Kisah Abu Nawas: GAK MASUK AKAL, Kok Bisa! Abu Nawas Menangkap dan Memenjarakan Angin

Abu Nawas Menangkap dan Memenjarakan Angin
Abu Nawas Menangkap dan Memenjarakan Angin
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Hajinews.id – Sosok Abu Nawas mungkin sudah tidak asing lagi bagi mereka kalangan muslim.

Sebab ada begitu banyak cerita unik yang mengisahkan tentang Abu Nawas.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Seperti kisah kecerdasan Abu Nawas berikut yang dalam sebuah riwayat dikisahkan bahwa, Abu Nawas pernah menangkap dan memenjarakan angin atas perintah sang raja.

Dikutip dari akun Lensa Aswaja, berikut kisahnya.

Abu Ali Al-Hasan bin Hani Al-Hakim yang dikenal sebagai Abu Nawas adalah seorang pujangga Arab, yang dilahirkan di kota Ahvaz Persia.

Pernah suatu ketika baginda raja memanggil Abu Nawas dan setelah Abu Nawas tiba di istana, maka baginda raja menyambut Abu Nawas dengan senang dan berkata:

“Akhir-akhir ini aku sering mendapat gangguan perut. Kata tabib pribadiku, aku terkena serangan angin“.

Abu Nawas pun berkata, “Maaf tuanku, apa yang bisa aku lakukan hingga aku dipanggil kesini?”. Raja pun menjawab, “Aku hanya menginginkan engkau menangkap angin dan memenjarakannya”.

Mendengar permintaan aneh itu, Abu Nawas heran dan hanya bisa terdiam. Tidak ada sepatah katapun keluar dari mulutnya. Ia tidak memikirkan bagaimana cara menangkapnya, namun yang ia bingungkan adalah bagaimana cara membuktikan bahwa yang ditangkapnya memang benar-benar angin.

Karena angin tidak bisa dilihat dan tidak ada benda yang lebih aneh dari angin.

Dan akhirnya Abu Nawas pulang ke rumahnya. Abu Nawas tidak begitu sedih, karena berpikir sudah merupakan bagian dari hidupnya bahkan suatu kebutuhan.

Karena tidak jarang Abu Nawas mendapatkan sekantung penuh uang emas, yang merupakan hadiah dari baginda raja atas kecerdikannya.

Tetapi sudah dua hari ini, Abu Nawas belum juga mendapatkan akal untuk menangkap angin, apalagi memenjarakannya. Sedangkan besok adalah hari terakhir yang telah ditetapkan oleh baginda raja.

Abu Nawas pun benar-benar putus asa dan tidak bisa tidur walau hanya sekejap. Mungkin sudah takdir sepertinya kali ini Abu Nawas harus menjalani hukuman, karena gagal menjalankan tugas dari baginda raja.

Ia berjalan dengan rasa cemas menuju istana, namun ditengah kepasrahannya ia teringat sesuatu yaitu Aladin dan lampu wasiatnya.

Abu Nawas bertanya pada dirinya, “Bukankah jin itu tidak terlihat?”.

Setelah mengingat Aladin ia merasa senang dan segera kembali pulang. Sesampai rumahnya ia secepat mungkin menyiapkan segala sesuatunya, kemudian menuju istana.

Di pintu gerbang istana, Abu Nawas langsung dipersilahkan masuk oleh para pengawal, karena baginda sedang menunggu kehadirannya.

Dengan tidak sabar baginda langsung bertanya kepada Abu Nawas, “Sudahkah engkau berhasil memenjarakan angin, wahai Abu Nawas?”. Maka dengan tenang Abu Nawas menjawab, “Sudah wahai paduka yang mulia”.

Lalu Abu Nawas mengeluarkan sebuah botol yang tertutup dan kemudian menyerahkan botol tersebut kepada baginda.

Raja ter heran dan bertanya, “Mana angin itu, hai Abu Nawas?”, Abu Nawas menjawab, “Di dalam wahai tuanku”. Raja pun berkata lagi, “Aku tidak melihat apa-apa”. Abu Nawas menjawab, “Wahai tuan, memang angin tidak bisa dilihat, tetapi bila paduka ingin tahu angin, tutup botol itu harus dibuka terlebih dahulu”.

Lantas baginda pun langsung membuka botol tersebut, namun baginda justru mencium bau busuk, yaitu bau kentut yang begitu menyengat hidungnya. Dengan sedikit emosi baginda lantas bertanya, “Bau apa ini, hai Abu Nawas?”.

Abu Nawas menjawab dengan santai, “Wahai tuan, tadi aku kentut dan aku masukkan ketut itu ke dalam botol, karena aku takut angin yang aku buang itu keluar, maka aku memenjarakannya dengan menyumbat mulut botol itu”.

Mendengar penjelasan Abu Nawas tersebut, bagindah tidak jadi marah sebab penjelasannya memang masuk akal. Dan untuk kesekian kalinya Abu Nawas selamat.

Wallahu’alam…***

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *