212 Sebagai Gerakan Kebangsaan

212 Sebagai Gerakan Kebangsaan
Yusuf Blegur
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Oleh: Yusuf Blegur

Hajinews.id – Saat para ulama, habaib dan santri ikut berjuang melawan kolonialisme dan imperialisme di bumi nusantara. Kenapa kalian tidak sebut itu sebagai gerakan politik identitas?. Ketika umat Islam mengumandangkan pekik merdeka dan takbir Allahu Akbar menjadi kekuatan spiritual dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Kenapa kalian tidak tuding itu sebagai Islam politik?. Tatkala para pemimpin-pemimpin Islam menyeru resolusi jihad untuk mengusir penjajahan di negeri ini. Kenapa kalian tidak vonis itu sebagai tindakan intoleran, radikalis, fudamentalis dan bahkan teroris.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Kenapa?, kenapa?, kenapa?. Apakah kalian bisa jawab?.

Lahir sebagai antitesa terhadap semua gangguan dan potensi konflik kebangsaan. Gerakan 212 sesungguhnya, menjaga sekaligus membentengi demokrasi dan konstitusi. 212 tidak sekedar sedang menyoal masalah keagamaan. Tidak juga reaksioner hanya pada perilaku seseorang seperti Basuki Tjahaya Purnama alias Ahok. Silaturahim dan ukhuwah Islamiah terbesar sepanjang republik berdiri yang situasional, monumental dan begitu emosional. Membuktikan kejahatan sekalipun dapat ditundukkan dengan kebaikan. Kebenaran dan kesabaran akan selalu bersama memenangkan peperangan sekalipun harus berhadapan dengan musuh yang dzolim. Shalat tahajud, dzikir dan shalawat yang di laksanakan di Masjid At Tin TMII pada tanggal 2 Desember 2022 atau bertepatan dengan 8 Jumadil Awal 1444 H. Menjadi ajang pembuktian kepada seluruh rakyat Indonesia dan dunia, bahwasanya Islam menjadi agama pembebasan sekaligus agama disiplin dan keteraturan. Islam bukan ancaman bukan teror atau juga bahaya. Justru sebaliknya Islam membawa kemaslahatan global. Refleksi dan evaluasi seperti itu mendorong 212 seperti telah menjadi representasi dari perwujudan syariat Islam yang penuh kasih sayang, menampilkan keteduhan dan kesejukan, serta menjamin keberlangungan nilai-nilai universal dalam kehidupan dunia, kapanpun dan bagi siapapun.

212 bukanlah sekedar tangggal atau angka-angka. Ia juga bukan sekedar menjadi istilah atau perumpamaan sebuah organisasi atau komunitas. 212 telah menjadi spirit, 212 telah menjadi jiwa, 212 juga telah menjadi roh dari perjuangan umat Islam. 212 telah berhasil mengagregasi partikel-partikel bebas keumatan, yang selama ini berkeliaran dalam aliran dan mahzab Islam.
212 telah mempersempit jarak di antara umat Islam, ketika terjebak pada soal-soal NU atau Muhamadiyah dlsb., struktural atau kultural, tradisional atau modern, hingga sampai pada terkait dengan persoalan teknis seperti dengan atau tanpa doa qunut, misalnya. 212 telah membangun pondasi persatuan dan kesatuan umat Islam yang menopang bangunan kebangsaan Indonesia. 212 sekaligus telah menjadi trigger dalam memecah kebekuan dan stagnasi dinamika politik Islam. Sebuah entitas keagamaan yang pada hakekatnya menjiwai serta selaras dengan Pancasila, UUD 1945 dan NKRI. Dengan kata lain, Islam yang ditampilkan dalam performans 212, bersenyawa dengan prinsip-prinsip nasionalisme dan patriotisme. 212 juga diharapkan mampu membersamai kehidupan yang pluralis baik secara internal maupun eksternal. Mengayomi semua kebhinnekaan dan kemajemukan, 212 harus gamblang merasionalkan Islam tidak anti perbedaan. Islam hanya gandrung pada kedamaian, kemakmuran dan keadilan. Betapapun mahal harganya untuk dapat mengenyamnya.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *