Diskusi FGD Buku Ragam Prospek dan Hubungan Indonesia-Tiongkok

Diskusi FGD Buku Ragam Prospek dan Hubungan Indonesia-Tiongkok
FOTO BERSAMA: Peserta FGD Hubungan Antarawarga Indonesia-Tiongkok. dari PCINU Tiongkok, PRW BRIN dan Sino-Nusantara Institute berfoto bersama di Kantor Pusat Riset Wilayah BRIN Jakarta.()
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



JAKARTA, Hajinews.id – Sino Nusantara Institute bekerja sama dengan Pusat Riset Wilayah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengadakan FGD dengan tema “Agama dan Budaya: Dalam Hubungan Antarawarga Indonesia-Tiongkok.”

Diskusi menghadirkan narasumber di antarnya Iwan Santosa (Jurnalis Kompas), Ahmad Syaifuddin Zuhri (Direktur Sino-Nusantara Instititute), Dr. Paulus Rudolf Yuniarto, (PRW IPSH BRIN) dan Saiful Hakam (PRW IPSH BRIN).

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Diskusi juga dihadiri mahasiswa muslim Indonesia di Tiongkok yang bergabung dalam Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Tiongkok sebagai salah satu simbol warga (people) dalam kerangka kerja sama antara Indonesia-Tiongkok.

FGD yang dielenggarakan di kantor BRIN Jalan Gatot Subroto Jakarta Selatan itu menekankan pentingnya peran people-to-people connection untuk mendukung kerja sama pemerintah Indonesia dan Tiongkok. Peran pertukaran kebudayaan juga penting, mengingat Indonesia dan Tiongkok punya rekam jejak warisan sejarah yang panjang termasuk dalam dunia keislaman. Pengenalan dan penelusuran  warisan budaya yang menghubungkan kedua negara bisa menjembatani hubungan baik di antara masyarakat keduanya. Contohnya seperti situs warisan makam Sahabat Sa’ad Abi Waqqas dan mesjid Huaisheng di Guangzhou bisa memberikan kesan dan pemahaman yang baik bagi warga Indonesia tentang sejarah islam dan kehidupan muslim di Tiongkok, sehingga bisa mereduksi kesalahpahaman sebagian besar masyarakat Indonesia khususnya terkait hubungan Tiongkok dan Islam.

Warisan kebudayaan Tiongkok yang banyak terdapat di Indonesia seperti  Peninggalan Chengho di Semarang, makan nyai Ong Tien di Cirebon, dan masih banyak lagi yang tersebar di berbagai penjuru Indonesia yang menegaskan bahwa terjalinnya hubungan baik antara Indonesia-Tiongkok khususnya juga dengan Islam.

Selain itu, peran santri Indonesia yang belajar di Tiongkok yang memiliki pemahaman keagamaan yang mumpuni juga mengetahui jelas kondisi Tiongkok dengan mendapatkan pendidikan di sana juga berperan besar dalam hubungan kedua negara khususnya memberikan pemahaman yang jelas tentang kondisi Tiongkok dan Islam yang sebenarnya. Sehingga diharapkan bisa memberikan pemahaman yang benar untuk masyarakat di kedua negara demi mewujudkan kerja sama yang lebih baik.

Menurut Zuhri, diperlukan roadmap kebijakan terkait hubungan antara Indonesia seharusnya juga dibuat oleh kalangan Indonesia, sehingga ke depan, apapun yang terjadi pada hubungan kedua negara bisa jelas dan terarah. Serta untuk menghindari terjadinya kesalahpahaman antar dua negara baik di level elite maupun warga.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *