Pesan Haedar Nashir pada PCIM Sedunia: Tak Perlu Eksklusif Bikin Kampung Muhammadiyah

PWMU.CO Gresik Sayyidah Nuriyah
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id — Baitul Arqam digelar Tim Pengabdian Dosen Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY)—diketuai Dekan Fakultas Hukum UMY Iwan Satriawan SH MCL PhD—bekerja sama dengan Muhammadiyah Deutschland eV atau Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Jerman Raya dan PCIM Hongaria, Ahad (17/4/22) sore.

Dalam ruang Zoom itu, hadir Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof Dr Haedar Nashir MSi yang menyampaikan pidato iftitah. Prof Haedar memberi penguatan ideologi kader dalam menghadapi internasionalisasi gerakan dakwah dan pemikiran Muhammadiyah.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

“Sekarang kita akselerasikan keberadaan masjid, jamaah, mushala Muhammadiyah. Tapi tidak perlu eksklusif bikin kampung Muhammadiyah!” imbaunya.

Sebab, menurut Prof Haedar, kalau sampai membuat kampung yang eksklusif, justru membuat orang lain susah masuk. “Lebih baik identitasnya saja, nanti muncul secara kultural,” tambahnya.

Perkaya Bidang Tabligh

Prof Haedar juga menekankan pentingnya pendekatan sosio-antropologi dan ekonomi. “Bahkan pelayanan advokasi hukum harus juga punya kebijakan sosiologi untuk semakin mendekatkan Muhammadiyah dengan masyarakat luas,” ujarnya.

Pada titik inilah menurutnya peran tabligh diperlukan. Maka, dia menekankan, bidang tabligh di PCIM perlu memperkaya dua hal. Pertama, mempertajam instrumen-instrumen dan pendekatan untuk memperkuat basis Muhammadiyah di komunitas. Kedua, mengedepankan bertabligh lewat media sosial (sistem digital).

Dia juga menuturkan, “Produksi tabligh yang ringkas-ringkas, ringan, tapi menyentuh kesadaran kolektif masyarakat! Daripada nanti kalah sama buzzer atau yang lain-lain.”

Gelombang Dakwah Mencerahkan

Prof Haedar lantas meyakinkan, gelombang dakwah yang bersifat mencerahkan akan menjadi arus kuat ke depan jika merancang-bangun dengan sistem yang bagus. “Pada dasarnya, setiap orang cinta yang benar, baik, pantas, adil, dan luhur. Siapapun dia!” tegasnya.

Hanya saja, Prof Haedar menyadari, kesalahan yang seringkali terjadi ada pada cara memperkenalkan kebaikan, kebenaran, keutamaan, dan segala hal yang sebenarnya positif. “Ini soal kaifiyah atau strategi,” ungkapnya.

Maka, pria kelahiran Bandung itu menekankan, dakwah Muhammadiyah dalam konteks internasional maupun nasional perlu mengubah strategi dari konvensional yang lil muaradhah (serba reaktif-konfrontatif) menjadi lil muwajahah (dalam bentuk proaktif, konstruktif, dan solutif).

Dia berharap, pemaparannya menjadi pengayaan bagi rekan-rekan PCIM. Sebab, dia percaya mereka telah memiliki ilmu dasar dan pengembangan yang mumpuni.

“Tinggal bagaimana kerangka berpikir yang saya sampaikan dirajut kembali menjadi satu sistem pemikiran yang lebih membuat Muhammadiyah di tingkat nasional maupun global semakin dirasakan kehadirannya sebagia ummatan wasathan litakuunuu syuhadaa alannas,” tuturnya.

Yaitu generasi wasathiyah yang hadir menjadi saksi sejarah untuk terbangunnya peradaban yang utama.

Diikuti PCIM Sedunia

Sekitar 130 peserta dari PCIM seluruh dunia ikut hadir secara daring melalui Zoom. Di antaranya, PCIM Hongaria, Jerman Raya, Malaysia, Maroko, Taiwan, Prancis, India, Inggris, Jepang, Turki, Spanyol, Thailand, Mesir, Tunisia, Pakistan, Korea Selatan, Belanda, Afganistan, Italia, Finlandia, Amerika, dan Sudan.

Selain itu, hadir pula Ketua LCPR dan Penasehat PCIM Jerman Raya Dr Phil Ahmad Norma Permata MA. Dia menyampaikan peran PCIM dalam upaya internasionalisasi dakwah dan pemikiran Muhammadiyah.

Untuk menguatkan kelembagaan, amal usaha, dan internasionalisasi dakwah-pemikiran Muhammadiyah, hadir Ketua PCIM Australia Ir Hamim Jufri. Dia mengungkap peran PCIM Australia dalam mengembangkan AUM.

Selain itu, hadir Wakil Ketua PCIM Jerman Raya dr Diah Nahdiyati yang menyampaikan pengalaman Muhammadiyah Deutschland eV dalam memperkuat legalitas hingga diakui sebagai organisasi resmi di Jerman.

Kolaborasi dan Bangun Jaringan
Pemandu acara dari PCIM Hongaria Achmad Hidayatullah menyatakan, kegiatan itu bertujuan membangun jaringan dan kolaborasi internasional antara PCIM sedunia. Selain itu, harapannya mampu memelihara semangat kader PCIM seluruh dunia dalam mengemban internasionalisasi dakwah dan pemikiran Muhammadiyah.

Tak hanya itu, Baitul Arqam ini harapannya mewujudkan kesamaan visi, misi, strategi, dan kolaborasi antara Pimpinan Pusat Muhammadiyah dengan PCIM sedunia. Kemudian, ini juga menjadi langkah awal konferensi internasional menjelang Muktamar Muhammadiyah di Solo pada tahun ini.

Maka, dalam forum itu, ada focus group discussion (FGD) mengenai Dinamika dan Strategi Internasionalisasi Dakwah dan Pemikiran Muhammadiyah. Adapun strategi dan solusi yang dikaji berkaitan dengan empat persoalan berikut.

Pertama, strategi penguatan jaringan dan kolaborasi PCIM sedunia. Kedua, internasionalisasi dakwah dan pemikiran Muhammadiyah melalui narasi media digital.

Ketiga, optimalisasi dan strategi rekrutmen kader PCIM. Terakhir, penguatan persaudaraan kader dan keluarga Muhammadiyah di PCIM.(dbs)

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *