Ramai Polemik Impor Beras, Lutfi: Salahkan Saya

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Jakarta, Hajinews. Id – Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi, menegaskan, tidak ada perbedaan antara Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, Perum Bulog, serta Kementerian Koordinator Perekonomian dalam polemik impor beras yang terjadi. Ia pun menegaskan tidak ada niatan pemerintah untuk menghancurkan harga beras di petani.

“Jadi jangan salahkan Pak Menko, Pak Mentan, jangan salahkan Dirut Bulog. Salahkan saya dan saya pastikan hari ini belum ada impor,” kata Lutfi dalam konferensi pers, Jumat (19/3).

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Ia mengatakan, rencana impor beras semata-mata mempertimbangkan dinamika yang terjadi. Termasuk dalam hal pengadaan beras dalam negeri oleh Bulog.

Lutfi menyampaikan, saat ini total volume beras di gudang Bulog hanya sekitar 800 ribu ton. Stok tersebut bukan murni berasal beras dalam negeri. Terdapat sekitar 275 ribu ton beras yang merupakan hasil dari impor tahun 2018.

“Jadi kalau stok akhir beras Bulog dikurangi beras sisa impor, berarti Stok Bulog hanya mungkin tidak sampai 500 ribu ton. Ini salah satu yang paling rendah dalam sejarah Bulog. Jadi bisa tahu rasa hati saya ngilunya,” katanya.

Sementara itu, sesuai penugasan Bulog harus menjaga stok di level 1 juta-1,5 juta ton. Namun, penyerapan gabah saat ini mengalami hambatan akibat kadar air gabah yang tinggi atau melebihi 25 persen sesuai aturan.

Hal itu membuat realisasi penyerapan gabah oleh Bulog hingga Maret baru mencapai 80 ribu ton dari yang seharusnya menurut dia mencapai 400 ribu-500 ribu ton.

Padahal, Bulog setidaknya harus mengeluarkan beras sekitar 80 ribu ton per bulan dalam operasi pasar untuk menjaga stabilitas harga. Oleh karena itu, pemerintah memandang perlu adanya stok cadangan lewat impor yang digunakan jika terjadi gejolak sewaktu-waktu.

Lutfi mengatakan, sebagai Menteri Perdagangan, pihaknya harus memikirkan apa yang tidak dipikirkan oleh pihak lain. Segala antisipasi harus disiapkan sehingga harus memikirkan skenario terburuk yang bisa terjadi pada sektor perberasan.

“Kalau harga (beras) naik, tentu saya yang tanggung jawab. Saya yang meminta rakor (rapat koordinasi) ke Menko Perekonomian untuk bicara stok Bulog ini,” kata dia.

Namun, lantaran skenario impor tersebut dikhususnya sebagai stok cadangan, tentunya penggunaan beras impor tidak dilakukan secara sembarangan. Impor juga tidak akan dilakukan pada masa panen raya kali ini dan menjatuhkan harga petani.

“Saya jamin tidak ada niatan pemerintah hancurkan harga beras petani,” ujarnya menambahkan.

Ia menambahkan, jikalau hasil penyerapan gabah dalam negeri Bulog nantinya bisa mencapai level 1 juta-1,5 juta ton, tentunya impor tidak perlu dilakukan karena dirasa mencukupi.

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dalam rapat Komisi IV DPR, Kamis (18/3), enggan banyak berkomentar soal rencana importasi 1 juta ton.

Syahrul mengatakan, rencana impor 1 juta ton beras masih dalam wacana pemerintah. Sejuah ini, menurut dia, belum ada keputusan pasti untuk merealisasikan importasi beras.

“Ini yang saya tahu. Karena itu pelibatan langsung ke Kementan, dalam bentuk penolakan dan lain-lain, saya kira saya tidak ada legal standing yang ada. Saya minta maaf,” kata Syahrul.

Syahrul menekankan, pihaknya bakal lebih berfokus pada penyerapan gabah seiring dengan datangnya panen raya. Menurut dia, Kementan akan menjalin kerja sama dengan perusahaan penggilingan untuk mengoptimalisasi penyerapan gabah agar harga tidak jatuh terlalu dalam.

“Harus didahulukan penyerapan gabah, itu yang harus dimaksimalkan oleh pemerintah, karena ini menjadi kepentingan yang sudah menunggu. Barulah selanjutnya kiranya tidak dilakukan impor saat panen raya,” lanjut dia.

 

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *