2 Tahun Pandemi, Ekonom Senior: Terjadi Krisis Supply Chain, Krisis Logistik, Krisis Pasokan Barang

banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Jakarta, Hajinews.id — Ekonom Senior Dr Bayu Krisnamurti menyebutkan dampak dari dua tahun pandemi covid-19 yang mengisolasi manusia menimbulkan krisis supply chain, krisis logistik, krisis pergerakan/pasokan barang.

Menurutnya pada awalnya tidak ada negara yang siap menghadapi peristiwa datangnya pandemi covid-19, bagaimana mengatasinya, dan tidak tahu juga ke arah mana evolusi atau perkembangan dari wabah mematikan tersebut. Tetapi setelah berjalan hampir dua tahun, telah bisa dibuat potret atau gambaran tentang apa yang terjadi jika dilihat dari berbagai perspektif. Namun betul, semua itu erat kaitannya dengan kebijakan atau respon pemerintah.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Ia mengatakan awal covid 19, wabah itu menyebar sangat cepat, hanya dalam hitungan dua tiga bulan praktis semua negara terkena. Ketika itu (2020) di Indonesia semua pihak sibuk mencari cara bagaimana menghadapi wabah covid 19. Terjadi berbagai masalah di pengobatan, Alkes, tenaga medis dan lain-lain sementara vaksin belum ada. Itu yang terjadi pada tahap 1 dari perkembangan covid 19 di Indonesia.

“Waktu itu respon di seluruh negara hampir seragam yakni lakukan lockdown dengan berbagai bentuk yang intinya mengisolasi atau menghentikan pergerakan manusia. Dampak dari terhentinya pergerakan manusia, terjadi krisis supply chain, krisis logistik, krisis pergerakan/pasokan barang,” kata Ekonom Senior itu, dalam keterangan tertulis yang diterima redaksi, Diskusi Twitter Space Forum Ekonomi Politik Didik J Rachbini“ Pandemi dan Kebijakan Pemerintah : Evaluasi 2021”, Rabu (24/11).

Bayu Krisnamukti memaparkan, barang tidak akan bisa bergerak jika tidak ada manusia yang menggerakkan. Hal ini adalah fase ke 2 dari pandemi. Yang terjadi kemudian, muncul krisis ekonomi atau resesi karena tidak ada transaksi ekonomi. Pergerakan ekonomi hanya lokal, di toko-toko setempat, online dan lain-lain. Ekonomi dalam jarak pendek.

Berkat kemajuan teknologi di dunialah vaksin covid 19 segera tercipta. Kecepatan memproduce vaksin sekarang ternyata dua kali lebih cepat ketimbang masa flu burung pada 2006-2007. Produksi dan logistik vaksin juga sangat cepat terjadi. Hal yang sangat luar biasa, hanya dalam hitungan bulan di dunia ratusan juta orang telah divaksin. Hal tersebut menurutnya sangat menguntungkan.

Kendati di Indonesia saat ini ditengarai sudah 150 juta orang telah divaksin. Namun, menurutnya pasti kinerja masing-masing negara dalam memvaksin dan kemampuan menghadapi covid 19 berbeda-beda. Di USA dan Eropa telah beberapa bulan lalu menyatakan sudah bebas covid dan kegiatan ekonomi telah dibuka.

Lebih jauh ia memaparkan, ketika lockdown dicabut, dan kegiatan ekonomi dibuka, terjadi respon cepat dari demand side yang langsung naik. Orang mulai belanja dan mencari produk setelah tertahan selama dua tahun di berbagai sektor konsumsi. Namun hal itu tidak cepat direspon oleh supply side karena proses produksi/supply setelah terhenti pada masa lockdown dan resesi tidaklah secepat sisi permintaan. Terjadi semacam kemacetan supply chain, dan itu pasti tidak akan bisa kembali pada titik sebelum covid 19. Karena ketika lockdown terjadi penghentian supply yang amat drastis. Otomatis untuk naik kembali ke titik semula akan memakan waktu lama.

“Pertumbuhan e-commerce UMKM di Indonesia setelah kejatuhan akibat covid 19, hanya tumbuh 15-18 persen saja. Selain itu khusus masalah pendidikan nasional yang terdampak covid, setuju diadakan diskusi khusus masalah tersebut, apalagi terkait bonus demografi yang terancam mubazir,” katanya.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *