SERI EDUKASI MASYARAKAT SIAP ADAPTASI BARU (2) “JANGAN BIARKAN INDONESIA TERTINGGAL”

Adaptasi Kebiasaan Baru (ilustrasi: covid19.go.id)
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh : Dr.Abidinsyah Siregar,DHSM,MBA,MKes : Ahli Utama BKKBN dpk Kemenkes/ Mantan Deputi BKKBN/ Mantan Komisioner KPHI/ Mantan Kepala Pusat Promkes Depkes RI/ Alumnus Public Health Management Disaster, WHO Searo, Thailand/ Mantan Ketua MN Kahmi/ Mantan Ketua PB IDI/ Ketua PP IPHI

# Pengendalian Penyebaran Virus COVID-19 Harus Menjadi Prioritas Utama Dalam Upaya Mengatasi Pandemi Saat Ini….”, Presiden Jokowi pada Munas APEKSI VI, 11 Februari 2021.  

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Hajinews — Dari #Infokabinet, potongan lengkap pidato Presiden Jokowi pada Pembukaan Musyawarah Nasional APEKSI VI di Istana Merdeka Jakarta pada 11 Februari 2021 adalah “Pengendalian Penyebaran virus Covid-19 harus menjadi prioritas utama dalam upaya mengatasi pandemic saat ini. Saya kira berulang-ulang sudah saya sampaikan, disiplin 3M (menggunakan Masker, Mencuci tangan, Menjaga jarak) harus tetap digaungkan kepada masyarakat. Saya sudah perintahkan kepada Panglima TNI dan Kapolri, akan membantu oleh aparat TNI dan Polri di daerah”.

Dari data perkembangan kasus terkonfirmasi Covid-19 di Indonesia serta berbagai sumber yang menganalisa perkembangan Pandemi Covid-19 di Indonesia, sesungguhnya semakin menimbulkan kekhawatiran.

Dengan kasus sudah melampaui 1,2 juta, semakin menunjukkan Posisi Indonesia menjadi Negara dengan kasus terbanyak di Asia, baik kasus maupun kematian.

Jauh di atas China, di atas semua Negara anggota ASEAN, menempati urutan ke-19 terbanyak kasus dari 219 Negara yang terdampak Covid-19 di seluruh dunia.

Tantangan lainnya adalah upaya Vaksinasi yang sedang berjalan dengan target di atas 181 juta orang yang menyebar dari Merauke hingga ke Sabang, diantara lebih 15.000 pulau Nusantara, ditargetkan selesai dengan dua dosis vaksin hingga Maret 2022.

Herd Immunity (kondisi imunitas perorangan yang melindungi komunitas) baru tercapai jika cakupan Vaksinasi sudah di atas 75%.

Bloomberg Vaccine Tracker sebagaimana dikutip The Strait Times awal Februari 2021 memperhitungkan untuk menjangkau cakupan minimal maka harus terjadi Vaksinasi di atas 4,5 juta perhari, sementara saat ini masih sekitar 1.025.000 dosis perhari.

Dalam keterbatasan cakupan yang disebabkan keterbatasan stok vaksin (Vaksin menjadi rebutan lebih 100 Negara di dunia dan harganya semakin melambung), keterbatasan vaksinator, transportasi dan lain-lain termasuk banyaknya sasaran tunda karena penyakit dan sebahagian yang menolak, maka diperhitungkan China baru mencapai cakupan diatas 75% untuk tercapainya Herd Immunity selama 5,5 tahun yang akan datang.

Bloomberg menyebut 3 Negara dalam tantangan besar yakni Rusia, India dan Indonesia, baru mencapai dalam 10 tahun.

Kita tidak bisa membiarkan Pandemi ini berjalan lebih lama lagi, apalagi sampai 10 tahun di Indonesia.

Tantangan ini harus ditaklukkan dengan kerjasama erat dan kompak antara Pemerintah dan Masyarakat, tidak bisa hanya oleh Pemerintah. Di samping dukungan total dari semua Organisasi berbagai bentuk dan di semua level di Indonesia. Semakin besar cakupan vaksinasi, semakin efektif pencapaian Herd Immunity.

Meminjam istilah yang selalu diucapkan Pak Jusuf Kalla (mantan Wapres RI ke-10 dan ke-12) “lebih cepat lebih baek”.

 

ADAPTASI YANG PERLU DILAKUKAN MASYARAKAT

Setahun Pandemi Covid-19 telah membuat masyarakat tercukupi bekal informasinya tentang “keganasan” virus Covid-19, yang keganasannya tidak saja bisa merenggut nyawa, tetapi juga merontokkan ketahanan ekonomi keluarga, sehingga masyarakat sudah bisa membuat asumsi cerdas bahwa jika disiplin dalam Protokol Kesehatan, diikuti pembatasan diri beraktivitas diluar rumah dan menghindari kerumunan, maka terhindar dari paparan virus Covid-19.

Masyarakat, terutama yang beraktivitas tinggi diluar rumah apalagi bagi mereka yang bekerja keluar kota, perlu waspada, karena kelalaian sedikit telah membuktikan terjadinya Kluster kantor dan juga Klaster keluarga. Kejadian seperti ini sudah sering terdengar dan diberitakan.

Rajin memeriksakan diri dengan Swab-Antigen bukanlah hal aneh. Tidak berbeda dengan kewaspadaan terhadap Diabetes dengan pemeriksaan Kadar Gula Darah secara teratur. Yang Hipertensi rajin memeriksakan Tekanan darahnya sekaligus dalam periode tertentu dengan pemeriksanaan darah di laboratorium untuk mengetahui kadar lemak atau Cholesterol dalam darah.

Semua pemerikasaan tersebut adalah konsekuensi logis terhadap tubuh kita yang telah berbakti dan kita pekerjakan sedemikian keras dan beratnya, sehingga pantas bagi kita rajin memeriksakan agar mampu mengantisipasi kejadian tidak terduga seperti Stroke pada usia muda atau Kematian mendadak (tanpa sempat mendapat perawatan).

Terinfeksi Covid-19, kita memiliki kesempatan untuk penanganan dan perawatan, karena serangan Virus Covid-19 sifatnya perlahan sehingga upaya kesehatan memiliki kesempatan besar dalam penyembuhan. Hal fatal terjadi ketika terinfeksi tanpa gejala dan mulai muncul keluhan tetapi kesempatan sudah terlambat.

 

KUNCI SUKSES TERHINDAR DARI VIRUS COVID-19 DAN BISA SEGERA MENGIKUTI PROGRAM VAKSINASI COVID-19.
  1. Jalankan Protokol Kesehatan 3 M dengan ketat dan disiplin. Jadikan seakan kita “terinfeksi Covid-19” sehingga lebih WASPADA.
  2. Rajinlah melakukan cek Swab-Antigen terutama bagi yang memiliki penyakit kronis tidak menular (Komorbid) seperti Hipertensi, Gangguan Jantung, Gangguan Paru, Diabetes, dll.
  3. Tingkatkan Imunitas diri dengan menjaga dan memelihara kesehatan dengan memanfaatkan makanan bergizi, cukup minum, cukup istirahat, berjemur matahari pagi sembari beraktivitas fisik/ olahraga ringan (30 menit) 3-4 kali seminggu, dan tetap semangat.
  4. Tingkatkan Keimanan dengan mendalami agama/Kepercayaan yang mungkin selama ini kurang kesempatan. Firman Tuhan Sang Pencipta sesungguhnya menyimpan pesan spiritual dan berenergi untuk meningkatkan Imunitas kita sekaligus keimanan.
  5. Nikmati kebersamaan dalam keluarga. Melakukan banyak hal secara bersama. Saling mendengar dan bergotongroyong, sehingga merasakan betul makna keluarga berkualitas.

 

Jika semua hal di atas dilakukan, otomatis kita sudah siap untuk menerima Vaksin kapanpun gilirannya tanpa merasa cemas.

 

SESUNGGUHNYA VAKSINASI TERBAIK ADALAH KEMAMPUAN DIRI MEMELIHARA KETAHANAN (RESILIENSI) TERHADAP PENYAKIT DAN WABAH APAPUN.

 

YUK JAGA KESEHATAN, TINGKATKAN IMUNITAS DAN PASTIKAN MENGIKUTI VAKSINASI, BUKAN MENGIKUTI HOAKS.

 

Sumber: Kanal kesehatan

 

 

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

1 Komentar