99 Persen Warga Indonesia telah ‘Kebal’ COVID-19, Pakar Ingatkan Tak Euforia

Menkes Budi Gunadi (foto: ist)
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



 

Jakarta, Hajinews.id — Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkap hasil survei serologi antibodi terbaru Indonesia sebelum lebaran 2022. Dari survei tersebut terungkap, 99,2% masyarakat telah memiliki antibodi dari virus SARS-CoV-2 atau Covid-19.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

“Artinya 99,2% populasi masyarakat Indonesia sudah memiliki antibodi,” ujar Budi, dalam keterangan pers usai rapat terbatas di Kantor Presiden pada Senin (18/4/2022).

Antibodi itu, ungkap Budi, terbentuk dari vaksinasi serta dari infeksi Covid-19 yang telah terjadi sebelumnya. Kadar antibodi warga Indonesia juga meningkat. Saat ini berada di level 7.000-8.000, sementara sebelumnya berada di kisaran 500-600.

Menurut Budi, capaian itu menunjukkan masyarakat memiliki kadar antibodi tinggi selain peningkatan antibodi itu sendiri. Jadi akan mengurangi risiko masuk rumah sakit dan meninggal saat terinfeksi virus Covid-19.

libur nasional 2022 akhir tahun
Antisipasi Libur Akhir Tahun, Menko Muhadjir Sebut Kampanye Akan Besar Larang Warga Bepergian

“Ini menunjukkan masyarakat bukan hanya yang sudah memiliki antibodi tapi kadar antibodinya tinggi. Sehingga jika nanti diserang virus daya tahan tubuh dengan cepat menghadapinya, dan mengurangi risiko masuk rumah sakit apalagi risiko untuk mati,” jelasnya.

Sementara itu, Pakar epidemiologi Dicky Budiman dari Universitas Griffith Australia mengimbau masyarakat untuk tidak euforia dengan hasil sero survei lebih dari 90 persen warga Indonesia ‘kebal’ COVID-19. Pasalnya, imunitas atau antibodi dari infeksi maupun vaksinasi diperkirakan bertahan sampai lima bulan.

Namun harus diingat bahwa dari sero survei ini kan juga sampling, walaupun kita tidak meragukan validitas dan sebagainya, tapi bagaimanapun juga itu tidak harus mencerminkan kondisi yang artinya mewakili orang-orang yang rawan,” kata Dicky, dilansir detikcom, Selasa (19/). 4/2022).

Mereka yang masuk kategori rawan yakni warga yang belum divaksinasi COVID-19 maupun terinfeksi. Dicky juga menyebut mereka yang mengalami penurunan antibodi pasca vaksinasi juga masuk kategori rawan.

Artinya, cakupan cakupan COVID-19 booster perlu ditingkatkan seiring dengan temuan turunan atau subvarian Omicron. Diberitakan sebelumnya, Indonesia melaporkan ada 31 subvarian Omicron, didominasi BA.2 dan BA.3.

Sementara cakupan vaksinasi per Rabu (20/4) menurut laporan Kemenkes RI baru mencapai 15,34 persen atau 31.954.827 orang yang menerima booster.

“Jangan euforia karena bagaimanapun Omicron plus subvarian-nya rekombinan varian yang ada ini bisa berkulasi pada orang-orang yang memiliki antibodi apalagi kalau belum mendapat booster,” pesan dia.

“Jangan sampai mengendurkan upaya semangat untuk mendapatkan booster karena penting booster itu dan pandangan kita dalam pandangan saya, kita harus mendasarkan fondasi respons kita berbasis antibodi yang dibangun dari vaksinasi,” pungkasnya.*

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *