Hutan Sakral Baduy Dijadikan Penambangan, Ki Pulung Menangis

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews – Seorang Tokoh Adat Baduy di Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Banten menangis usai melihat hutan sakral dirusak.

Tokoh Adat Baduy bernama Ki Pulung menangis, dan memohon Pemerintah agar menghentikan aktivitas penambangan emas tanpa izin di hutan tersebut.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Dilaporkan, penambangan emas tanpa izin atau Gurandil ini terjadi di Gunung Liman, Banten seluas dua hektar.

Sebuah video tersebar di media sosial memperlihatkan Ki Pulung menangisi hutan sakral di Gunung Liman, dirusak oleh Gurandil.

Akun Instagram @kabar_banten mengunggah video yang memperlihatkan Ki Pulung menangis itu pada Kamis, 22 April 2021 kemarin.

Dalam video tersebut, Ki Pulung mengatakan, ia menangisi insiden ini karena dirinya merasa dititipi oleh leluhur.

Ki Pulung menjelaskan, dirinya dititipi leluhurnya untuk menjaga kelestarian Gunung Liman, namun pada akhirnya harus dirusak oleh Gurandil.

Diketahui bahwa pengrusakan oleh Gurandil ini mengakibatkan pohon-pohon di dalam hutan ditebang sembarangan.

Selain itu, pelaku juga membuat sebuah lobang galian yang persis seperti sumur untuk menambang emas.

Melihat langsung ke tempat kejadian perkara, Ki Pulung tak kuasa menahan air matanya.

Dirinya menangis karena hutan sakral titipan leluhurnya dirusak paksa, dan memohon pertolongan kepada Pemerintah.

“Kami ieu ka amanatan (melestarikan dan menjaga Gunung Liman) ku Leluhur kami,” ujarnya dikutip mantrasukabumi.com dari unggahan @kabar_banten, 22 april 2021.

Tak hanya itu, Ki Pulung pun mengingatkan kepada tersangka akan dampak negatifnya jika Gunung semua sudah dirusak, namun uang yang didapatkan tidak seberapa.

“Bisi Gunung kalebur, Lebak rusak, duit karabah,” lanjut Ki Pulung. (dbs).

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *