Kerap Disebut dalam Video Hapus Ayat Al Qur’an, Kemenag Pastikan Menag Yaqut Tak Kenal Saifudin Ibrahim

Kemenag Pastikan Menag Yaqut Tak Kenal Saifudin Ibrahim
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id – Kementerian Agama memastikan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas tak mengenal Pendeta Saifudin Ibrahim yang populer karena mengaku meminta 300 ayat Al Qur’an dihapus.

“Gus Menteri tidak kenal dengan Pendeta Saifudin Ibrahim,” ujar Kepala Biro Humas, Data, dan Informasi Kementerian Agama (Kemenag) Thobib Al Asyhar melalui keterangan tertulis dikutip Kamis (17/3/2022).

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Thobib menegaskan tidak pernah ada pertemuan resmi antara Yaqut dan Pendeta Saifudin.

Selain itu, Thobib menyatakan tidak menemukan dalam buku catatan tamu adanya kedatangan Saifudin.

“Gus Menteri tidak pernah mendengar apa yang diklaim Pendeta Saifudin berulangkali dikatakan ke Menag,” ujarnya menegaskan.

Saifudin populer karena klaimnya bahwa telah berulang kali meminta Menteri Agama menghapus 300 ayat Al Qur’an. Klaim itu disampaikan melalui video yang diunggah di Youtube.

“Saya sudah mengatakan berulang kali kepada Pak menteri Agama dan inilah menteri agama yang saya kira menteri agama yang toleransi dan damai tinggi terhadap minoritas,” ucap Saifudin.

Unggahan video yang kemudian viral itu juga berisi perkataannya tentang masalah kurikulum pesantren dan mengaitkannya ke radikalisme.

Thobib menyayangkan statemen Saifudin dalam video tersebut. Pasalnya, apa yang disampaikan Saifuddin salah terkait pesantren dan ayat Al Qur’an.

“Tidak pada tempatnya Pendeta Saifudin mengklaim pesantren melahirkan kaum radikal. Dia lupa bahwa Gus Menteri terlahir dari lingkungan pesantren dan juga keluarganya memiliki pesantren. Tentu menag tidak setuju dengan pernyataan Pendeta Saifudin ,” jelasnya.

Dia menegaskan Al-Quran adalah kitab suci yang diyakini sempurna oleh umat Islam. Menurutnya, tidak pada tempatnya tokoh agama mengeluarkan statement terkait kitab suci agama lain, apalagi dengan cara yang bisa menyinggung.

Menag, lanjut Thobib, selama ini terus mengajak tokoh agama untuk tidak menyampaikan pendapat, apalagi di muka umum, yang bukan menjadi kompetensinya.

Para tokoh agama, termasuk Pendeta Saifudin , mestinya lebih mengedepankan usaha untuk merajut kerukunan.

 

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *