kritisi Jokowi, Rocky Gerung: Aktivitas Presiden Hanya Mondar-mandir Cari Sensasi

Negeri Protokol Pamer Ironi
Jokowi hadiri pernikahan Atta-Aurel.
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews – Pengamat politik Rocky Gerung turut memberikan pandangannya terkait kehadiran Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam pernikahan artis Atta Halilintar dan Aurel Hermansyah serta pengunggahan kegiatan itu di akun Twitter resmi Kementerian Sekretariat Negara.

Menurutnya, di Indonesia ada dua jenis virus covid-19. Pertama, virus covid-19 radikal yang ada di Petamburan, Jakarta Pusat. Kedua, virus covid-19 bersahaja yang ada di pernikahan Atta dan Aurel.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

“Presiden Jokowi tahu mana covid yang berbahaya untuk dihindari dan covid yang tidak berbahaya dia sambangi. Covid yang berbahaya itu bahkan menyebabkan Habib Rizieq Shihab dipenjarakan,” ujarnya dalam video di kanal YouTube Rocky Gerung Official, Senin (5/4/2021).

Rocky menilai bahwa ada ketidakseimbangan dan ketidakadilan yang terjadi selama pandemi covid-19 dan hal itu bisa terlihat dari respon publik di media sosial

“Memangnya, yang di Petamburan waktu itu virusnya lebih berbahaya atau bagaimana? Jadi, publik kita ini sangat cerdas dan kritis untuk mengevaluasi aktivitas fisik dari presiden,” katanya.

Filsuf itu mengatakan bahwa aktivitas Presiden Jokowi saat pandemi covid-19 hanya mondar-mandir dari satu kerumunan ke yang lainnya.

“Sudah berapa tahun itu tuntutan hukuman kepada presiden kalau dibandingkan dengan HRS yang hanya dua kerumunan itu? Saya enggak tahu itu jawabannya, mungkin nanti ditampilkan jawabannya di situs presiden lagi,” tuturnya.

Akademisi itu memaparkan bahwa para aparat keamanan akan kesulitan untuk menjelaskan kepada masyarakat yang melanggar protokol kesehatan.

“Satpam-satpam di daerah-daerah pasti sedang memaki-maki istana dan nyinyir presiden, hanya saja mereka tak punya Twitter,” paparnya.

Rocky mengatakan bahwa simpati publik terhadap pemerintah makin turun dan kepekaan presiden terkait hal itu sudah tidak ada lagi.

“Kita pusing merumuskan penyakit apa ini yang sedang diidap oleh presiden. Apakah ada semacam gangguan kognisi atau defisit di dalam estetika kekuasaan, sehingga berupaya untuk mencari sensasi? Ini pernikahan tokoh publik, jadi kehadiran presiden itu memang mencari sensasi,” jelasnya. (dbs).

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *