Daftar Donatur Palestina
“Tidak, obat apa ini. Bukannya obat ini sama dengan yang kemarin,” kata dukun palsu.
“Alhamdulillah, berarti tuan sudah sembuh. Masih ingat dengan obat yang saya kasihkan kemarin. Mana bayarannya 100 dinar,” kata Abu Nawas.
Akhirnya dukun palsu itu membayar 100 dinar. Lagi-lagi dia gagal mengelabui Abu Nawas.
Tapi ternyata dukun palsu itu tidak menyerah. Dia kemudian mencari cara agar bisa mengelabui Abu Nawas. Akhirnya dia datang lagi ke rumah Abu Nawas beberapa hari kemudian.
Kali ini dia pura-pura buta. “Saya mengalami kebutaan Wahai Abu Nawas. Tolong sembuhkan saya,” kata dukun palsu itu.
“Kali ini saya tidak bisa menyembuhkan tuan. Lebih baik saya bayar 1000 Dinar,” kata Abu Nawas.
“Sekarang saya akhirnya dapat uang dari Abu Nawas,” gumam dukun dalam hati.
“Mana uangnya Abu Nawas,” lanjut dia meminta uang yang dijanjikan oleh Abu Nawas.
Kemudian Abu Nawas memberikan kantong kecil berisi uang. Ada 10 koin di dalamnya. “Ini tuan uang 1000 Dinar,” kata Abu Nawas.
“Saya periksa dulu. Loh kok hanya 10 dinar, katanya 1000 Dinar. Koinnya memang ada 10, tapi ini pecahan 1 Dinar bukan pecahan 100 Dinar,” kata dukun palsu itu marah.
“Alhamdulillah tuan sudah sembuh dari kebutaan. Buktinya sudah bisa membedakan pecahan 100 Dinar dengan 1 Dinar. Ayo bayar 100 dinar,” tuntut Abu Nawas.
Akhirnya dukun palsu itu membayar 100 Dinar ke Abu Nawas. Dia pulang dengan marah dan dongkol. Sejak saat itu dia tidak kembali lagi ke rumah Abu Nawas. Sementara uang 300 dinar Abu Nawas kembali lagi.
