Bukan hanya soal kekayaan alam dan keragaman budaya dan beragama saja, Gus Mus menilai peradaban yang tinggi di Indonesia merupakan sesuatu yang wajib di syukuri dan di jaga.
Era Rasulullah saw dulu, kata Gus Mus, akhlak dan peradabannya masih harus diperbaiki. Hal itu, lanjutnya yang menyebabkan Rasulullah saw datang diperintah untuk menyempurnakan akhlak.
“Nikmat yang jarang kita syukuri, di bumi Indonesia peradabannya baik, keragamannya luar biasa berwarna, ini bisa menjadi ladang kebaikan bagi kita semua,” kata Gus Mus dilansir Jurnal Garut dari kanal YouTube Gus Mus, Sabtu 13 November 2021.
Salah satu yang paling disoroti Gus Mus yakni, budaya tolong menolong yang masih terjaga, bahkan menjadi identitas bangsa.
Gus Mus melihat, budaya tolong menolong merupakan salah satu ajaran Rasulullah saw, yang sudah di perlihatkan nenek moyang bangsa Indonesia sejak dulu.
Hal ini, kata Gus Mus tidak dimiliki oleh bangsa lain. Sejarah bangsa lain saat menerima sesuatu yang baru selalu berdarah.
“Jauh berbeda dengan bumi Indonesia, ketika islam datang, para wali sudah melihat di sini sangat berbudaya dan beradab, sehingga menjadi rintangan dan tantangan untuk menyebarkan islam, makanya para wali tinggal menggunakan apa yang sudah ada tanpa mengubah makna, bahkan tidak menunjukan kegaduhan,” jelas Gus Mus.
Hingga hari ini, lanjut Gus Mus budaya tolong menolong masih dilestarikan. Apalagi di lingkungan pedesaan.
Gus Mus melihat, budaya desa masih murni dan sangat kental dengan gambaran akhlak yang baik.
Sayangnya, kata Gus Mus, apa yang ada di desa, kerap dianggap ‘nora’ atau ‘kampungan’ oleh sebagian orang.
“Budaya desa itu banyak yang baik, ada saling tolong-menolong itu di rawat di desa, menghormati tamu sangat kuat pun masih di rawat,” ucap Gus Mus.***