,” ujar Kalla dalam Program Bukan Begini Bukan Begitu yang tayang di kanal Youtube Kompas.com, Senin (22/2/2021).

Kalla mengungkapkan, alasannya memutuskan mencalonkan diri menjadi calon presiden tak lepas dari permintaan SBY

yang menginginkan supaya Golkar mengusulkan lima nama yang akan menjadi pasangannya.

Permintaan SBY tersebut sontak membuat harga diri Kalla terusik.

Demi menjaga harga diri tersebut, Kalla yang saat itu mengemban Ketua Umum Partai Golkar memilih jalur pertarungan ketimbang melanjutkan kerja sama antar keduanya.

Kalla kemudian menggandeng Wiranto dari Partai Hanura untuk menghadapi SBY yang berpasangan dengan Boediono.

Selain SBY-Boediono, Kalla dan Wiranto juga menghadapi Megawati Soekarnoputri yang berpasangan dengan Prabowo Subianto.

Kendati demikian, Kalla mengakui saat itu dirinya masih menginginkan kembali berpasangan dengan SBY.

Tetapi karena kadung gengsi, Kalla pun memilih berpisah.

“Sebenarnya saya ingin sama SBY, tapi SBY memilih lain.

Itu juga waktu itu malah minta clue agar Golkar kasih lima nama.

Wah itu berarti kan menghina saya kan, saya Wapres, saya ketua umum, akhirnya timbul harga,

Golkar partai terbesar mesti ada calonnya dong,” ungkap Kalla.

Dalam perjalannya, Kalla memang telah menyadari bahwa kemenangan tak akan berpihak kepada dirinya.

Karena itu, jika Pilpres 2009 terjadi dua kali putaran,

dirinya pun menyiapkan skema untuk mengalahkan SBY.

Skema itu berupa menjalin kerja sama dengan Megawati

untuk bisa mengalahkan SBY di putaran kedua.

Namun, skema tersebut tak terealisasi karena keduanya sudah kadung kalah dengan SBY pada putaran pertama.

“Walaupun juga ada harapan tersendiri kalau tidak mencapai 50 persen, maka mesti kan siapa nomor dua.

Kita dapat janjian dengan Ibu Mega, siapa pun kalah kita saling bantu (di putaran kedua),” tutur Kalla.

Diketahui, dalam Pilpres 2009, SBY-Boediono menang telak setelah meraup 73.874.562 suara (60,80 persen).

Sementara, Megawati-Prabowo meraih suara 32.548.105 (26,79%)

dan Kalla-Wiranto mengantongi suara 15.081.814 (12,41%). (dbs).

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *