Pasalnya, Djuanda merupakan representasi sosok pemuda cerdas yang telah berkhidmat untuk bangsa dan negara di usianya yang tergolong muda.
Karenanya, menurut dia, Djuanda menjadi sosok yang patut diteladani, khususnya oleh para mahasiswa perguruan tinggi yang berada di Jalan Fatahillah, Kecamatan Sumber, Kabupaten Cirebon, itu.
“Djuanda menjadi satu-satunya menteri yang pernah menjabat di empat kementerian yang berbeda karena kecerdasannya,” kata KH Haedar Nashir saat ditemui usai peresmian Gedung Ir H Djuanda UMC, Jumat (19/8/2022).
Ia mengatakan, alumni ITB kelahiran Tasikmalaya itu pun meletakkan pondasi penting yang telah menyatukan daratan dan lautan dalam satu kesatuan Indonesia.
Pasalnya, di era kolonialisme Belanda wilayah Indonesia dipecah-pecah dan berhasil disatukan setelah PBB membuat hukum laut internasional, sehingga berdampak pada kedaulatan Indonesia.
Bahkan, Djuanda juga menolak panggilan almamaternya setelah menyelesaikan pengabdiannya pada negara, karena memilih membesarkan sekolah Muhammadiyah di Jakarta.
“Ini yang mungkin jarang orang tahu bahwa di balik besarnya pengabdian pada negara, beliau merupakan kader dan pimpinan Muhammadiyah,” ujar KH Haedar Nashir.
Pihaknya menyebut, kehadiran cucu pertama Ir H Djuanda, Ismet Wibowo, dalam peresmian tersebut menjadi kehormatan tersendiri bagi Muhammadiyah dan UMC.
Sementara Rektor UMC, Arif Nurudin, menyampaikan, dipilihnya Ir H Djuanda sebagai nama gedung baru UMC bukan tanpa alasan, karena mempunyai filosofis tersendiri.
Ia berharap, besarnya nama Ir H Djuanda dapat menginspirasi seluruh mahasiswa hingga dosen UMC untuk meneladani sosoknya yang rela berkorban demi negara.
“Terutama dalam hal besarnya semangat juang dan pengorbanan beliau untuk kemerdekaan Indonesia dari penjajahan bangsa lain,” kata Arif Nurudin.