Daftar Donatur Palestina
Hajinews.id — Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur berkolaborasi dengan Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Airlangga dan ISEI Cabang Surabaya gelar Penutupan 9th East Java Economic Forum 2022, Kamis (14/07/2022).
Acara yang diselenggarakan secara hybrid ini mengusung tema bertajuk “Akselerasi Pemulihan Ekonomi dan Sosial Jawa Timur Pada Era Normal Baru”.
Bertindak sebagai keynote speaker, Wakil Gubernur Jawa Timur yang juga Ketua Pengurus Wilayah Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (PW IPHI) Jatim, Emil Dardak menyampaikan, pertumbuhan ekonomi Jawa Timur mencatat capaian positif berikut capaian kinerja investasi Jawa Timur.
Pada Triwulan I Tahun 2022, pertumbuhan ekonomi mencatatkan capaian sebesar 5,20%. Begitu pula capaian kinerja investasi Jawa Timur Triwulan I Tahun 2022 mencapai Rp. 23,6 triliun, yang secara y-on-y tumbuh sebesar Rp. 6,6 triliun atau meningkat 39,0%.
“Tentunya capaian ini tak lepas dari kerja keras pemerintah dan masyarakat khususnya para pelaku usaha yang tetap menjalankan kegiatannya kendati dalam kondisi berat dan adanya dukungan kebijakan pemerintah untuk menciptakan iklim usaha yang kondusif,” tandas Emil.
Ia menambahkan, sumber pertumbuhan ekonomi Jawa Timur ditopang oleh industri pengolahan.
“Kami mencermati bahwa pertumbuhan kita sebenarnya cukup menggembirakan di kuartal pertama, dimana manufaktur adalah sumber pertumbuhan tertinggi yakni sebesar 2,31%,” tuturnya.
Struktur perekonomian di Indonesia secara spasial di Triwulan I Tahun 2022 masih didominasi kelompok provinsi di Pulau Jawa yang berkontribusi terhadap PDB sebesar 57,78%.
Realisasi investasi Jatim capai tumbuh 39,0% (y-on-y)
Lepas dari perkembangan kasus Covid-19 di Jawa Timur, perlu upaya membangun sector yang mendukung pemulihan ekonomi secara inklusif dan berkelanjutan menjadi hal yang esensial untuk di dorong.
“Hal ini sangat penting dilakukan dalam rangka peningkatan kinerja ekonomi nasional, mengingat Jawa Timur merupakan salah satu contributor utama ekonomi nasional sebesar 14,95%, nomor dua setelah DKI Jakarta sebesar 17,59% pada Triwulan II Tahun 2020,” ucapnya.
Terkait realisasi investasi Jawa Timur, Emil memaparkan pertumbuhan investasi pertumbuhan yang sangat menggembirakan termasuk penanaman modal asing yang menunjukkan tren positif. Pada Triwulan I Tahun 2022 tumbuh sebesar 39,0% (y-on-y), sementara realisasi Nasional tumbuh sebesar 28,5% (y-on-y).
Emil mengingatkan bahwa Koperasi dan UMKM merupakan sektor signifikan dalam memberi nilai tambah perekonomian di Jawa Timur. Perkembangan nilai tambah bruto yang dihasilkan Koperasi dan UMKM Jawa Timur mengalami fluktuasi sebagai dampak pandemi Covid-19.
Secara keseluruhan kontribusi nilai tambah Koperasi dan UMKM Tahun 2021 terhadap PDRB Jawa Timur sebesar 57.81%, meningkat sebesar 0,56% dibandingkan Tahun 2020 sebesar 57,25%.
“Jika kita bedah, kita bisa melihat bahwa klasifikasinya sekitar dari 9,7 juta unit UMKM tercatat di Jatim sebanyak 5,1 juta bergerak di usaha pertanian, lalu UKM non pertanian 4,5 juta mempekerjakan 13,6 juta tenaga kerja,” tuturnya.
Ia mendorong penguatan kolaborasi sinergi dengan berbagai stakeholder mulai dari mempermudah akses terkait perlindungan kerja dengan BPJS Ketenagakerjaan, mendorong BUMD dan perusahaan swasta dalam program CSR nya, Digitalisasi pelaporan keuangan serta pendampingan literasi keuangan oleh OJK.
Emil menerangkan beberapa tantangan yang dihadapi pelaku UMKM perlu dibenahi oleh program yang bisa meningkatkan keterampilan dan keahlian untuk meningkatkan daya saing produk UMKM di Jawa Timur, diantaranya melalui program Millenial Job Center.
“MJC mendukung sekitar 4 ribu pelaku UMKM di Jawa Timur untuk mengakses talenta digital yang bertransformasi. Jadi bagaimana produk UMKM memiliki packaging yang baik, logo branding dan konten yang keren dan memiliki added value meningkatkan daya jual,” pungkasnya.(dbs)
