Untung Rugi Mengikuti Ilmu Kalam

Memenangkan Hati Rakyat
Hasanuddin (Ketua Umum PBHMI 2003-2005), Redaktur Pelaksana Hajinews.id
banner 678x960

banner 678x960

Daftar Donatur Palestina



Lalu bagaimana dengan musuh-musuh yang hanya ada dalam imajinasi kita? Yang kita menghabiskan banyak waktu untuk berdebat tentang itu, padahal tidak pernah melihat wujudnya? Dan mereka tidak pernah berkata apa pun tentang kita, bahkan mungkin kita tidak pernah berjumpa dengan mereka? Bukankah sesungguhnya kita menciptakan musuh dalam diri kita sendiri, lalu kita pula yang mendebatnya?

Konstribusi aliran-aliran atau Mazhab ilmu Kalam dalam merusak persaudaraan sesama muslim, maupun lebih luas antara sesama manusia itu sungguh luar biasa dalam perkembangan sejarah perjalanan Risalah Kenabian. Bahkan hingga hari ini.

Bacaan Lainnya
banner 678x960

banner 400x400

Suatu waktu Suhrawardi berkunjung kepada Syeikh Abdul Qadir Al-Jilani memohon agar diberi petunjuk mana diantara aliran dalam ilmu Kalam itu yang terbaik. Syeik Abdul Qadir Al-Jilani dengan lemah lembut berkata; ilmu itu tidak akan mengantarmu bertemu dengan Rabbmu. Tinggalkanlah!

Apakah itu berarti mengikuti Mazhab ilmu Kalam memiliki nilai manfaat yang besar? Wallahu a’lam bissawab “Maha Suci Allah, Dialah Yang Maha Mengetahui segala sesuatu, karena Ilmu-Nya meliputi segala sesuatu.

Ketika seorang meninggal dan tidak mengetahui dan atau tidak mengerti istilah-istilah para ahli ilmu Kalam atau ahli penalaran rasional, seperti tentang substansi dan aksidensi, Allah SWT tidak akan menanyakan hal-hal seperti itu. Adapun yang ditanyakan Allah kelak adalah kewajiban-kewajiban taklif yang dibebankan kepada mereka.

Jika seseorang benar-benar telah beriman kepada Al-Qur’an hendaklah seseorang itu mengambil akidahnya dari Al-quran dengan tanpa takwil agar terhindar dari penyimpangan. Demikian pesan Ibnu Arabi.

Lebih lanjut Ibnu Arabi berpesan, hindarilah perdebatan dengan menggunakan ilmu Kalam, karena dikhawatirkan menimbulkan kebencian. Sebab hanya sedikit diantara penganut jalan tersebut yang dapat terlepas dari penyimpangan atau memiliki waktu dan kesempatan untuk menyibukkan dirinya dengan latihan spritual, dan perbaikan diri (riyadah). Disebabkan karena mereka sibuk memikirkan orang lain yang dalam imajinasinya adalah “musuh-musuh” yang harus dilawan. Padahal bisa jadi itu hanya musuh khayalannya saja.

Allah SWT berfirman: “Dan Kami turunkan (Al-Qur’an) sesuatu yang bisa menjadi penawar dan Rahmat bagi orang-orang yang beriman” (QS. 37: 82).

Apakah kami mesti menghimbau agar anda tinggalkan Mazhab Kalam seperti (Mu’tazilah, Jabariah, Qadariah, Wahabiah, dll), ?

Kami kira jika uraian diatas telah dipahami, himbauan tidak lagi anda butuhkan untuk bersegera meninggalkannya.

Lalu kembalilah kepada Al-quran, dan bersungguh-sungguh lah dalam menaati Allah dan Rasul-Nya.

banner 800x800

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *