Sosiolog dari Universitas Indonesia Daisy Indira Yasmine menyebutkan, dari tiga protokol kesahatan yang diwajibkan yang paling susah untuk diterapkan adalah menjaga jarak. Mengapa?
“Jaga jarak fisik, ini yang paling sulit dan paling rendah sebenarnya, dari persentasi kepatuhannya, karena apa? kalau menurut saya faktornya ada banyak, jaga jarak ini juga berkaitan dengan kerumunan-kerumunan,” jelas Daisy, dalam diskusi online “Refleksi Setahun Pandemi: Masyarakat Semakin Abai atau Peduli” melalui Zoom, Senin (22/3/2021) dikutip dari detik.
“Budaya Indonesia itu senengnya kumpul-kumpul, kan kita punya filosofi yang Mangan ora makan yang penting kumpul, nah ini kita nggak boleh kumpul, makan nggak, tapi kumpul juga nggak boleh,” tambahnya.
Selain itu, Daisy juga menyebutkan, jaga jarak menjadi salah satu tantangan untuk masyarakat Indonesia yang hobinya kumpul-kumpul.
Daisy juga menyayangkan sikap masyarakat ketika mengantre disalah satu supermarket tetapi tidak ada panduan yang jelas mengenai hal itu.
“Jaga jarak fisik itu sulit sekali, seperti mengantre di kasir,padahal sudah ada batasnya, kita tetap saja orang menempel ke punggung orang di depannya,” pungkasnya.
Sumber: haloriau