Ramadan Mendidik Kita Agar Mencintai Kehidupan Akhirat

Ramadan Mendidik Kita Agar Mencintai Kehidupan Akhirat
Ramadan Mendidik Kita Agar Mencintai Kehidupan Akhirat. foto/ilustrasi
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



وَلَمْ يَأْتِهِ مِنَ الدُّنْيَا إِلاَّ مَا كُتِبَ لَهُ.
“Dan dunia pun tidak akan mendatanginya kecuali yang telah Allah tuliskan saja untuk dia.”

Ini balasan bagi orang yang keinginan terbesarnya adalah dunia.
Sebaliknya, orang yang keinginan terbesarnya adalah akhirat, sebagaimana Rasulullah ﷺ mengabarkan:
مَنْ كَانَتِ الْآخِرَةُ هَمَّهُ
“Siapa yang keinginan terbesarnya adalah akhirat
جَمَعَ اللَّهُ لَهُ أَمْرَهُ
“Allah akan kokohkan urusannya”

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Artinya Allah akan jadikan ia kuat untuk sabar diatas ketaatan, diatas istiqamah kepada Allah ﷻ.
وَجَعَلَ غِنَاهُ فِي قَلْبِهِ
“Dan Allah akan jadikan kekayaan itu di hatinya.”

Ia senantiasa merasa puas dengan apa yang Allah berikan kepadanya.
Ia qanaah, merasa puas meskipun sedikit yang ia dapatkan, karena yang ia harapkan adalah kehidupan akhirat, bukan kehidupan dunia.
وَأَتَتْهُ الدُّنْيَا وَهِيَ رَاغِمَةٌ
“Dan dunia mendatanginya dalam keadaan dunia hina di matanya.” (HR. Tirmidzi)

Karena ia memandang dunia bagaikan bangkai kambing, sementara ia berharap kehidupan akhirat itulah segala-galanya.

Al-Hasan Al-Bashri berkata: “Wahai para pemuda, hendaklah kalian mencari akhirat, karena aku melihat orang-orang yang mencari akhirat diberikan oleh Allah dunia, demikian pula diberikan oleh Allah akhirat. Mereka mendapatkan akhirat, mereka pun mendapatkan dunia, sementara orang yang mencari dunia dan berpaling dari akhirat, banyak di antara mereka tidak diberikan akhirat oleh Allah.”

Para pencari dunia, walaupun mereka mendapatkan dunia, akhirnya mereka akan berpaling dari kehidupan akhirat.
Mereka tidak mendapatkan kecuali apa yang mereka inginkan dari kehidupan dunia.

Itupun banyak di antara mereka yang dikecewakan oleh dunia.
Sedihnya karena dunia, marahnya karena dunia, ridhanya karena dunia, sehingga akhirnya ia menjadi budak-budak dunia.

Mana yang kita pilih?
Apakah kita mau menjadi budak-budak dunia kah?
Atau kita menjadi anak-anak akhirat?
Tentu kita ingin menjadi anak-anak akhirat, yang senantiasa mengharapkan surga Allah ﷻ dan keridhaanNya.

Bulan Ramadan akan terasa indah bagi mereka yang mengharapkan kehidupan akhirat, karena sesungguhnya Ramadan penuh dengan ketaatan dan ketakwaan.

Di siang hari kita berpuasa, di malam hari kita berdiri untuk shalat tarawih.
Kita senantiasa berada di antara ibadah dan ibadah, sehingga hati kita pun menjadi dekat kepada Allah Jalla wa ‘Ala.

Maka mereka yang mengharapkan kehidupan akhirat, merasa gembira dengan tempaan Allah dengan bulan Ramadan ini, dengan pendidikan yang luar biasa, karena ia merasakan nikmat ketika Allah inginkan kita terbiasa diatas ketaatan, terbiasa dengan puasa, terbiasa dengan membaca Al-Qur’an, terbiasa dengan shalat malam, dan Allah ingin agar kebiasaan itu terus berlanjut sampai akhir hayat kita, agar Allah wafatkan kita diatas husnul khatimah.

Sementara para pencari dunia dan orang-orang yang menginginkan dunia, bagi mereka Ramadan itu sesuatu yang berat di hatinya.

Mereka memandang puasa, memandang perintah-perintah Allah hanya sesuatu yang membebani hidupnya.

Seperti yang Allah sebutkan mereka dalam Al-Qur’an:
كَمَثَلِ الْحِمَارِ يَحْمِلُ أَسْفَارًا
“Bagaikan keledai yang membawa kitab-kitab besar.” (QS. Al-Jumu’ah[62]: 5)

Keledai tidak tahu kalau kitab yang ada di atas punggungnya adalah kitab suci yang membimbingnya, keledai hanya tahu bahwasanya kitab ini membebani hidupnya, membebani jiwanya.

Maka siapa yang menganggap perintah Allah dan laranganNya hanya sebagai beban untuk hidupnya, ia bagaikan keledai yang Allah ceritakan dalam Al-Qur’anul Karim.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *